• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Tesis
  • Konflik dan Kompromi Adat dengan Agama: Kasus Perkawinan Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara (Oleh Asliah Zainal, 2005)

Konflik dan Kompromi Adat dengan Agama: Kasus Perkawinan Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara (Oleh Asliah Zainal, 2005)

  • Tesis
  • 20 May 2010, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Judul: KONFLIK DAN KOMPROMI ADAT DENGAN AGAMA (Kasus Perkawinan Suku Tolaki di Sulawesi Tenggara)

Penulis: Asliah Zainal (CRCS, 2005)

Kata-kata kunci: Konflik, Kompromitas, Adat, Agama, Perkawinan, Tolaki.

Abstrak:

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan konflik dan kompromitas antara adat di satu sisi dan agama di sisi lain dalam realitas perkawinan suku Tolaki di Sulawesi Tenggara. Gambaran tentang konflik dan kompromitas adat dan agama dilakukan melalui analisis terhadap bentuk, faktor-faktor penyebab, dan implikasi konflik dan kompromitas adat dan agama terhadap kehidupan sosial.


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan model studi kasus, yaitu perkawinan suku Tolaki di Sulawesi Tenggara. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi di lapangan tentang tatacara dan prosesi perkawinan, indeep interview terhadap para tokoh adat Tolaki yang menempati posisi penting dalam prosesi perkawinan, dan dokumentasi berupa rekaman momen-momen dalam perkawinan dan pantun-pantun adat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosiologis dan dipaparkan secara deskriptif-kualitatif.


Konflik dan kompromitas antara adat dan agama dalam perkawinan yang tergambar lewat penelitian ini menunjukkan bahwa ia hadir secara implisit dan bersama dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri. Penelitian ini meyuguhkan suatu realitas bahwa konflik dan kompromitas mampu hadir sekaligus. Dengan demikian, konflik dan kompromitas antara adat di satu sisi dan agama di sisi lain dalam peristiwa perkawinan merupakan sebuah keniscayaan, sehingga kehadiran yang satu tidak harus menegasikan kemungkinan munculnya yang lain. Dominasi elit tradisional (lembaga adat Sarano Tolaki), kawin lari, dan syarat perkawinan menunjukkan tiga realitas masyarakat Tolaki yang bergerak diantara konflik dan kompromitas.


Kompromitas yang disuguhkan dalam perkawinan bukannya tanpa potensi konflik. Kompromitas bisa jadi hanyalah sebuah kompromitas semu dan hanya di permukaan, jika usaha untuk menjaga stabilitas dan kemapanan hanya berada pada taraf peredaman (penghambat) konflik dan bukan penyelesaian konflik. Begitu pula sebaliknya, konflik yang yang terjadi bukan menunjukan situasi disharmonis dan disfungsional, sebab ia bisa menjadi penguat bagi kemapanan masyarakat dengan terbukanya peluang bagi sistem sosial baru dalam masyarakat Tolaki.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

R A G A Ada beberapa definisi menarik tentang raga R A G A
Ada beberapa definisi menarik tentang raga di KBBI. Raga tidak hanya berarti tubuh seperti yang biasa kita pahami dalam olah raga dan jiwa raga. Raga juga dapat berarti keranjang buah dari rotan, bola sepak takraw, atau dalam bahasa Dayak raga berarti satuan potongan daging yang agak besar. Kesemua  pengertian itu menyiratkan raga sebagai upaya aktif berdaya cipta yang melibatkan alam. Nyatanya memang keberadaan dan keberlangsungan raga itu tak bisa lepas dari alam. Bagi masyarakat Dondong, Gunungkidul, raga mereka mengada dan bergantung pada keberadaan telaga. Sebaliknya, keberlangsungan telaga membutuhkan juga campur tangan raga warga. 

Simak pandangan batin @yohanes_leo27  dalam festival telaga Gunungkidul di web crcs ugm
K O S M O P O L I S Kosmo bermakna semesta, sement K O S M O P O L I S
Kosmo bermakna semesta, sementara polis itu mengacu pada kota yang seupil. Sungguh istilah oksimoron dengan daya khayal maksimal. Namun, nyatanya, yang kosmopolis itu sudah hadir sejak dulu dan Nusantara adalah salah satu persimpangan kosmopolis paling ramai sejagad. Salah satu jejaknya ialah keberadaan Makco di tanah air. Ia bukan sekadar dewa samudra, melainkan kakak perempuan yang mengayomi saudara-saudara jauhnya. Tak heran, ketika sang kakak berpesta, saudara-saudara jauh itu ikut melebur dan berdendang dalam irama kosmopolis. Seperti di Lasem beberapa waktu silam, Yalal Wathon dinyanyikan secara koor oleh masyarakat keturunan tionghoa dan para santri dengan iringan musik barongsai. Klop!

Simak ulasan @seratrefan tentang makco di situs web crcs!
At first glance, religious conversion seems like a At first glance, religious conversion seems like a one-way process: a person converts to a new religion, leaving his old religion. In fact, what changes is not only the person, but also the religion itself. The wider the spread of religion from its place of origin, the more diverse the face of religion becomes. In fact, it often gives birth to variants of local religious expressions or even "new" religions. On the other hand, the Puritan movement emerged that wanted to curb and eradicate this phenomenon. But everywhere there has been a reflux, when people became disaffected with Puritan preachers and tried to return to what they believed their religion was before.

Come and join the #wednesdayforum discussion  at the UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
D H A R M A Dunia ini adalah tempat kita tinggal, D H A R M A
Dunia ini adalah tempat kita tinggal, tempat kita berbagi, dan tempat semua makhluk berada. Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu, sadhu, sadhu
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju