• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Tesis
  • Persepsi KORDISKA tentang Pluralisme

Persepsi KORDISKA tentang Pluralisme

  • Tesis
  • 31 March 2010, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Judul: PERSEPSI KORDISKA TENTANG PLURALISME

Penulis: Chung Ye Seon (CRCS, 2007)

Kata-kata kunci: pluralisme, hubungan antara Muslim dan Kristiani, KORDISKA, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dan Indonesia.

Abstrak:

 

Di Indonesia, konflik antar agama yang kian bermunculan dan teror bom telah menghantarkan pluralisme menjadi isu penting yang memerlukan perhatian khusus. Dalam rangka memahami potensi dan batasannya, perlu bagi kita untuk memahami gambarannya secara jelas, bagaimana isu tersebut ditafsirkan dan dipraktekkan dalam kenyataan.


Guna memahami gambaran yang jelas mengenai pluralisme, tesis ini akan menguji sebuah organisasi pemuda Muslim KORDISKA (Korps Dakwah Islamiah Sunan Kalijaga) di UIN (Universitas Islam Negeri), Yogyakarta. Organisasi KORDISKA dipilih oleh penulis sebagai fokus penelitian ini, karena di dalamnya kegiatan keberagamaan dan dialog antar umat beragama telah diadakan secara ekstensif. Organisasi ini pun telah berupaya untuk membumikan pandangan pluralisme kepada anggotanya dan masyarakat pada umumnya. Melalui peneletian yang saya lakukan di KORDISKA, saya telah berupaya mencari jawaban untuk tiga pernyataan pokok: faktor apa sajakah yang yang membentuk pemahaman mereka mengenai pluralisme, bagaimanakah keanekaragaman pemahaman mereka mengenai pluralisme, dan ide apa yang sudah mereka cetuskan untuk mensosialisasikan toleransi dan hubungan yang harmonis antara umat Islam dan Kristiani. Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah sebagai berikut:


Pertama, ada tiga faktor yang berperan penting dalam membentuk pemahaman mereka terhadap pluralisme: interaksi dengan non-Muslim, pendidikan formal dan kegiatan-kegiatan berbau pluralisme yang diadakan di KORDISKA. Hal-hal tersebut mengindikasikan bahwa istilah pluralisme ini bukanlah wawasan yang diwarisi secara alami, tetapi justru tertanam melalui pendidikan. Dan tanpa usaha-usaha yang dilakukan secara sadar, wawasan tersebut tidak akan dapat diterima dengan mudah oleh umat Islam.


Kedua, para anggota KORDISKA memiliki pemahaman yang berbeda mengenai pluralisme. Perbedaan tersebut terungkap secara jelas dalam pendapat mereka yang menyatakan bahwa kebenaran juga milik agama selain Islam. Itu juga tampak pada partisipasi mereka dalam ritual-ritual agama lain. Mereka juga setuju dengan pernikahan beda agama.


Ketiga, mereka menekankan peranan budaya Indonesia daripada ideologi pluralisme yang sesungguhnya sebagai cara untuk mengkampanyekan hubungan yang harmonis antar umat beragama. Menurut mereka, umat Islam di Indonesia harus mengembangkan tradisi budaya mereka, Gotong-Royong dan Bhinneka Tunggal Ika, untuk mewujudkan toleransi, perdamaian, dan kerjasama antar umat beragama.

 

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

L A B E L Seberapa penting sebuah label? Bagi makh L A B E L
Seberapa penting sebuah label? Bagi makhluk modern, label itu penting walau bukan yang paling penting. Ia menjadi jendela informasi sekaligus penanda diri. Dalam kacamata masyarakat legalis, label juga berarti penerimaan dan perlindungan. Namun, seringkali label itu disematkan oleh entitas di luar diri, terlepas ada persetujuan atau tidak. Karenanya, tak jarang label juga menjadi penghakiman. Dalam silang sengkarut semacam ini, perebutan kuasa bahasa atas label menjadi vital, terutama bagi kelompok rentan yang dimarjinalkan. Kalau kata teman yang alumni dusun Inggris , "label is rebel!"

Simak bincang @astridsyifa bersama @dedeoetomo tentang lokalitas dan ekspresi identitas gender di situs web crcs
Waktu Hampir Habis 😱 HARI INI TERAKHIR PENDAFTA Waktu Hampir Habis 😱
HARI INI TERAKHIR PENDAFTARAN MASUK CRCS UGM 🫣

Jangan sampai lewatin kesempatan terakhir ini !! 
#crcs #ugm #s2 #sekolahpascasarjanaugm
Kupas Tuntas masuk CRCS UGM (Live Recap) #crcsugm Kupas Tuntas masuk CRCS UGM
(Live Recap)

#crcsugm #pendaftarancrcsugm #sekolahpascasarjanaugm #s2 #ugm #live
Beli kerupuk di pasar baru Nih loh ada info terbar Beli kerupuk di pasar baru
Nih loh ada info terbaruuu

Penasaran gimana rasanya jadi bagian dari CRCS UGM? 🧐 Yuk, intip live streaming kita hari Senin, 30 Juni jam 15.00-17.00 WIB yang akan mengupas tuntas seputar pendaftaran, kehidupan kampus CRCS UGM dan banyak lagi!
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY