• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Tesis
  • Pandangan tentang Keselamatan Ahl al-Kitab dalam Tafsīr Al-Marāghī

Pandangan tentang Keselamatan Ahl al-Kitab dalam Tafsīr Al-Marāghī

  • Tesis
  • 15 June 2011, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Judul: Pandangan tentang Keselamatan Ahl al-Kitab dalam Tafsīr Al-Marāghī

Penulis: Nafis Irkhami (CRCS, 2005)

Kata-kata Kunci: Al-Maraghi, Tafsīr al-Maraghī, ahl al-kitāb, keselamatan

Abstrak:


Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang utuh tentang pandangan keselamatan ahl al-kitab, yaitu Yahudi dan Nasrani, dalam tafsir al-Maraghi. Penelitian tesis ini sepenuhnya didasarkan pada penelitian kepustakaan (library research). Sumber utama yang menjadi obyek penelitian adalah kitab Tafsīr al-Maraghī karya Syaikh Ahmad al-Maraghi. Selanjutnya hasil penelitian dirumuskan dan dianalisis melalui analisis isi (content analyze). Metode penulisan tesis ini melibatkan penggunaan indeks ayat al-Qur’an (concordance), pembacaan yang teliti atas teks ayat dan pengkajian penafsiran al-Maraghi atas ayat-ayat yang berkaitan. Beberapa ayat dikumpulkan dengan merujuk pada frase-frase yang menunjuk secara langsung kepada kaum Yahudi dan Nasrani maupun merujuk pada frase-frase yang tidak secara langsung menunjuk pada dua komunitas ini. Setelah dikumpulkan, ayat-ayat yang berkaitan diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok sesuai dengan gagasan yang dikandungnya. Kelompok pertama terdiri dari ayat-ayat yang berbicara tentang apresiasi al-Qur’an terhadap komunitas agama tersebut, baik apresiasi positif maupun negatif. Kelompok kedua merupakan ayat-ayat yang memuat konsekuensi logis dari kedua bentuk apresiasi tersebut, yaitu tentang keselamatan dan ketidakselamatan bagi mereka. Langkah selanjutnya adalah menemukan ayat-ayat tersebut dalam Tafsīr al-Maraghī dan menganalisis bagaimana al-Maraghi menafsirkannya.

 

Berdasarkan analisis terhadap penafsiran-penafsiran al-Maraghi tentang keselamatan ahl al-kitāb dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ahl al-kitāb yang telah pasrah dan menundukkan diri kepada Allah, atau telah islām (dengan i kecil) maka ia akan memperoleh keselamatan. Namun dalam berbagai penafsirannya al-Maraghi juga menyatakan bahwa sebagian besar dari mereka tidak dapat dikategorikan sebagai orang-orang beriman yang benar, sebab mereka telah mengingkari fitrah mereka –yaitu melakukan kekufuran, kemusyrikan dan kefasikan.

 

Dualisme konsep soteriologi ahl al-kitāb al-Maraghi dalam menafsirkan ayat-ayat tentang keselamatan bagi ahl al-kitāb tersebut dapat dipahami dengan penjabarannya tentang pembatasan bagi ahl al-kitāb yang selamat. Al-Maraghi membatasi bahwa keselamatan ahl al-kitāb adalah didasarkan pada parameter keberimanan mereka kepada risalah Muhammad SAW atau didasarkan keIslaman mereka dalam arti sebagai agama. Pembatasan yang sangat eksklusif ini, menurutnya, sebenarnya telah diindikasikan dalam kitab-kitab nabi terdahulu. Meskipun demikian, secara umum dapat disimpulkan bahwa pandangan-pandangan al-Maraghi tentang keselamatan ahl al-kitāb lebih cenderung inklusif. Hal ini dapat disimpulkan dari fakta kuantitatif.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

A M P A T Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan A M P A T
Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan aksi simsalabim dengan mencabut empat konsesi tambang di salah satu gugusan Red Line. Aksi "heroik" itu terlihat janggal ketika perusahaan yang paling bermasalah dalam perusakan lingkungan, bahkan yang menjadi pusat viral, justru dilindungi. Tentu bukan karena cocokologi dengan nama Raja Ampat sehingga hanya empat perusahaan yang dicabut konsesinya. Bukan cocokologi juga ketika Raja Ampat akan menjadi lokus tesis yang akan diuji esok di CRCS UGM. Berkebalikan dengan aksi badut jahat di Raja Ampat, @patricia_kabes akan bercerita bagaimana komunitas masyarakat di Aduwei mengelola laut dengan lestari melalui sasi. Berangkat dari negeri timur, peraih beasiswa LPDP ini justru menjadi yang pertama di angkatannya untuk menambahkan dua huruf pada akhir namanya.
For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju