• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Academic Documents
    • Student Satisfaction Survey
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Laporan
  • Laporan April 2019: Pemilu dan Jalan Non-Kekerasan Para Jihadis

Laporan April 2019: Pemilu dan Jalan Non-Kekerasan Para Jihadis

  • Laporan
  • 22 April 2019, 21.57
  • Oleh: CRCS UGM
  • 0

Laporan April 2019: Pemilu dan Jalan Non-Kekerasan Para Jihadis

CRCS UGM – 22 April 2019

Terorisme dan ekstremisme selama ini lebih banyak dilihat dalam ranah kajian keamanan (security). Laporan Kehidupan Beragama di Indonesia edisi ini menawarkan jalan lain dalam merespons ancaman terorisme dan ekstremisme. Belajar dari pengalaman di Poso, Sulawesi Tengah, dan Bima, Nusa Tenggara Barat, laporan ini menunjukkan bahwa pemilu tahun 2019 berhasil menyediakan saluran non-kekerasan terhadap aspirasi politik sebagian anggota kelompok ekstrem yang pernah terlibat dalam sejumlah kasus terorisme.

Meskipun pemilu memikat lebih banyak jihadis di Poso daripada mereka yang tinggal di Bima, jelas terlihat ada peningkatan keterbukaan terhadap pemilu di kalangan jihadis yang selama ini menganggap pemilu sebagai praktik thaghut (tiran anti-Islam). Banyak kalangan jihadis yang melihat kontestasi Pemilu 2019 sebagai medan perjuangan umat Islam. Lebih dari itu, tidak sedikit dari kalangan mantan kombatan di Poso yang melihat pertarungan dalam kancah demokrasi sebagai pilihan yang lebih realistis daripada mengulang perang masa lalu. Cerita dari Poso dan Bima ini juga memberi pelajaran tentang pentingnya memperluas pilihan-pilihan respons terhadap ancaman esktremisme melampaui pendekatan keamanan.

Laporan ini ditulis oleh Ihsan Ali-Fauzi, direktur Pusat Studi Agama dan Demokrasi (PUSAD), Yayasan Paramadina, Jakarta, bersama Irsyad Rafsadie dan Siswo Mulyartono, dua peneliti di lembaga yang sama. Laporan ini diterbitkan dalam kerja sama antara PUSAD dan CRCS UGM. Unduh laporan melalui tautan di bawah ini.

[wpdm_package id=’14111′]

Lihat laporan-laporan lain yang telah diterbitkan CRCS di sini.

Instagram

Faith could be cruel. It can be used to wound thos Faith could be cruel. It can be used to wound those we might consider "the other". Yet, rather than abandoning their belief, young queer Indonesians choose to heal by re-imagining it. The Rainbow Pilgrimage is a journey through pain and prayer, where love becomes resistance and spirituality turns into shelter. Amidst the violence, they walk not away from faith, but towards a kinder, more human divine. 

Come and join #wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
H I J A U "Hijau" punya banyak spektrum dan metrum H I J A U
"Hijau" punya banyak spektrum dan metrum, jangan direduksi menjadi cuma soal setrum. Hijau yang sejati ialah yang menghidupi, bukan hanya manusia melainkan juga semesta. Hati-hati karena ada yang pura-pura hijau, padahal itu kelabu. 

Simak kembali perbincangan panas terkait energi panas bumi bersama ahli panas bumi, pegiat lingkungan, dan kelompok masyarakat terdampak di YouTube CRCS UGM.
T E M U Di antara sains yang mencari kepastian, a T E M U

Di antara sains yang mencari kepastian, agama yang mencari makna, dan tradisi yang merawati relasi, kita duduk di ruang yang sama dan mendengarkan gema yang tak selesai. Bukan soal siapa yang benar, melainkan  bagaimana kita tetap mau bertanya. 

Tak sempat gabung? Tak perlu kecewa, kamu dapat menyimak rekamannya di YouTube CRCS.
Dance is a bridge between two worlds often separat Dance is a bridge between two worlds often separated by distance and differing histories. Through Bharata Natyam, which she learned from Indu Mitha, Aslam's dances not only with her body, but also with the collective memory of her homeland and the land she now loves. There is beauty in every movement, but more than that, dance becomes a tool of diplomacy that speaks a language that needs no words. From Indus to Java, dance not only inspires but also invites us to reflect, that even though we come from different backgrounds, we can dance towards one goal: peace and mutual understanding. Perhaps, in those movements, we discover that diversity is not a distance, but a bridge we must cross together.

Come and join #wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY