• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Video Amerta
  • Ngolah Doyo

Ngolah Doyo

  • Video Amerta
  • 21 March 2025, 18.45
  • Oleh: crcs ugm
  • 0

Ngolah Doyo (Cultivating Energy)

Through this video, Rifa Fitriana embraces movement as a living process—an ongoing dialogue between body, space, and presence—allowing gestures to emerge organically, free from rigid patterns. This approach, embodied in her movement practice Ngolah Doyo, reflects the principles of Amerta Movement, cultivating awareness and transforming movement into a meditative experience. Her exploration invites others to approach dance and movement as a holistic practice, fostering authenticity, presence, and self-discovery.

—

Melalui video ini, Rifa merangkul gerakan sebagai proses yang hidup—dialog berkelanjutan antara tubuh, ruang, dan kehadiran—yang memungkinkan gerakan muncul secara organik, bebas dari pola yang kaku. Pendekatan ini, yang diwujudkan dalam praktik gerakannya Ngolah Doyo, mencerminkan prinsip-prinsip Gerakan Amerta, yang menumbuhkan kesadaran dan mengubah gerakan menjadi pengalaman meditatif. Eksplorasinya mengajak orang lain untuk mendekati tari dan gerakan sebagai praktik holistik, yang menumbuhkan keaslian, kehadiran, dan penemuan diri.

_____________________

Rifa Fitriana is an alumna of the Performing Arts and Visual Arts Studies program at the University of Gadjah Mada (2021), where she focused on dance studies. Currently, Rifa works as a Cultural and Social Affairs Officer at the Indonesian Consulate in Perth, where she continues to share her passion for the arts and cultural exchange. Deeply inspired by Amerta Movement, the improvisational and meditative approach developed by Suprapto Suryodarmo (Mbah Prapto), Rifa has developed a unique movement practice that bridges dance, mindfulness, and personal exploration. Rifa was also a Research Assistant on the Dialogue Moves project with Emma Meehan, researching the topic of dialogue in Amerta Movement in Indonesia.

Rifa Fitriana adalah alumnus Program Studi Seni Pertunjukan dan Seni Rupa di Universitas Gadjah Mada (2021), tempat  ia berfokus pada studi tari. Saat ini, Rifa bekerja sebagai Petugas Urusan Sosial dan Budaya di Konsulat Indonesia di Perth yang menjadi ruang baginya untuk terus berbagi hasratnya terhadap seni dan pertukaran budaya. Sangat terinspirasi oleh Amerta Movement, pendekatan improvisasi dan meditasi yang dikembangkan oleh Suprapto Suryodarmo (Mbah Prapto), Rifa telah mengembangkan praktik gerakan unik yang menjembatani tari, kesadaran, dan eksplorasi pribadi. Rifa juga pernah menjadi asisten riset pada proyek Dialogue Moves bersama Emma Meehan, yang meneliti topik dialog dalam Amerta Movement di Indonesia.

Tags: Rifa Fitriana Video Amerta

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

L A B E L Seberapa penting sebuah label? Bagi makh L A B E L
Seberapa penting sebuah label? Bagi makhluk modern, label itu penting walau bukan yang paling penting. Ia menjadi jendela informasi sekaligus penanda diri. Dalam kacamata masyarakat legalis, label juga berarti penerimaan dan perlindungan. Namun, seringkali label itu disematkan oleh entitas di luar diri, terlepas ada persetujuan atau tidak. Karenanya, tak jarang label juga menjadi penghakiman. Dalam silang sengkarut semacam ini, perebutan kuasa bahasa atas label menjadi vital, terutama bagi kelompok rentan yang dimarjinalkan. Kalau kata teman yang alumni dusun Inggris , "label is rebel!"

Simak bincang @astridsyifa bersama @dedeoetomo tentang lokalitas dan ekspresi identitas gender di situs web crcs
Waktu Hampir Habis 😱 HARI INI TERAKHIR PENDAFTA Waktu Hampir Habis 😱
HARI INI TERAKHIR PENDAFTARAN MASUK CRCS UGM 🫣

Jangan sampai lewatin kesempatan terakhir ini !! 
#crcs #ugm #s2 #sekolahpascasarjanaugm
Kupas Tuntas masuk CRCS UGM (Live Recap) #crcsugm Kupas Tuntas masuk CRCS UGM
(Live Recap)

#crcsugm #pendaftarancrcsugm #sekolahpascasarjanaugm #s2 #ugm #live
Beli kerupuk di pasar baru Nih loh ada info terbar Beli kerupuk di pasar baru
Nih loh ada info terbaruuu

Penasaran gimana rasanya jadi bagian dari CRCS UGM? 🧐 Yuk, intip live streaming kita hari Senin, 30 Juni jam 15.00-17.00 WIB yang akan mengupas tuntas seputar pendaftaran, kehidupan kampus CRCS UGM dan banyak lagi!
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY