• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 143
Pos oleh :

Kontradiksi Matius?

Berita Wednesday Forum Friday, 9 April 2010

 

Tema untuk Wednesday Forum pada tanggal 31 Maret 2010 adalah “Kontradiksi Matthew” disampaikan oleh Ahmad Saber, seorang mahasiswa ICRS-Yogya. Forum ini diadakan di Ruang 306 di Gedung Sekolah Pascasarjana, dan Dr Robinson Rajagukguk bertindak sebagai moderator.

Dalam presentasinya, pembicara, yang akrab dipanggil Saber oleh rekan-rekannya di ICRS dan CRCS, mengungkap berbagai kontradiksi telah ia temukan dalam ajaran Kristen khususnya Alkitab Perjanjian Baru.

Saber mengatakan bahwa telah banyak buku yang tak terhitung jumlahnya diterbitkan oleh sarjana Kristen dengan mengangkat topik tentang berbagai kontradiksi dalam Alkitab. Meskipun demikian, ia mengatakan, sebagian besar buku-buku tersebut telah mempunyai berbagai jalur penafsiran berbeda. Ada yang bersifat mendamaikan setiap perbedaan melalui abstraksi dan sebagainya, dan ketika ayat-ayat tersebut disajikan dengan dua versi yang saling bertentangan satu cerita dalam Alkitab para sarjanawan Kristen hanya memilih satu yang menurut mereka secara pribadi lebih suka dan mengklaim bahwa yang lain adalah kesalahan juru tulis, atau klaim bahwa Yesus tidak lebih dari legenda dan mitos, dan bahwa Alkitab, para rasul, dan bahkan Yesus sendiri hanyalah imajinasi seseorang. Saber, di sisi lain, tidak sepakat dengan berbagai jenis perbedaan ini. Dia, bagaimanapun juga, mengambil penafsiran lain yang berbeda yaitu bahwa Yesus memang seorang nabi yang benar dari Tuhan, tetapi bahwa pesan-Nya dikorupsi oleh orang-orang yang datang sesudah dia untuk keuntungan pribadi.

Tradisi Perkawinan dalam Kultur Yahudi

Berita Wednesday Forum Friday, 9 April 2010

Tema diskusi yang diadakan oleh CRCS-ICRS dalalm Wednesday Forum pada 24 Maret 2010 adalah “Pengkultusan atau Subordinasi? Tradisi Perkawinan Yahudi dan Alternatifnya dalam Sastra Rabinik” dipresentasikan oleh Melanie Landau dari Centre for Jewish Civilisation di Monash University. Dr Siti Syamsiatun bertindak sebagai moderator. Pada forum kali ini lain dari biasanya karena menggunakan video conference yang dilakukan di Ruang Konferensi Fakultas Hukum, UGM.

Landau membahas unsur-unsur tradisional perkawinan Yahudi, yakni dua institusi penegak hukum untuk memodifikasi perkawinan Yahudi dan penafsiran terhadap untuk pernikahan tradisional. Ia juga memasukkan aspek untuk mendapatkan perempuan oleh laki-laki, seperti yang dijabarkan dalam teks-teks kuno para rabi di abad pertengahan.

Marriage Tradition in Jewish Culture

Wednesday Forum News Friday, 9 April 2010

The theme of the CRCS-ICRS Wednesday Forum held on March 24, 2010 was “Sanctification or Subordination? Traditional Jewish Marriage and Alternatives within Rabbinic Literature” presented by Melanie Landau from the Australian Centre for Jewish Civilisation at Monash University. Dr. Siti Syamsiyatun acted as moderator. The forum cum videoconference was conducted at the Conference Room at the Faculty of Law, UGM.

Ms. Landau discussed the traditional elements of Jewish marriage, two legal authorities or modification to Jewish marriage and the new interpretation to traditional marriage; she also included the aspect of the acquisition of the woman by the man, as elaborated in ancient and medieval rabbinic texts.

Matthew's Contradiction?

Wednesday Forum News Friday, 9 April 2010

 

The theme for the March 31, 2010 Wednesday Forum was “Matthew’s Contradiction” which was delivered by Ahmad Saber, an ICRS-Yogya student held again at Rm. 306 at the Graduate School Building. Dr. Robinson Rajagukguk acted as moderator.

In his presentation, the speaker, simply called Saber by friends and colleagues at ICRS and CRCS, discussed the various contradictions he and the Christian scholars found in the Bible, most especially in the New Testament.

Saber said that countless books have been published by Christian scholars on the topic of the various contradictions in the Bible. However, he said, most of these books have gone one of two different routes, either: reconcile every single discrepancy through abstraction and so forth, and when they are presented with two conflicting versions of one story in the Bible they simply choose the one they personally prefer and claim the other was a scribal error, or claim that Jesus was no more than a legend and a myth, and that the Bible, the apostles, and even Jesus himself were only figments of someone’s imagination. Saber, on the other hand, did not go with any of these routes. He, however, took a different route which is that Jesus was indeed a true prophet of God but that His message was corrupted by those who came after him for personal gain.

CRCS&ICRS Wednesday Forum: "ATAS PENODAAN AGAMA DI INDONESIA"

Berita Wednesday Forum Tuesday, 6 April 2010

Kami mengundang mahasiswa CRCS dan ICRS, fakultas dan rekan-rekan lainnya untuk berpartisipasi dalam CRCS & ICRS Wednesday Forum minggu ini. Forum kali ini akan menghadirkan Dr. Zainal A. Bagir dan Suhadi Cholil, MA sebagai pembicara, yang akan berbicara tentang “ATAS PENODAAN AGAMA DI INDONESIA” Informasi mengenai forum ini dapat dibaca dibawah ini.

Hari/tanggal: Rabu, 7 April 2010
Waktu: 12.30 14.30 WIB (gratis makan siang)
Tempat: Ruang 306, UGM Sekolah Pascasarjana Jln. Teknika Utara Pogung
Pembicara: Dr. Zainal A. Bagir dan Suhadi Cholil, MA

Penerapan Perda Bernuansa Syariat Islam

Tesis Tuesday, 6 April 2010

Judul: PENERAPAN PERDA BERNUANSA SYARIAT ISLAM (Kajian Tentang Penerapan Perda Bernuansa Syariat Islam dan Implikasinya Terhadap Hubungan Antar Agama di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi-Selatan)

Author: Ashadi L. Diab (CRCS, 2006)

Kata-kata kunci: Syariat Islam, Peraturan Daerah, dan kejahatan luar biasa.

Abstrak:

 

Wacana penerapan syariat Islam telah muncul sejak negara ini hendak diproklamasikan pada tahun 1945. Wacana penerapan syariat Islam disuarakan oleh para pejuang Islam Santri tetapi selalu mendapatkan penentangan dari para pejuang Islam Nasionalis. Ada dua cara yang digunakan yaitu secara politis melalui partai politik dan secara illegal melalui perlawanan bersenjata, tetapi semuanya gagal. Wacana penerapan syariat Islam kembali menemukan momentum ketika Orde Baru (ORBA) jatuh 21 Mei 1998 dan UUD 1945 diamandemen. Kesempatan ini juga digunakan oleh masyarakat kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan untuk menerapkan syariat Islam seperti yang pernah dikembangkan pada dekade 1940-an hingga 1960-an oleh DI/TII. Dari hasil kongres yang dilakukan beberapa ormas Islam dan pemerintah daerah menghasilkan empat Perda bernuansa syariat Islam di antaranya Perda Miras, Zakat, Baca-tulis al Qur?an dan Busana Muslimah.

1…141142143144145…190

Instagram

Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
R A G A Ada beberapa definisi menarik tentang raga R A G A
Ada beberapa definisi menarik tentang raga di KBBI. Raga tidak hanya berarti tubuh seperti yang biasa kita pahami dalam olah raga dan jiwa raga. Raga juga dapat berarti keranjang buah dari rotan, bola sepak takraw, atau dalam bahasa Dayak raga berarti satuan potongan daging yang agak besar. Kesemua  pengertian itu menyiratkan raga sebagai upaya aktif berdaya cipta yang melibatkan alam. Nyatanya memang keberadaan dan keberlangsungan raga itu tak bisa lepas dari alam. Bagi masyarakat Dondong, Gunungkidul, raga mereka mengada dan bergantung pada keberadaan telaga. Sebaliknya, keberlangsungan telaga membutuhkan juga campur tangan raga warga. 

Simak pandangan batin @yohanes_leo27  dalam festival telaga Gunungkidul di web crcs ugm
K O S M O P O L I S Kosmo bermakna semesta, sement K O S M O P O L I S
Kosmo bermakna semesta, sementara polis itu mengacu pada kota yang seupil. Sungguh istilah oksimoron dengan daya khayal maksimal. Namun, nyatanya, yang kosmopolis itu sudah hadir sejak dulu dan Nusantara adalah salah satu persimpangan kosmopolis paling ramai sejagad. Salah satu jejaknya ialah keberadaan Makco di tanah air. Ia bukan sekadar dewa samudra, melainkan kakak perempuan yang mengayomi saudara-saudara jauhnya. Tak heran, ketika sang kakak berpesta, saudara-saudara jauh itu ikut melebur dan berdendang dalam irama kosmopolis. Seperti di Lasem beberapa waktu silam, Yalal Wathon dinyanyikan secara koor oleh masyarakat keturunan tionghoa dan para santri dengan iringan musik barongsai. Klop!

Simak ulasan @seratrefan tentang makco di situs web crcs!
At first glance, religious conversion seems like a At first glance, religious conversion seems like a one-way process: a person converts to a new religion, leaving his old religion. In fact, what changes is not only the person, but also the religion itself. The wider the spread of religion from its place of origin, the more diverse the face of religion becomes. In fact, it often gives birth to variants of local religious expressions or even "new" religions. On the other hand, the Puritan movement emerged that wanted to curb and eradicate this phenomenon. But everywhere there has been a reflux, when people became disaffected with Puritan preachers and tried to return to what they believed their religion was before.

Come and join the #wednesdayforum discussion  at the UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju