“Purification, Offering, Surrender” is an interpretation of Amerta Movement by Djarot Darsono, one of the disciples of Suprapto Suryodarmo since the 1990s. Djarot is a dancer, actor, and choreographer.
—
“Purification, Offering, Surrender” merupakan tafsir Joged Amerta karya Djarot Darsono, salah satu murid Suprapto Suryodarmo sejak tahun 1990-an. Djarot adalah seorang penari, aktor, dan koreografer.
______________________
Panji Satrio is a cultural studies academic from Solo. His experience with Amerta Movement began in the environment where he grew up, close to Taman Budaya Surakarta (now Taman Budaya Jawa Tengah) and Lemah Putih. In those places, he came to know Mbah Prapto (Suprapto Suryodarmo) from an early age. He can no longer recall the first time he saw Amerta Movement, but remembers being deeply immersed every time he saw Mbah Prapto perform it.
Djarot Budi Darsono was born in 1961, lives and works in Solo, as dancer, actor, and theatre director. His works are based on his continuously research on the sociopolitical phenomenon and humanity issues in his country. Djarot has been collaborating with other artists and has presented his works in Indonesia as well as abroad. He is one of the founder of Studi Taksu, a community based artists group in Solo.
Panji Satrio adalah akademisi Kajian Budaya yang berasal dari Kota Solo. Pengalaman saya dengan Amerta Movement berawal dari lingkungan tempat saya tumbuh yang dekat dengan Taman Budaya Surakarta (kini Taman Budaya Jawa Tengah) dan Lemah Putih. Di dua tempat tersebut, saya mengenal Mbah Prapto, panggilan saya kepada Suprapto Suryodarmo, sejak kecil. Saya sudah tidak dapat mengingat kapan kali pertama menyaksikan Gerak Amerta, namun yang pasti saya selalu dapat hanyut suasana setiap kali melihat Mbah Prapto melakukan Gerak Amerta..
Djarot Budi Darsono lahir pada tahun 1961, tinggal dan bekerja di Solo, sebagai penari, aktor, dan sutradara teater. Karya-karyanya didasarkan pada penelitiannya yang berkelanjutan tentang fenomena sosial-politik dan isu-isu kemanusiaan di Indonesia. Djarot telah berkolaborasi dengan banyak seniman dan telah menampilkan karyanya di Indonesia maupun di luar negeri. Ia adalah salah satu pendiri Studi Taksu, sebuah kelompok seniman berbasis komunitas di Solo.