Subandri Simbolon dan Franciscus C. Simamora | CRCS | Artikel
Kelas international, luasnya networking baik di dalam maupun di luar negeri, dan besarnya peluang memperoleh beasiswa adalah alasan utama mahasiswa angkatan 2012 untuk kuliah di CRCS. Kelas internasional memberikan banyak kesempatan bagi mereka untuk berinteraksi, berdiskusi dengan mahasiswa dan dosen dari berbagai negara. Penguasaan bahasa Inggris menjadi hal yang sangat penting dalam menempuh proses pendidikan juga penelitian yang dinamis. CRCS, selain menawarkan beasiswa, juga membuka pintu yang lebar untuk memperoleh beasiswa dari berbagai pihak. Tawaran beasiswa ini menjadi daya pikat bagi mereka untuk tetap memberikan yang terbaik. Dan juga, koneksi CRCS memberikan tantangan dan anugerah tersendiri bagi mahasiswa. Mereka berharap bahwa dengan fasilitas tersebut, mereka akan terbantu dan terdorong untuk lebih maju.
Di samping ketiga alasan itu, Professor yang menjadi pengampu mata kuliah di CRCS juga menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka. Ketertarikan itu muncul karena mereka pernah mengikuti seminar yang dibawakan oleh professor tersebut dan juga lewat pemikiran para dosen yang mereka jumpai dalam berbagai buku. Alasan lain adalah, realitas negara Indonesia yang sering dilanda konflik antar agama. Kenyataan ini telah menggugah kesadaran beberapa dari antara mereka untuk tidak tinggal diam. Bagi mereka, CRCS adalah tempat yang sangat tepat untuk mendapat masukan berguna yang akan dipakai untuk mengabdi bangsa dan negara.
Tulisan ini merupakan hasil interview dengan mahasiswa CRCS angkatan 2012 yang pada saat diwawancarai baru memasuki minggu pertama perkuliahan setelah sebelumnya mereka selesai menjalani satu bulan program intensif bahasa Inggris untuk persiapan kuliah yang sepenuhnya menggunakan bahasa Inggris.
Latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja
Sebagian besar mahasiswa CRCS tahun 2012 berasal dari latar belakang pendidikan sarjana yang bersinggungan dengan kajian agama dan budaya, seperti: Ilmu Perbandingan Agama, Tafsir Hadiz, Hukum Islam, Filsafat Agama Kristen, Teologi Islam, Teologi Kristen, Penerangan dan Penyiaran Islam, Antropologi, dan Sosiologi. Mahasiswa lainnya berasal dari Kajian sastra Indonesia, sastra Inggris dan hubungan internasional. Realitas ini dengan sendirinya memperkaya perspektif mahasiswa dalam setiap proses diskusi.
Di samping latar belakang pendidikan, sebagian dari mereka juga memiliki pengalaman kerja yang beragam. Beberapa dari mereka telah berkecimpung dalam bidang pendidikan, baik itu sebagai staf pengajar, asisten dosen dan editor buku. Selain itu, beberapa berkarya dalam bidang hukum dan HAM, dan wirausaha.
Harapan terhadap CRCS
Sebagian mahasiswa tertarik untuk melakukan penelitian setelah lulus nanti. Untuk itu mereka berharap CRCS akan memberikan materi perkuliahan yang membekali mereka untuk mengadakan penelitian. Menurut yang mereka dengar dari banyak orang, CRCS memiliki nama baik dalam bidang metode penelitian. Keunggulan ini sudah mulai mereka lihat dari pertemuan-pertemuan yang mereka ikuti di CRCRS.
Selain berharap mendapatkan beasiswa, mereka juga berharap CRCS menyediakan buku-buku yang berkualitas untuk bekal pengetahuan dalam menghadapi berbagai fenomena di masyarakat yang komplek. Pengetahuan yang cukup mendalam, tidak sekedar banyak tapi dangkal.
Dukungan psikologis untuk mempertajam kepercayaan diri, juga menjadi kebutuhan mahasiswa CRCS 2012. Mereka sadar bahwa ke depan mereka akan berhadapan dengan banyak orang dengan beragam latar belakang. Tanpa kepercayaan diri yang tinggi, mengutarakan pendapat dan ide akan terasa sangat sulit sehingga berada di CRCS mereka anggap merupakan pilihan yang tepat untuk mendapatkannya. CRCS yang dibangun dengan standar internasional sudah pasti memiliki berbagai kegiatan yang secara langsung maupun tidak langsung mampu melatih kepercayaan diri itu. Sejauh ini, kegiatan-kegiatan yang mereka anggap mengarah ke harapan ini adalah Wednesdey Forum. Dalam forum ini, para mahasiswa diberi kesempatan untuk mengikuti diskusi dengan tema yang selalu menarik. Yang lebih menarik bagi mereka adalah bahwa diskusi ini ternyata dihadiri oleh mahasiswa program doktoral dan juga para dosen. Sehingga menurut mereka, ini adalah kesempatan emas untuk mengolah kepercayaan diri dengan cara aktif mengikuti diskusi dan juga aktif berdiskusi, apalagi menggunakan bahasa Inggris.
Kontribusi untuk masyarakat
Sebagian besar mahasiswa berharap dapat mengabdi pada almamater mereka setelah lulus dari CRCS. Mereka berkeinginan dapat membantu orang lain untuk melihat agama dan budaya mereka dari persepektif pemeluk yang berbeda, sehingga pemahaman mereka atas agama dan budaya sendiri makin dalam dan mapan, dengan kata lain, membantu orang lain untuk menghargai perbedaan.
Beberapa mahasiswa juga bekeinginan untuk berkarya dalam bidang hukum dan HAM. Mereka berharap mampu menjadi mediator atau fasilitator dalam dialog lintas agama dan budaya. Tujuannya agar masyarakat tak mudah terhasut oleh issu-issu yang sengaja dilempar oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab yang punya kepentingan terselubung.
Tantangan
Sebagian besar mahasiswa angkatan 2012 menyelesaikan jenjang studi S1-nya di Yogyakarta sehingga mereka tidak punya kesulitan beradaptasi dengan lingkungan Jogja. Sementara yang tidak berasal dari Jogja sedikit mengalami kesulitan beradaptasi dengan urusan makan dan siklus belajar yang menurut mereka menuntut kecepatan. Bagaimana cara mengalokasikan energi dan waktu dengan atmosfer baru ini adalah pertanyaan yang sedang mereka jawab.
Penyesuaian diri dengan iklim kelas internasional turut menjadi tantangan yang tak kalah besarnya. Kesulitan memahami materi kuliah, berdiskusi, membaca literatur, sampai menulis semacam esai yang kesemuanya dalam bahasa Inggris masih menjadi pergumulan cukup serius masing-masing mereka. Sebab sebelumnya, bagi sebagian mahasiswa pengalaman ini belum pernah mereka temukan. Namun ketertarikan yang begitu besar pada kajian ini mampu mengalahkan perasaan takut gagal dan perasaan khawatir tak mampu mengiringi atmosfer kelas internasional CRCS. Harapan yang seragam adalah, mereka mampu menampilkan kualitas yang terbaik selama proses belajar dalam mengkaji fenomena agama dan budaya, agar mampu menjadi pembelajar dengan pemahaman mendalam (Ed-njm).
Penulis adalah mahasiwa CRCS angkatan 2012.