Ngolah Doyo (Cultivating Energy)
Through this video, Rifa Fitriana embraces movement as a living process—an ongoing dialogue between body, space, and presence—allowing gestures to emerge organically, free from rigid patterns. This approach, embodied in her movement practice Ngolah Doyo, reflects the principles of Amerta Movement, cultivating awareness and transforming movement into a meditative experience. Her exploration invites others to approach dance and movement as a holistic practice, fostering authenticity, presence, and self-discovery.
—
Melalui video ini, Rifa merangkul gerakan sebagai proses yang hidup—dialog berkelanjutan antara tubuh, ruang, dan kehadiran—yang memungkinkan gerakan muncul secara organik, bebas dari pola yang kaku. Pendekatan ini, yang diwujudkan dalam praktik gerakannya Ngolah Doyo, mencerminkan prinsip-prinsip Gerakan Amerta, yang menumbuhkan kesadaran dan mengubah gerakan menjadi pengalaman meditatif. Eksplorasinya mengajak orang lain untuk mendekati tari dan gerakan sebagai praktik holistik, yang menumbuhkan keaslian, kehadiran, dan penemuan diri.
_____________________
Rifa Fitriana is an alumna of the Performing Arts and Visual Arts Studies program at the University of Gadjah Mada (2021), where she focused on dance studies. Currently, Rifa works as a Cultural and Social Affairs Officer at the Indonesian Consulate in Perth, where she continues to share her passion for the arts and cultural exchange. Deeply inspired by Amerta Movement, the improvisational and meditative approach developed by Suprapto Suryodarmo (Mbah Prapto), Rifa has developed a unique movement practice that bridges dance, mindfulness, and personal exploration. Rifa was also a Research Assistant on the Dialogue Moves project with Emma Meehan, researching the topic of dialogue in Amerta Movement in Indonesia.
Rifa Fitriana adalah alumnus Program Studi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa di Universitas Gadjah Mada (2021), tempat ia berfokus pada studi tari. Saat ini, Rifa bekerja sebagai Petugas Urusan Sosial dan Budaya di Konsulat Indonesia di Perth yang menjadi ruang baginya untuk terus berbagi hasratnya terhadap seni dan pertukaran budaya. Sangat terinspirasi oleh Amerta Movement, pendekatan improvisasi dan meditasi yang dikembangkan oleh Suprapto Suryodarmo (Mbah Prapto), Rifa telah mengembangkan praktik gerakan unik yang menjembatani tari, kesadaran, dan eksplorasi pribadi. Rifa juga pernah menjadi asisten riset pada proyek Dialogue Moves bersama Emma Meehan, yang meneliti topik dialog dalam Amerta Movement di Indonesia.