• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Opini
  • Politik Sowan Kiai

Politik Sowan Kiai

  • Opini
  • 1 July 2014, 15.31
  • Oleh:
  • 0

Opini | CRCS | Ahmad Khotim Muzakka

 

Ahmad Khotim MuzakkaPEREBUTAN RI-1 semakin menarik ketika masing-masing kubu—baik Prabowo Subianto maupun Joko Widodo—berhasil menarik gerbong yang memiliki hubungan dengan kiai dan pesantren. Tidak bisa ditampik bahwa restu kiai memiliki nilai dan diduga kuat bisa menjadi penarik massa pemilih.

 

Hadirnya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di kubu Jokowi-Jusuf Kalla merepresentasikan perwakilan ”partai kiai” karena secara historis dan ideologis partai ini lahir dari rahim pemikiran para kiai. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sang pendiri partai, merupakan contoh nyata bahwa partai ini memiliki hubungan historis kental dengan dunia kiai meskipun, pada akhirnya, terjadi pecah kongsi antara kubu Muhaimin Iskandar dan Gus Dur. Namun, aroma tersebut masih melekat kuat.

 

Kubu Prabowo-Hatta Rajasa didukung lebih banyak partai Islam. Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Keadilan Sejahtera merupakan lumbung yang signifikan jika bisa digarap dengan lebih elegan. Di atas kertas, dukungan partai Islam memang signifikan. Namun, waktu kampanye, debat calon presiden (capres), dan berbagai faktor lainnya bisa berperan mengubah konstelasi suara.

 

Baca selanjutnya di  http://epaper1.kompas.com/ atau http://nasional.kompas.com/  

 

Ahmad Khotim Muzakka

Mahasiswa Program Studi Agama dan Lintas Budaya/CRCS

Sekolah Pascasarjana, UGM.

 

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY