• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Video Amerta
  • Amerta

Amerta

  • Video Amerta
  • 21 March 2025, 18.09
  • Oleh: crcs ugm
  • 0

_____________________

Sephia Putri Fatima originally from Semarang, entered the arts scene during her studies at ISI Surakarta, majoring in Ethnomusicology. She studied cultural writing about music. Sephia joined an internship program at the Omah Mili studio, learning from its owner, Ayu Wardani, a graduate in dance from ISI Surakarta. Sephia’s interest in Amerta began when Ayu introduced her to it (having been a student of Mbah Prapto). Sephia learned techniques such as the circle technique, body cleansing (basuh badan), and sapa jagad (greeting the world), which she developed into performances at national and international events. Ayu Wardani taught her from various perspectives and also invited her to train in Sardiwa, a development of Joged Amerta. As a continuation, Sephia is pursuing her postgraduate studies at Universitas Sebelas Maret to further develop cultural theory and write about Sardiwa.

Sephia Putri Fatima berasal dari Semarang, masuk di dunia kesenian saat kuliah di ISI Surakarta jurusan Etnomusikologi, tempatnya  mempelajari penulisan tentang budaya musik. Mulai semester 5, ia  mengikuti magang mata kuliah Sumber Daya Kesenian di sanggar Omahmili dan belajar dengan pemilik sanggar (Ayu Wardani), lulusan ISI Surakarta jurusan Seni Tari. Ia tertarik dengan Amerta saat Ayu Wardani memberikan ilmu tentang Amerta. Ayu ialah  anak didik mbah prapto yang mengembangkan  teknik lingkaran, teknik basuh badan, dan teknik sapa jagad dan menjadikannya  pertunjukan seni di tingkat nasional hingga internasional. Ayu wardani banyak memberikan ilmu dari banyak sudut pandang. Ayu Wardani juga mengajaknya untuk berlatih tentang Sardiw,  perkembangan dari Joged Amerta. Sephia melanjutkan kuliah di Pascasarjana Universitas Sebelas Maret untuk mengembangkan teori budaya dan menulis tentang Sardiwa.

Tags: Sephia Putri Fatima Video Amerta

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

A M P A T Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan A M P A T
Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan aksi simsalabim dengan mencabut empat konsesi tambang di salah satu gugusan Red Line. Aksi "heroik" itu terlihat janggal ketika perusahaan yang paling bermasalah dalam perusakan lingkungan, bahkan yang menjadi pusat viral, justru dilindungi. Tentu bukan karena cocokologi dengan nama Raja Ampat sehingga hanya empat perusahaan yang dicabut konsesinya. Bukan cocokologi juga ketika Raja Ampat akan menjadi lokus tesis yang akan diuji esok di CRCS UGM. Berkebalikan dengan aksi badut jahat di Raja Ampat, @patricia_kabes akan bercerita bagaimana komunitas masyarakat di Aduwei mengelola laut dengan lestari melalui sasi. Berangkat dari negeri timur, peraih beasiswa LPDP ini justru menjadi yang pertama di angkatannya untuk menambahkan dua huruf pada akhir namanya.
For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju