Judul
Studi Agama di Indonesia, Refleksi Pengalaman
Penulis
Zainal Abidin Bagir, Samsul Maarif, Achmad Munjid, Gregory Vanderbilt, Mohammad Iqbal Ahnaf, A. Bagus Laksana
Penerbit
CRCS 2015
ISBN
978-602-72686-2-3
Sejarah studi agama dalam beragam pendekatannya di Indonesia sudah cukup panjang, namun bidang studi ini juga terus berkembang. Buku ini menyajikan pemetaan pendekatan – pendekatan serta tema – tema mutakhir studi agama, juga narasi pengajaran beberapa matakuliah di Program Studi Agama dan Lintas Budaya, Universitas Gadjah Mada. Sumbangan ini diharapkan bermanfaat untuk pengajar studi agama dan memperkaya gagasan untuk perkembangan lebih jauh studi agama di Indonesia. Selengkapnya
Bagi yang tertarik, bisa menghubungi:
Divisi Marketing CRCS UGM
Gedung Lengkung Lantai 3
Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, Indonesia 55281
Telephone/Fax : + 62-274-544976
Book Review
Masa lima belas tahun terakhir ini, sejak Reformasi 1998, telah muncul beragam ketegangan, konflik, bahkan kekerasan terkait isu-isu keagamaan. Buku ini adalah Buku Kedua dalam serial mengenai advokasi untuk pluralisme dan kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia. Buku Pertama merupakan upaya pemetaan masalah dan advokasi, termasuk konteks historis dan teoritisnya. Buku kedua ini melakukan analisis terhadap beragam jenis konflik terkait keragaman itu, dan bagaimana konflik itu ditangani dan diadvokasi. Secara lebih khusus para penulisnya membahas perbedaan dan ketegangan antara pendekatan berbasis-hak dan pendekatan berbasis-kepentingannya, yang berpengaruh pada paradigma advokasi lembaga-lembaga swadaya masyarakat.
Buku ini adalah buku pertama dari serial penerbitan yang melihat persoalan keragaman agama di Indonesia saat ini dan advokasi untuk itu. Dalam bab pendahuluannya, Zainal Abidin Bagir memetakan persoalan-persoalan keragaman di Indonesia masa transisi demokrasi dan juga advokasinya. Robert Hefner melihat konteks historis isu kebebasan beragama dan pengelolaan keragaman sejak masa kemerdekaan,dan menarik pelajaran teoretis dari sejarah itu. Ihsan Ali-Fauzi mematok beberapa acuan normatif, menggambarkan arenanya, dan membahas dengan cukup terinci aktor, sekutu dan pesaing advokasi itu. Dengan itu, buku ini berharap agar dapat memberikan gambaran tentang advokasi untuk pluralisme dan kebebasan beragama di Indonesia yang agak menyeluruh meskipun singkat dan menyediakan kerangka konseptual guna memahaminya. Buku Kedua yang terbit bersama buku ini merupakan refleksi beberapa kerja advokasi tersebut, dan secara lebih spesifik melihat perbedaan, dan ketegangan, di antara beberapa pendekatan advokasi dan kemungkinan titik temunya.
Authors
Suhadi, Mohamad Yusuf, Marthen Tahun, Budi Asyhari, Sudarto
Publisher
CRCS-UGM, 2015
Paperback
92 pages
Price
Rp. 45.000
This Report on Religious Life in Indonesia examines three issues. First, its analysis of the politics of religious education includes a look at the history and ideology of religious education, religious identity as a student index, and religious education for members of “belief groups” not recognized by the state as official religions. Second, it examines the 2013 Curriculum and the place of religious education in it. The monograph also investigates the new requirements of “spiritual competence” as a new “burden” for all school subjects in the 2013 Curriculum. Third, it discusses religion in the public space of the school. Since the Reform Era, the existence of spiritual organizations is very significant in shaping religious identity in the public space of school.
Download the PDF file of the book below :
THE POLITICS OF RELIGIOUS EDUCATION
Ahmad Khotim Muzakka*
Penulis Buku: Budi Asyhari-Afwan
Penerbit : CRCS-UGM
Tahun terbit : Januari 2015
Halaman : 86
Harga : Rp. 25.000
Download Mutiara Terpendam Papua
Buku bertajuk Mutiara Terpendam Papua, Potensi Kearifan Lokal untuk Perdamaian di Tanah Papua karya Budi Asyhari-Afwan ini mengajak pembaca untuk melihat persoalan mendasar yang dihadapi masyarakat Papua. Staf peneliti di Divisi Riset dan Data Center CRCS UGM ini, dalam kata pengantarnya, memfokuskan kajiannya kali ini pada kekayaan budaya suku-suku bangsa di Papua. Satu hal yang, menurut penulis buku ini, jarang ditempuh oleh peneliti dalam konteks Papua karena, selama ini, Papua hanya dilihat dari kacamata politik, konflik, dan sumber daya alamanya semata.
Problem keragaman seperti konflik rumah ibadah dan intoleransi selama ini seringkali dipahami sebagai akibat dari menguatnya radikalisme keagamaan. Namun tulisan-tulisan dalam buku ini memberikan gambaran yang berbeda. Secara umum relasi antar kelompok identitas ditempatkan dalam dua bentuk: kontestasi dan koeksistensi. Istilah kontestasi digunakan untuk menunjukkan bahwa konflik-konflik sosial keagamaan yang belakangan banyak terjadi tidak dapat dilepaskan dari perubahan sosial politik di Indonesia yang menunjukkan menguatnya perebutan kendali atas ruang publik oleh kekuatan-kekuatan sosial di Masyarakat. Untunglah kontestasi ini bukanlah gambaran tunggal: beberapa tulisan dalam buku ini mengangkat tradisi di masyarakat plural yang menjadi mekanisme pengelolaan keragaman secara damai atau dapat disebut koeksistensi. Kedua jenis relasi ini diharapkan dapat membuka jendela untuk mengeksplorasi ragam praktik pengelolaan keragaman di Indonesia secara jernih dan bernuansa.