• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Academic Documents
    • Student Satisfaction Survey
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Tesis
  • Dui' Menre' dalam Pernikahan Bugis Bone di Sulawesi Selatan

Dui' Menre' dalam Pernikahan Bugis Bone di Sulawesi Selatan

  • Tesis
  • 17 June 2011, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Judul: Dui’ Menre’ dalam Pernikahan Bugis Bone di Sulawesi Selatan

Penulis: Juhansar Andi Latief (CRCS, 2009)

Kata-kata Kunci: dui’ ménré, pernikahan, Bugis, Bõné, Adat, dan Agama

Abstract:


Penelitian ini bertujuan untuk menemukan aksiologi dalam budaya dui’ menre’ pada pernikahan Bugis Bone di Sulawesi Selatan yang masih tetap eksis di tengah-tengah modernisasi sekarang ini, serta untuk mengidentifikasi dan menggambarkan peran tradisi kecil dan tradisi besar di dalamnya. Gambaran dan argumentasi mengenai hal-hal tersebut dilakukan melalui analisis terhadap bentuk, dasar pertimbangan, prinsip-prinsip yang diberlakukan, dan akibat-akibat sosial budaya dalam tatanan kehidupan masyarakat serta pemecahannya.

 

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan fokus kajian pada budaya dui’ menre’ dalam pernikahan Bugis Bone di Sulawesi Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi lapangan mengenai bentuk, tata cara, dan prosesi yang diberlakukan dalam budaya tersebut; wawancara mendalam terhadap para tokoh budaya, agama, masyarakat, pemerintah, dan pelaku itu sendiri; serta dokumentasi berupa gambar dan rekaman mengenai budaya tersebut. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosio-antropologis dan dipaparkan secara deskriptif kualitatif.

 

Penelitian ini menunjukkan bahwa budaya dui’ menre’ dalam pernikahan Bugis Bone masih tetap eksis meskipun telah mengalami pelbagai macam pergeseran termasuk pelebaran nilai, arti, dan tujuan dari yang sebelumnya. Oleh karena itu, pengingkaran-pengingkaran serta polemik baik antara adat itu sendiri maupun adat dan agama turut serta mewarnai budaya tersebut. Hal itu terjadi demi mengangkat harkat, martabat, harga diri dalam mempertahankan ‘budaya prestise’ mereka, dan untuk mendapatkan pengakuan masyarakat, serta karena memudarnya kekuasaan politik tradisional yang menyebabkan lahirnya ‘pemerkosaan adat’ demi suatu pemenuhan ‘kebutuhan’. Dalam pemenuhan tersebut, keran negosiasi pun terbuka bagi mereka sebagai sebuah jalan guna menuai legitimasi baru.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

What if healing isn’t about fixing the self, but What if healing isn’t about fixing the self, but remembering we were never alone?
Stories of students, suffering, and spiritual friendship might unfold into a quiet revolution: from therapy rooms to circles of compassion. Drawing on Buddhist psychology — Karuna, Anatta, Kalyanamitta — this talk reimagines mental health not as survival, but as shared awakening. A vision of care rooted in community, tenderness, and courage to belong again.

Come and join #wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
S E L E P AS Tubuh adalah teks yang tak selesai d S E L E P AS

Tubuh adalah teks yang tak selesai dibaca. Di dalamnya, sejarah bergetar dan menggema. Bukan di kepala, melainkan otot, sendi, dan mata. Kadang tubuh mengingat sesuatu yang tak pernah diucapnya. Gerak yang lahir dari diam, dari ingatan yang lebih tua dari bahasa. Poshumanisme ingin mengingatkan kita, bahwa manusia perlu belajar berhenti menjadi pusat dari segalanya. Saat tubuh tak lagi berkuasa, ia pun pulang pada semesta, yang diam-diam menari bersama.

Simak artikel dan video dari Yuliana Meneses Orduño pada seri amerta di situs web CRCS UGM.

Jangan lupa akan ada lokakarya Amerta Movement di perayaan 25 Tahun CRCS, 21-22 Oktober 2025 🍀
🎉🎁 Kado Istimewa untuk 25 Tahun CRCS UGM! 🎁🎉

Beberapa pekan ke depan CRCS UGM akan merayakan perjalanan 25 tahunnya yang penuh makna. Akreditasi FIBAA Premium Seal, penghargaan internasional bergengsi yang hanya diberikan kepada program studi yang melampaui standar kualitas di 25++ kategori ini, menjadi kado awal yang manis.
Ini bukan sekadar cap prestasi; ini adalah titik tengaran CRCS UGM untuk terus membangun jembatan keilmuan, kemanusiaan, dan keadilan yang melintas sekat.

Terima kasih kepada semua yang telah menjadi bagian dari perjalanan luar biasa ini: mahasiswa, dosen, staf, alumni, mitra, juga kalian semua yang setia di mayantara. Mari kita lanjutkan langkah bersama menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Adil, Setara, Selaras!

Jangan lupa, rayakan bersama Anniversary ke-25 CRCS UGM, 21-22 Oktober 2025, di kampus kita!
Tanpamu kurang satu.
On social media, mental health is often presented On social media, mental health is often presented as a form of entertainment. 🎥 Take Purnomo Belajar Baik, a popular YouTube channel with over 2 million subscribers, which posts videos about the so-called ‘insane’ to entertain its audience. What’s the catch? While these videos claim to promote care for those with mental health struggles, they also turn ‘madness’ into something to laugh at.

This study dives deep into how ‘madness’ is sensationalised on Indonesian social media. It explores how a mix of religion, law enforcement, medical practices, and digital media all play a role in this spectacle. Is it really care, or are we watching the exploitation of those who need help, disguised as entertainment?

Come and join #wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY