• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 95
Pos oleh :

Identitas, Komodifikasi, dan Dominasi: Manifestasi Agama Hindu di Bali

Tesis Monday, 20 June 2011

Judul: Identitas, Komodifikasi, dan Dominasi: Manifestasi Agama Hindu di Bali 

Penulis: Yulianingsih Riswan (CRCS, 2008)

Kata-kata Kunci; budaya, identitas politik, dan komodifikasi

Abstrak:


Tulisan etnografi ini mengambil lokasi di daerah Denpasar Bali pada bulan Juli-Oktober, 2007. Agama Hindu di Bali menjadi spirit dalam kehidupan sehari-hari. Kebudayaan Bali telah menjadi simbol kekuatan politik dan sumber daya ekonomi, perkembangan ekonomi (termasuk di dalamnya perkembangan pariwisata) juga membuka peluang dan kesempatan bagi kelompok marginal sekaligus menjadi tantangan bagi kelompok dominan. Tulisan ini mencoba untuk melihat bagaimana budaya diproduksi, dimiliki dan sekaligus ditransformasikan sebagai komoditas yang dapat dijual, dan terjadilah ketidakseimbangan budaya, maka budaya digunakan sebagai alat dari identitas.

Pola Interaksi Masyarakat Keturunan Arab dengan Penduduk Lokal di Desa Gapuro Sukolilo Gresik

Tesis Monday, 20 June 2011

Judul: Pola Interaksi Masyarakat Keturunan Arab dengan Penduduk Lokal di Desa Gapuro Sukolilo Gresik 

Penulis: Ummu Hafidzah (CRCS, 2007)

Kata-kata Kunci: akulturasi, asimilasi, overt culture, covert culture

Abstrak:


Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang detail tentang pola interaksi yang ada pada masyarakat kampung Arab Gresik yang heterogen dan pengaruhnya terhadap kebudayaan mereka. Hipotesis yang diajukan adalah: (1) secara umum, keturunan Arab terbagi menjadi dua: pertama, mereka yang telah terintegrasikan dalam masyarakat melalui proses asimilasi; kedua, mereka yang masih memilki identitas ke-Arab-an dan berada pada batasan akulturasi; (2) akibat dari pembauran, kebudayaan lahir (overt culture) masyarakat keturunan Arab mengalami perubahan sedangkan kebudayaan dasar (covert culture) masih dipegang teguh.

Kiai Langgar dan Kalebun: Sebuah Studi tentang Kontestasi Makelar Budaya di Desa Non-Pesantren di Madura

Tesis Monday, 20 June 2011

Judul: Kiai Langgar dan Kalebun: Sebuah Studi tentang Kontestasi Makelar Budaya di Desa Non-Pesantren di Madura, Indonesia

Penulis: Muhammad Endy Saputro (CRCS, 2008)

Kata-kata Kunci: makelar budaya, Madura, tradisi

Abstrak:

Madura merupakan salah satu dari ribuan pulau di Indonesia. Pulau ini sering diidentikkan dengan kiai dan pesantren. Melalui pesantren, kiai menginstitusionalisasikan pengetahuan Islam kepada orang-orang Madura, sehingga membentuk struktur sosial Islam di Madura. Namun, apakah yang terjadi apabila di desa yang tidak memiliki pesantren? Penelitian ini berargumen bahwa ketiadaan pesantren di Madura memunculkan kontestasi para makelar budaya.

Menjaga Tradisi, Membangun Identitas: Konstruksi Identitas Orang Laut di Pulau Saponda, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara

Tesis Monday, 20 June 2011

Judul: Menjaga Tradisi, Membangun Identitas: Konstruksi Identitas “Orang Laut” di Pulau Saponda, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara

Penulis: Saifudin (CRCS, 2009)

Kata-kata Kunci: Orang Bajo, Orang Laut, Orang Darat, Konstruksi Identitas

Abstrak:

 

Tesis ini mendeskripsikan tentang konstruksi identitas yang dilakukan oleh orang Bajo, yang dikenal dengan sebutan orang laut. Mereka membentuk sebuah komunitas yang menempati sebuah pulau kecil bernama Saponda, yang berada di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Identitas Bajo bisa dilacak dari bangunan tempat tinggal dan kebiasaan mereka yang tak dapat terpisahkan dengan laut, inilah yang menjadikan mereka dikenal sebagai orang laut. Nenek moyang mereka adalah manusia perahu yang selalu hidup di atas perahu dan tidak mempunyai rumah permanen di daratan. Namun kondisi sekarang sudah berubah, orang–orang Bajo telah mulai membangun komunitas dengan menempati beberapa wilayah perairan yang ada di Indonesia, dan banyak di antara mereka yang menempati pulau-pulau kecil, seperti pulau Saponda. Sebuah kenyataan bahwa identitas orang Bajo sebagai orang laut, tidak lantas menjadikan identitas mereka menjadi sesuatu yang statis. Data di lapangan menunjukkan bahwa perubahan-perubahan telah terjadi yang dipengaruhi oleh intervensi pemerintah baik di bidang pendidikan dan kesehatan, dan interaksi yang mulai terjalin secara intensif dengan suku-suku lain (orang darat).

Upacara Manusa Yadnya (Sarira Samskara) dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Hindu di Bali

Tesis Monday, 20 June 2011

Judul: Upacara Manusa Yadnya (Sarira Samskara) dalam Kehidupan Sosial Masyarakat Hindu di Bali: Sebuah Analisis Perbandingan

Penulis: Ni Nyoman Sri Widiasih (CRCS, 2004)

Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang pelaksanaan upacara Manusa Yadnya dalam agama Hindu dan hubungannya dengan kehidupan sosial masyarakat serta untuk mengetahui tata pelaksanaan upacara Manusa Yadnya yang dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali dan Yogyakarta dalam pemuliaan eksistensinya, serta makna dari masing-masing ritual yang terkandung di dalamnya.

Agama dan Budaya dalam Perkawinan Betawi

Tesis Monday, 20 June 2011

Judul: Agama dan Budaya dalam Perkawinan Betawi: Negosiasi Agama dan Budaya dalam Perkawinan Betawi di Kecamatan Babelan Bekasi

Penulis: Siti Hunainah (CRCS, 2005)

Kata-kata Kunci: agama, budaya, negosiasi, perkawinan

Abstrak:

 

Interaksi agama dan budaya lokal dalam suatu komunitas masyarakat merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali masyarakat Betawi. Tradisi perkawinan Betawi adalah salah satu contoh di mana agama dan budaya lokal (tradisi) saling mempengaruhi dan ikut memberi warna dalam prosesi tersebut. Menariknya masyarakat Betawi, ketika mengekspresikan tradisi di berbagai acara ritual, tidak ada satu pun yang hanya mewakili satu unsur kebudayaan saja. Mengingat budaya Betawi adalah budaya yang terbuka, sehingga memungkinkan adanya ruang untuk terjadinya dialog dan negosiasi dengan budaya lain. Karenanya tidaklah mengherankan jika dalam perkawinan Betawi yang bersentuhan langsung antara agama (Islam) dengan budaya setempat. Sebut saja maulidan, ziarah, paketan, dan masih banyak yang lainnya. Belum lagi banyaknya simbol yang terdapat dalam prosesi perkawinan Betawi, seperti halnya pemberian uang belanja yang berbentuk miniatur masjid merupakan simbol dari nafkah yang diberikan suami untuk membiayai kebutuhan rumah tangga, yang diperoleh dengan jalan halal. Ataupun tradisi buka palang pintu yang melambangkan sebuah kehidupan rumah tangga yang tidak selalu mulus, kadang pasangan suami istri akan menemui masa konflik. Di sisi lain masyarakat Betawi masih memiliki warisan-warisan animisme yang sampai sekarang masih dapat dilihat dalam perkawinan Betawi, setiap akan diadakan hajatan kawinan (keriaan) biasanya yang punya hajat terlebih dahulu mengadakan ritual dibarengi dengan pemberian sesajen, maka di empat penjuru pekarangan rumahnya selalu dipasang sesajen (ancak). Begitu juga di atas atap rumahnya, hal ini diyakini untuk memberi makanan para mahluk halus lain yang menghuni kampung atau roh nenek moyang mereka. Dengan menyediakan sesajen itu dimaksudkan untuk menjaga supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan selama penyelenggaraan hajatan berlangsung. Di sinilah terjadi negosiasi dalam perkawinan Betawi, di mana unsur agama dan budaya lokal bertemu dalam satu tempat.

1…9394959697…190

Instagram

Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
R A G A Ada beberapa definisi menarik tentang raga R A G A
Ada beberapa definisi menarik tentang raga di KBBI. Raga tidak hanya berarti tubuh seperti yang biasa kita pahami dalam olah raga dan jiwa raga. Raga juga dapat berarti keranjang buah dari rotan, bola sepak takraw, atau dalam bahasa Dayak raga berarti satuan potongan daging yang agak besar. Kesemua  pengertian itu menyiratkan raga sebagai upaya aktif berdaya cipta yang melibatkan alam. Nyatanya memang keberadaan dan keberlangsungan raga itu tak bisa lepas dari alam. Bagi masyarakat Dondong, Gunungkidul, raga mereka mengada dan bergantung pada keberadaan telaga. Sebaliknya, keberlangsungan telaga membutuhkan juga campur tangan raga warga. 

Simak pandangan batin @yohanes_leo27  dalam festival telaga Gunungkidul di web crcs ugm
K O S M O P O L I S Kosmo bermakna semesta, sement K O S M O P O L I S
Kosmo bermakna semesta, sementara polis itu mengacu pada kota yang seupil. Sungguh istilah oksimoron dengan daya khayal maksimal. Namun, nyatanya, yang kosmopolis itu sudah hadir sejak dulu dan Nusantara adalah salah satu persimpangan kosmopolis paling ramai sejagad. Salah satu jejaknya ialah keberadaan Makco di tanah air. Ia bukan sekadar dewa samudra, melainkan kakak perempuan yang mengayomi saudara-saudara jauhnya. Tak heran, ketika sang kakak berpesta, saudara-saudara jauh itu ikut melebur dan berdendang dalam irama kosmopolis. Seperti di Lasem beberapa waktu silam, Yalal Wathon dinyanyikan secara koor oleh masyarakat keturunan tionghoa dan para santri dengan iringan musik barongsai. Klop!

Simak ulasan @seratrefan tentang makco di situs web crcs!
At first glance, religious conversion seems like a At first glance, religious conversion seems like a one-way process: a person converts to a new religion, leaving his old religion. In fact, what changes is not only the person, but also the religion itself. The wider the spread of religion from its place of origin, the more diverse the face of religion becomes. In fact, it often gives birth to variants of local religious expressions or even "new" religions. On the other hand, the Puritan movement emerged that wanted to curb and eradicate this phenomenon. But everywhere there has been a reflux, when people became disaffected with Puritan preachers and tried to return to what they believed their religion was before.

Come and join the #wednesdayforum discussion  at the UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju