• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 132
Pos oleh :

HIBAH BERSAING PENELITIAN BENCANA DALAM PERJALANAN WAKTUNYA

Berita Wednesday Forum Thursday, 10 June 2010

Tak terasa telah dua tahap CRCS menggarap program Hibah Bersaing Penelitian yang bertajuk “Bencana dan Respon: Kajian Integratif Agama, Sains dan Budaya.”? Tahap pertama yang diawali pada akhir tahun 2008 telah memasuki masa pelaporan. Sedangkan tahap kedua sedang memasuki tahap workshop dan proses seleksi 10 proposal terbaik.

Hibah Kompetisi Penelitian ini diikuti oleh kalangan akademisi, peneliti, dan aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat dari berbagai penjuru tanah air. Sebagian proposal penelitian itu dikerjakan perorangan, sedangkan sebagian yang lain secara kelompok.

Tren Baru Urban Elite Sekolah Islam: Sebuah Studi Kasus di Yogyakarta

Berita Wednesday Forum Thursday, 10 June 2010

Kombinasi antara kebangkitan Islam dan kelas menengah di Indonesia menghasilkan pasar baru bagi pendidikan Islam: munculnya elite perkotaan sekolah-sekolah Islam. Kombinasi ini terjadi pada 1990-an karena ada banyak kelas menengah Muslim membelanjakan uang mereka untuk mendidik anak-anak mereka di sekolah dasar dengan biaya yang sangat mahal, yang lebih mahal dibanding biaya kuliah di sebuah universitas negeri. SD Islam ini tidak seperti banyak lembaga pendidikan Islam tradisional lainnya, karena secara garis besar tidak secara langsung terhubung ke organisasi Islam lama seperti NU atau Muhammadiyah, tetapi lebih merupakan yayasan atau waralaba yang independen. Namun, ketegangan antara organisasi-organisasi Islam yang bermain, khususnya di kalangan NU, Muhammadiyah dan PKS, juga terjadi dalam model-model kontestasi di ruang baru ini.

CRCS & ICRS Wednesday Forum: "Tren Baru dalam Sekolah Islam Masyarakat Urban Elit: Studi Kasus di Yogyakarta"

Berita Wednesday Forum Thursday, 10 June 2010

Kami mengundang mahasiswa CRCS dan ICRS, fakultas dan rekan-rekan lainnya untuk berpartisipasi dalam CRCS & ICRS Wednesday Forum minggu ini. Forum kali ini akan menghadirkan KAREN BRYNER sebagai pembicara , yang akan berbicara tentang “Tren Baru dalam Sekolah Islam Masyarakat Urban Elit: Studi Kasus di Yogyakarta”. Informasi mengenai forum ini dapat dibaca di bawah ini.

Hari/tanggal: Rabu, 3 Februari 2010
Waktu: 12.30 – 14.30 WIB (gratis makan siang)
Tempat: Ruang 306, UGM Sekolah Pascasarjana Jln. Teknika Utara Pogung
Pembicara: Karen Bryner

Dakwah Islam di Komunitas Nelayan Muslim di Muslim (Kupang, NTT)

Berita Wednesday Forum Thursday, 10 June 2010

Wednesday Forum pada tanggal 16 December 2009 mengundang Uma atau Subhani Kusma Dewi. Uma menyelesaikan Masternya dari CRCS UGM dan ia mendapatkan gelar B.A dari kajian Filsafat Islam University Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dalam presentasinya, Uma melihat bahwa kedatangan Islam di Nusa Tenggara Timur adalah sekitar abad 15 and dan pada bada 18 kedatangannya telah melibatkan banyak elemen yang bukan hanya diliputi misi-misi perdagangan, tapi juga aktivitas nelayan di wilayah perairan, hal ini pula menunjukkan bahwa peranana ulama sebagai agen persebaran agama kembali teruji. Beberapa kelompok Islam ini terpinggirkan dalam laporan sejarah, meskipun mereka mempunyai pengaruh penting yang tidak dapat diabaikan.

Tiga Alasan Mengapa Kita Harus Mencari Kebenaran Secara Serius

Berita Wednesday Forum Thursday, 10 June 2010

Wednesday Forum pada tanggal 9 December 2010 mengundang Dr Phill Enns untuk berbicara tentang pencarian makna kebenaran. Dr. Enns pernah diundang sebagai dosen tamu di CRCS UGM pada tahun 2008 dan mengajar “Introduction to Postmodernism”. Sebelumnya ia mengajar di Gindiri College of Theology di Nigeria dan Brock University.

Dalam presentasinya, Dr. Enns melihat bahwa bicara tentang budaya harus diperhatikan pada konteks dan perspektif. Jenis perbincangan ini merupakan refleksi pada diri yang dalam kenyataannya telah terbukti sangat berharga baik untuk mengakses wawasan secara luas. Namun, salah satu konsekuensi dari wacana yang muncul terutama dari ilmu-ilmu sosial, adalah keengganan di pihak para sarjanawan untuk menganggap diri mereka sendiri sebagai bagian dari proyek yang lebih besar dalam mengejar kebenaran. Dr Enns sangat menyayangkan hal ini.

Perbedaan yang Membuat Kita Sama: Etnisitas sebagai Kerangka Identitas Kultural orang Minahasa yang Multi Relijius

Berita Wednesday Forum Thursday, 10 June 2010

Wednesday Forum pada tanggal 25 November 2009 mengundang Kelli A Swazey, seorang kandidat Ph. D dari Jurusan Anthropology University of Hawai’i, Manoa. Dalam forum ini Swazey menjelaskan tentang identitas menjadi orang Kristen di Minahasa. Seperti tempat lainnya di Indonesia yang didatangi oleh misionaris Kristen pada awal periode kolonial, wilayah Sulawesi Utara yang dikenal sebagai Minahasa juga sangat kuat diasosiasikan dengan warisan Kristennya. Hubungan yang dapat dilihat antara orang Minahasa dan Kristen bukan hanya tampak dari populasinya, namun juga melalui rasa kebudayaan orang Minahasa dan ajaran Kristen yang tercampur menjadi satu. Meskipun demikian, penduduk non Kristen di wilayah ini ditandai berbeda secara etnis.

1…130131132133134…190

Instagram

Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
R A G A Ada beberapa definisi menarik tentang raga R A G A
Ada beberapa definisi menarik tentang raga di KBBI. Raga tidak hanya berarti tubuh seperti yang biasa kita pahami dalam olah raga dan jiwa raga. Raga juga dapat berarti keranjang buah dari rotan, bola sepak takraw, atau dalam bahasa Dayak raga berarti satuan potongan daging yang agak besar. Kesemua  pengertian itu menyiratkan raga sebagai upaya aktif berdaya cipta yang melibatkan alam. Nyatanya memang keberadaan dan keberlangsungan raga itu tak bisa lepas dari alam. Bagi masyarakat Dondong, Gunungkidul, raga mereka mengada dan bergantung pada keberadaan telaga. Sebaliknya, keberlangsungan telaga membutuhkan juga campur tangan raga warga. 

Simak pandangan batin @yohanes_leo27  dalam festival telaga Gunungkidul di web crcs ugm
K O S M O P O L I S Kosmo bermakna semesta, sement K O S M O P O L I S
Kosmo bermakna semesta, sementara polis itu mengacu pada kota yang seupil. Sungguh istilah oksimoron dengan daya khayal maksimal. Namun, nyatanya, yang kosmopolis itu sudah hadir sejak dulu dan Nusantara adalah salah satu persimpangan kosmopolis paling ramai sejagad. Salah satu jejaknya ialah keberadaan Makco di tanah air. Ia bukan sekadar dewa samudra, melainkan kakak perempuan yang mengayomi saudara-saudara jauhnya. Tak heran, ketika sang kakak berpesta, saudara-saudara jauh itu ikut melebur dan berdendang dalam irama kosmopolis. Seperti di Lasem beberapa waktu silam, Yalal Wathon dinyanyikan secara koor oleh masyarakat keturunan tionghoa dan para santri dengan iringan musik barongsai. Klop!

Simak ulasan @seratrefan tentang makco di situs web crcs!
At first glance, religious conversion seems like a At first glance, religious conversion seems like a one-way process: a person converts to a new religion, leaving his old religion. In fact, what changes is not only the person, but also the religion itself. The wider the spread of religion from its place of origin, the more diverse the face of religion becomes. In fact, it often gives birth to variants of local religious expressions or even "new" religions. On the other hand, the Puritan movement emerged that wanted to curb and eradicate this phenomenon. But everywhere there has been a reflux, when people became disaffected with Puritan preachers and tried to return to what they believed their religion was before.

Come and join the #wednesdayforum discussion  at the UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju