oleh Theresia Alit. Dengan gerakannya yang luwes dan tidak terstruktur, Joget Amerta lebih menekankan proses daripada hasil—nilainya tidak diukur dari jumlah penonton. Pada akhirnya, ia terwujud sebagai kesadaran yang hidup dalam gerakan, membimbing para praktisi untuk menemukan kembali diri mereka dan menumbuhkan kepekaan.
Joget Amerta
oleh Deny Hermawan. Tujuan dari meditasi gerak ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran penuh terhadap tubuh, ruang, dan lingkungan sekitar. Melalui proses ini, praktisi belajar mendengarkan tubuh mereka, merasakan aliran energi, dan terhubung dengan alam.
oleh Dody Eskha Aquinas. Dalam praktiknya, Amerta Movement juga menumbuhkan kesadaran diri terhadap unsur-unsur alam seperti tanah, api, angin, air, dan logam. Selain itu, bila dipadukan dengan doa atau mantra, muncullah suasana spiritual yang menyadarkan manusia akan keterhubungannya dengan Sang Pencipta.
oleh Bobby Steven Octavianus Timmerman. Joget Amerta dan Ragawidya memiliki landasan filosofis yang sama, keduanya mengeksplorasi perwujudan (kebertubuhan) sebagai jalan menuju Yang Ilahi.