• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Artikel
  • Mahasiswa 2012, Mengapa Memilih CRCS?

Mahasiswa 2012, Mengapa Memilih CRCS?

  • Artikel
  • 18 September 2012, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Subandri Simbolon dan Franciscus C. Simamora | CRCS | Artikel

CRCSKelas international, luasnya networking baik di dalam maupun di luar negeri, dan besarnya peluang memperoleh beasiswa adalah alasan utama mahasiswa angkatan 2012 untuk kuliah  di CRCS.  Kelas internasional memberikan banyak kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi, berdiskusi dengan mahasiswa dan dosen dari berbagai negara. Penguasaan bahasa Inggris menjadi hal yang sangat penting dalam menempuh proses pendidikan juga penelitian yang dinamis. CRCS, selain menawarkan beasiswa, juga membuka pintu yang lebar untuk memperoleh beasiswa dari berbagai pihak. Tawaran beasiswa ini menjadi daya pikat bagi mereka untuk tetap memberikan yang terbaik. Dan juga, koneksi CRCS memberikan tantangan dan anugerah tersendiri bagi mahasiswa. Mereka berharap bahwa dengan fasilitas tersebut, mereka akan terbantu dan terdorong untuk lebih maju.

Di samping ketiga alasan itu, Professor yang menjadi pengampu mata kuliah di CRCS juga menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka. Ketertarikan itu muncul karena mereka pernah mengikuti seminar yang dibawakan oleh professor tersebut dan juga lewat pemikiran para dosen yang mereka jumpai dalam berbagai buku. Alasan lain adalah, realitas negara Indonesia yang sering dilanda konflik antar agama. Kenyataan ini telah menggugah kesadaran beberapa dari antara mereka untuk tidak tinggal diam. Bagi mereka, CRCS adalah tempat yang sangat tepat untuk mendapat masukan berguna yang akan dipakai untuk mengabdi bangsa dan negara.
Tulisan ini merupakan hasil interview dengan mahasiswa CRCS angkatan 2012 yang pada saat diwawancarai baru memasuki minggu pertama perkuliahan setelah sebelumnya mereka selesai menjalani satu bulan program intensif bahasa Inggris untuk persiapan kuliah yang sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris.
Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja
Sebagian besar mahasiswa CRCS tahun 2012  berasal dari latar belakang pendidikan sarjana yang bersinggungan dengan kajian agama dan budaya, seperti: Ilmu Perbandingan Agama, Tafsir Hadiz, Hukum Islam, Filsafat Agama Kristen, Teologi Islam, Teologi Kristen, Penerangan dan Penyiaran Islam, Antropologi, dan Sosiologi. Mahasiswa lainnya berasal dari Kajian sastra Indonesia, sastra Inggris dan hubungan internasional. Realitas ini dengan sendirinya  memperkaya perspektif mahasiswa dalam setiap proses diskusi.
Di samping latar belakang pendidikan, sebagian dari mereka juga memiliki pengalaman kerja yang beragam. Beberapa dari mereka telah berkecimpung dalam bidang pendidikan, baik itu sebagai staf pengajar, asisten dosen dan editor buku. Selain itu, beberapa berkarya dalam bidang hukum dan HAM, dan wirausaha.
Harapan terhadap CRCS
Sebagian mahasiswa tertarik untuk melakukan penelitian setelah lulus nanti. Untuk itu mereka berharap CRCS akan memberikan materi perkuliahan yang membekali mereka untuk mengadakan penelitian. Menurut yang mereka dengar dari banyak orang, CRCS memiliki nama baik dalam bidang metode penelitian. Keunggulan ini sudah mulai mereka lihat dari pertemuan-pertemuan yang mereka ikuti di CRCRS.
Selain berharap mendapatkan beasiswa, mereka juga berharap CRCS menyediakan buku-buku yang berkualitas untuk bekal pengetahuan dalam menghadapi berbagai fenomena di masyarakat yang komplek. Pengetahuan yang cukup mendalam, tidak sekedar banyak tapi dangkal.
Dukungan psikologis untuk mempertajam kepercayaan diri, juga menjadi kebutuhan mahasiswa CRCS 2012. Mereka sadar bahwa ke depan mereka akan berhadapan dengan banyak orang dengan beragam latar belakang. Tanpa kepercayaan diri yang tinggi, mengutarakan pendapat dan ide akan terasa sangat sulit sehingga berada di CRCS mereka anggap merupakan pilihan yang tepat untuk mendapatkannya. CRCS yang dibangun dengan standar  internasional sudah pasti memiliki berbagai kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung mampu melatih kepercayaan diri itu. Sejauh ini, kegiatan-kegiatan yang mereka anggap mengarah ke harapan ini adalah Wednesdey Forum. Dalam forum ini, para mahasiswa diberi kesempatan untuk mengikuti diskusi dengan tema yang selalu menarik. Yang lebih menarik bagi mereka adalah bahwa diskusi ini ternyata dihadiri oleh mahasiswa program doktoral dan juga para dosen. Sehingga menurut mereka,  ini adalah kesempatan emas untuk mengolah kepercayaan diri dengan cara aktif mengikuti diskusi dan juga aktif berdiskusi, apalagi menggunakan bahasa Inggris.
Kontribusi untuk masyarakat
Sebagian besar mahasiswa berharap dapat mengabdi pada almamater mereka setelah lulus dari CRCS. Mereka berkeinginan dapat  membantu orang lain untuk melihat agama dan budaya mereka dari persepektif pemeluk yang berbeda, sehingga pemahaman mereka atas agama dan budaya sendiri makin dalam dan mapan, dengan kata lain,  membantu orang lain untuk menghargai perbedaan.
Beberapa mahasiswa juga bekeinginan untuk berkarya dalam bidang hukum dan HAM. Mereka berharap mampu menjadi mediator atau fasilitator dalam dialog lintas agama dan budaya. Tujuannya agar masyarakat tak mudah terhasut oleh issu-issu yang sengaja dilempar oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab yang punya kepentingan terselubung.
Tantangan
CRCS class

Sebagian besar mahasiswa angkatan 2012 menyelesaikan jenjang studi S1-nya di Yogyakarta sehingga mereka tidak punya kesulitan beradaptasi dengan lingkungan Jogja. Sementara yang tidak berasal dari Jogja sedikit mengalami kesulitan beradaptasi dengan urusan makan dan siklus belajar yang menurut mereka menuntut kecepatan. Bagaimana cara mengalokasikan energi dan waktu dengan atmosfer baru ini adalah pertanyaan yang sedang mereka jawab.

Penyesuaian diri dengan iklim kelas internasional turut menjadi tantangan yang tak kalah besarnya. Kesulitan memahami materi  kuliah, berdiskusi, membaca literatur, sampai menulis semacam esai yang kesemuanya dalam bahasa Inggris masih menjadi pergumulan cukup serius masing-masing mereka. Sebab sebelumnya, bagi sebagian mahasiswa pengalaman ini belum pernah mereka temukan. Namun ketertarikan yang begitu besar pada kajian ini mampu mengalahkan perasaan takut gagal dan perasaan khawatir tak mampu mengiringi atmosfer kelas internasional CRCS. Harapan yang seragam adalah, mereka mampu menampilkan kualitas yang terbaik selama proses belajar dalam mengkaji fenomena agama dan budaya, agar mampu menjadi pembelajar dengan pemahaman mendalam (Ed-njm).
 
Penulis adalah mahasiwa CRCS angkatan 2012.
 

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

A M P A T Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan A M P A T
Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan aksi simsalabim dengan mencabut empat konsesi tambang di salah satu gugusan Red Line. Aksi "heroik" itu terlihat janggal ketika perusahaan yang paling bermasalah dalam perusakan lingkungan, bahkan yang menjadi pusat viral, justru dilindungi. Tentu bukan karena cocokologi dengan nama Raja Ampat sehingga hanya empat perusahaan yang dicabut konsesinya. Bukan cocokologi juga ketika Raja Ampat akan menjadi lokus tesis yang akan diuji esok di CRCS UGM. Berkebalikan dengan aksi badut jahat di Raja Ampat, @patricia_kabes akan bercerita bagaimana komunitas masyarakat di Aduwei mengelola laut dengan lestari melalui sasi. Berangkat dari negeri timur, peraih beasiswa LPDP ini justru menjadi yang pertama di angkatannya untuk menambahkan dua huruf pada akhir namanya.
For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju