• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Tesis
  • Gagasan Agama Sipil di Indonesia

Gagasan Agama Sipil di Indonesia

  • Tesis
  • 20 May 2010, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Judul: GAGASAN AGAMA SIPIL DI INDONESIA (Mencari Format Demokratisasi Agama)

Penulis: Elma Haryani (CRCS, 2004)

Kata-kata Kunci: Agama sipil, demokratisasi, Pancasila, kontekstualisasi.

Abstrak:

 

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bentuk konstruksi pemikiran (fundamental structure) dari tema wacana Agama Sipil berikut kontekstualisasi serta kemungkinan realisasinya di Indonesia khususnya dalam komunitas relijius dan masyarakat luas pada umumnya.

 

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka (library research) untuk mendapatkan data selengkap-lengkapnya dalam memahami dan menganalisa tema atau obyek penelitian. Serta untuk mendapatkan gambaran dari pemikiran Agama Sipil yang telah terdokumentasikan dalam berbai buku, majalah, jurnal atau artikel lepas. Selanjutnya hasil penelitian dirumuskan dan dianalisa melalui content analyze (analisa isi), dan hasilnya dikontekstualisasikan dalam sosiologi masyarakat Indonesia.


Agama Sipil yang secara embrional terbentuk di negara-negara tertentu seperti halnya Amerika dan Jepang pada awalnya dilansir oleh seorang pemikir yang concern dalam mengeksplorasi wacana tersebut yaitu Robert N. Bellah. Secara tematis Bellah terinspirasi oleh JJ.Rousseau dan Emile Durkheim. Kemudian pemikir lainnya seperti Andrew Shrenk, Phillip Hammond John A. Coleman dan yang lainnya mulai meneruskan dan mengembangkan tema tersebut. Untuk selanjutnya wacana tersebut berkembang ke berbagai Negara dibelahan dunia yang lain dalam bentuk-bentuk yang lebih bersifat adaptatif terhadap budaya lokal.


Agama Sipil dalam setting keindonesiaan, masih dalam tahap diskursus awal yang masih samar di belakang menguatnya diskursus civil society. Kalau civil society lebih menekankan pada dataran sosiologis (masyarakat sipil) maka civil religion (Agama Sipil) lebih berada pada dataran yang lebih teologis dan interpretatif.


Beberapa faktor ternyata mendukung tema Agama Sipil ini kontekstual di Indonesia, yaitu: Pertama, keberadaan ideologi Negara Pancasila yang dimulai dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa di mana Tuhan dipahami secara bersama antar berbagai agama; Kedua, warga Negara yang heterogen terdiri dari berbagai suku, etnis, bahasa dan agama tumbuh berkembang dan berelasi dengan tingkat toleransi dan empati sosial yang relatif tinggi.


Selanjutnya penelitian ini berusaha mencermati praktek Agama Sipil di Indonesia dan secara optimistik berusaha mencari ruang yang proporsional di antara realitas kehidupan Agama dan Politik di Indonesia untuk berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan berbangsa yang lebih demokratis dengan menempatkan Agama Sipil dalam situasi tersebut.


Kesimpulan akhir peneliti tentang Agama Sipil adalah bahwa wacana Agama Sipil ini layak dikembangkan dalam konteks keindonesiaan, mengingat bahwa Agama Sipil ini merupakan bahasan yang mencoba menemukan dialog antara agama dan politik kenegaraan. Dengan adaptasi-adaptasi tertentu terhadap kultur lokal, diskursus Agama Sipil akan memperkaya pemahaman dan penghayatan kehidupan beragama dan berbangsa dalam rangka mencari format relasi keberagamaan dan kebangsaan yang lebih demokratis.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

A M P A T Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan A M P A T
Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan aksi simsalabim dengan mencabut empat konsesi tambang di salah satu gugusan Red Line. Aksi "heroik" itu terlihat janggal ketika perusahaan yang paling bermasalah dalam perusakan lingkungan, bahkan yang menjadi pusat viral, justru dilindungi. Tentu bukan karena cocokologi dengan nama Raja Ampat sehingga hanya empat perusahaan yang dicabut konsesinya. Bukan cocokologi juga ketika Raja Ampat akan menjadi lokus tesis yang akan diuji esok di CRCS UGM. Berkebalikan dengan aksi badut jahat di Raja Ampat, @patricia_kabes akan bercerita bagaimana komunitas masyarakat di Aduwei mengelola laut dengan lestari melalui sasi. Berangkat dari negeri timur, peraih beasiswa LPDP ini justru menjadi yang pertama di angkatannya untuk menambahkan dua huruf pada akhir namanya.
For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju