Joget Amerta melatih kita semua untuk mengenali dan mengalami perubahan diri kita yang unik, sebagai bagian dari suatu konteks, untuk merasakan diri pada saat tertentu dan sekaligus sebagai makhluk yang berada dalam ekologi yang lebih luas, menumbuhkan rasa bersama antara yang mikro dan yang makro.
Joget Amerta
Joget Amerta berdampak pada cara tubuh mempersepsikan ruang, sejarah, lingkungan “nature-culture”, serta relasinya dengan tubuh-tubuh lainnya.
Saya mempersembahkan lima puisi sebagai penghormatan saya kepada Pak Prapto. Kelima puisi ini saya tulis di tempat dan waktu yang berbeda, setiap kali saya mengenang atau memikirkannya.
Gerak Amerta menawarkan pendekatan holistik yang memungkinkan perempuan untuk merebut kembali tubuh, emosi, dan identitas mereka dari batasan-batasan sosial. Artikel ini mengeksplorasi sinergi antara Gerakan Amerta dan pemberdayaan perempuan, dengan menekankan signifikansi psikologis dan potensi transformatifnya.
Sepanjang hidupnya, Mbah Prapto bekerja dengan para mahasiswa dan kolega dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk seniman, pelaku seni, praktisi, dan guru-guru ternama yang dikenal secara internasional—yang ia anggap sebagai "sahabat." Ia mendorong "sahabat-sahabat" ini untuk berbagi dan menyebarkan pemahaman mereka tentang karyanya.
Dengan gerakannya yang luwes dan tidak terstruktur, Joget Amerta lebih menekankan proses daripada hasil—nilainya tidak diukur dari jumlah penonton. Pada akhirnya, ia terwujud sebagai kesadaran yang hidup dalam gerakan, membimbing para praktisi untuk menemukan kembali diri mereka dan menumbuhkan kepekaan.