Judul: Pola Interaksi Masyarakat Keturunan Arab dengan Penduduk Lokal di Desa Gapuro Sukolilo Gresik
Penulis: Ummu Hafidzah (CRCS, 2007)
Kata-kata Kunci: akulturasi, asimilasi, overt culture, covert culture
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang detail tentang pola interaksi yang ada pada masyarakat kampung Arab Gresik yang heterogen dan pengaruhnya terhadap kebudayaan mereka. Hipotesis yang diajukan adalah: (1) secara umum, keturunan Arab terbagi menjadi dua: pertama, mereka yang telah terintegrasikan dalam masyarakat melalui proses asimilasi; kedua, mereka yang masih memilki identitas ke-Arab-an dan berada pada batasan akulturasi; (2) akibat dari pembauran, kebudayaan lahir (overt culture) masyarakat keturunan Arab mengalami perubahan sedangkan kebudayaan dasar (covert culture) masih dipegang teguh.
Subjek penelitian ini adalah komunitas keturunan Arab di Desa Gapuro Sukolilo Gresik. Pengumpulan data dilakukan dengan metode participant observation di lapangan, dan melakukan wawancara mendalam kepada tokoh kunci masyarakat Arab, dan beberapa responden yang terkait dengan topik penelitian ini. Data penelitian yang dikumpulkan di lapangan (field research) dan perpustakaan (library research) kemudian dianalisis secara deskriptif, interpretatif, dan kritis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bermacam faktor yang mempengaruhi pembauran di desa Gapuro Sukolilo, baik yang bersumber dari golongan etnis Arab maupun yang berasal dari penduduk pribumi. Faktor-faktor yang mendukung proses integrasi adalah perkawinan campuran dan kerjasama ekonomi. Faktor-faktor yang menghambat di antaranya adalah prejudice (prasangka) dan stereotype (stereotipe). Selain itu, terdapat faktor pengikat yang dapat meminimalisisasi terjadinya konflik, yaitu persamaan agama, rasa saling membutuhkan, dan persaudaraan. Dampak-dampak dari pembauran terhadap komunitas Arab Gresik tampak pada kebudayaan lahir mereka seperti ritual (rites of passages dan ritual hari besar Islam), tradisi (makanan, bangunan, bahasa, kesenian, dan pengobatan), nilai (pendidikan dan posisi wanita), dan simbol (mushola/masjid dan pakaian); yang tidak lagi khas Arab Hadramaut melainkan perpaduan Arab Hadramaut dan Jawa. Meskipun demikian, mereka masih mempertahankan beberapa kebudayaan dasar seperti kafa’ah dalam perkawinan dan sistem kekerabatan serta pertamuan. Selain itu, komunitas Arab Gresik juga membawa pengaruh bagi masyarakat pribumi, yaitu terhadap kebudayaan fisik (bahasa, pakaian, dan kesenian); dan kehidupan keagamaan (tarekat, peringatan Maulid Nabi, dan Haul).