• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Tesis
  • Perspektif Etika Islam terhadap Aborsi dengan Motif Perkosaan dan Kehamilan di Luar Nikah

Perspektif Etika Islam terhadap Aborsi dengan Motif Perkosaan dan Kehamilan di Luar Nikah

  • Tesis
  • 16 June 2011, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Judul: Perspektif Etika Islam terhadap Aborsi dengan Motif Perkosaan dan Kehamilan di Luar Nikah 

Penulis: Arief Aulia Rachman (CRCS, 2009)

Kata-kata Kunci: Etika Islam, Hukum Islam (Fiqh), Ushul Fiqh, Aborsi, Perkosaan dan Kehamilan di Luar Nikah

Abstrak:


Tesis ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang kasus aborsi dengan motif perkosaan dan kehamilan di luar nikah dengan menggunakan bingkai perspektif etika Islam. Keberadaan etika Islam merupakan suatu kerangka analisis terhadap kasus aborsi yang menjadi jalan tengah antara keputusan normatif (hukum Islam) dan tidak normatif, dengan mempertimbangkan landasan tekstual dan konteks yang terjadi.

 

Dalam menyikapi persoalan di atas, maka tesis ini tertuju pada pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: a) bagaimana rumusan dan konsep etika dalam Islam sebagai suatu kerangka perspektif dan keilmuan tersendiri, b) bagaimana dan faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya aborsi dengan motif perkosaan dan kehamilan di luar nikah, c) bagaimana pandangan etika Islam terhadap kasus aborsi yang dilatari oleh motif perkosaan dan kehamilan di luar nikah.

 

Tesis ini juga mengkaji perbedaan cara pandang atau pemahaman dalam etika Islam mengenai aborsi seperti mazhab Syafi’i, Maliki, Hanbali, dan Hanafi, serta pandangan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Begitu juga dengan adanya perbedaan pendapat yang mendasar antara pro-kehidupan (pro-life) dan propilihan (pro-choice) terhadap kasus aborsi.

 

Pertemuan antara teori etika dan etika Islam yang dibahas dalam tesis ini dimaksudkan untuk menemukan suatu alur berpikir yang sistematis dalam menjabarkan teori etika Islam. Sebab, pada dasarnya konsepsi etika secara umum menekankan pada definisi konsep-konsep etika, justifikasi atau penilaian terhadap keputusan moral, sekaligus membedakan antara perbuatan atau keputusan yang baik dan yang buruk. Dengan dasar itu, maka tesis ini termasuk dalam penelitian sosial-normatif. Maksudnya adalah penelitian yang berdasarkan kasus sosial atau yang terjadi di masyarakat seperti kasus aborsi kemudian dianalisis dengan menggunakan landasan dan perspektif etika Islam.

 

Beberapa temuan dalam tesis ini yaitu; pertama, etika Islam sebagai kerangka perspektif menempatkan porsi akal atau rasio berbanding tidak jauh dengan eksistensi wahyu dan berkewenangan untuk mengkritisi wahyu selagi belum ada ketentuan hukumnya dengan jelas. Kedua, aborsi dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor seperti kekerasan seksual, tekanan psikologis terhadap perempuan tersebut, pengaruh medis seperti perempuan yang sedang hamil tersebut menderita sakit fisik dan jiwa, counter sosial yang sangat kuat terhadap kasus KTD tersebut, dan ketidaktepatan interpretasi dan penyalahgunaan doktrin agama. Ketiga, etika Islam memandang aborsi dengan motif perkosaan adalah sesuatu yang etis karena perempuan mengalami pemaksaan dan kekerasan seksual yang tidak diinginkannya, sedangkan dengan motif kehamilan di luar nikah, seetis-nya perempuan itu harus menanggung dan melindungi kehamilan itu sebagai konsekuensi logis atas perbuatannya.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

R A G A Ada beberapa definisi menarik tentang raga R A G A
Ada beberapa definisi menarik tentang raga di KBBI. Raga tidak hanya berarti tubuh seperti yang biasa kita pahami dalam olah raga dan jiwa raga. Raga juga dapat berarti keranjang buah dari rotan, bola sepak takraw, atau dalam bahasa Dayak raga berarti satuan potongan daging yang agak besar. Kesemua  pengertian itu menyiratkan raga sebagai upaya aktif berdaya cipta yang melibatkan alam. Nyatanya memang keberadaan dan keberlangsungan raga itu tak bisa lepas dari alam. Bagi masyarakat Dondong, Gunungkidul, raga mereka mengada dan bergantung pada keberadaan telaga. Sebaliknya, keberlangsungan telaga membutuhkan juga campur tangan raga warga. 

Simak pandangan batin @yohanes_leo27  dalam festival telaga Gunungkidul di web crcs ugm
K O S M O P O L I S Kosmo bermakna semesta, sement K O S M O P O L I S
Kosmo bermakna semesta, sementara polis itu mengacu pada kota yang seupil. Sungguh istilah oksimoron dengan daya khayal maksimal. Namun, nyatanya, yang kosmopolis itu sudah hadir sejak dulu dan Nusantara adalah salah satu persimpangan kosmopolis paling ramai sejagad. Salah satu jejaknya ialah keberadaan Makco di tanah air. Ia bukan sekadar dewa samudra, melainkan kakak perempuan yang mengayomi saudara-saudara jauhnya. Tak heran, ketika sang kakak berpesta, saudara-saudara jauh itu ikut melebur dan berdendang dalam irama kosmopolis. Seperti di Lasem beberapa waktu silam, Yalal Wathon dinyanyikan secara koor oleh masyarakat keturunan tionghoa dan para santri dengan iringan musik barongsai. Klop!

Simak ulasan @seratrefan tentang makco di situs web crcs!
At first glance, religious conversion seems like a At first glance, religious conversion seems like a one-way process: a person converts to a new religion, leaving his old religion. In fact, what changes is not only the person, but also the religion itself. The wider the spread of religion from its place of origin, the more diverse the face of religion becomes. In fact, it often gives birth to variants of local religious expressions or even "new" religions. On the other hand, the Puritan movement emerged that wanted to curb and eradicate this phenomenon. But everywhere there has been a reflux, when people became disaffected with Puritan preachers and tried to return to what they believed their religion was before.

Come and join the #wednesdayforum discussion  at the UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
D H A R M A Dunia ini adalah tempat kita tinggal, D H A R M A
Dunia ini adalah tempat kita tinggal, tempat kita berbagi, dan tempat semua makhluk berada. Sabbe satta bhavantu sukhitatta, semoga semua makhluk hidup berbahagia. Sadhu, sadhu, sadhu
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju