Republika, 9 September 2014
Pergerakan Islamic State yang dipimpin oleh Abu Bakar al-Baghdadi tidak menyusut meskipun banyak negara melakukan serangkaian kecaman terhadap aksi brutal mereka. Dukungan yang diberikan Abu Muhammad al-Indonesi kepada Negara Islam Irak dan Suriah/Islamic State of Iraq and Syam (ISIS) adalah bagian kecil dari berhasilnya gagasan transnasionalisme merangsek ke nusantara. Transnasionalisme merupakan gagasan yang mengusung “penghapusan” batas-batas negara.
Sebagai negara muslim terbesar di dunia, potensi dukungan dari muslim di Indonesia tentu sangat menggiurkan bagi pihak IS. Terlebih, menurut Martin van Bruinessen (2014), terdapat gejala pergerakan islam “kembali ke arah konservatif” (Concervatife Turn). Maka itu, perlu kewaspadaan tingkat tinggi untuk mensiagai kemungkinan terburuk berkembangnya embrio IS di Indonesia.
Baca Artikel Lengkap di http://www.republika.co.id/berita/profil-bintang//14/09/11/nbq3ca1-pesantren-bendung-radikalisme
Ahmad Khotim Muzakka, Mahasiswa Center for Religious and Cross-Cultural Studies, Sekolah Pascasarjana UGM