• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Video Amerta
  • Purification, Offering, Surrender

Purification, Offering, Surrender

  • Video Amerta
  • 22 March 2025, 19.07
  • Oleh: crcs ugm
  • 0

“Purification, Offering, Surrender” is an interpretation of Amerta Movement by Djarot Darsono, one of the disciples of Suprapto Suryodarmo since the 1990s. Djarot is a dancer, actor, and choreographer.

—

“Purification, Offering, Surrender”  merupakan tafsir Joged Amerta karya Djarot Darsono, salah satu murid Suprapto Suryodarmo sejak tahun 1990-an. Djarot adalah seorang penari, aktor, dan koreografer.

______________________

Panji Satrio is a cultural studies academic from Solo. His experience with Amerta Movement began in the environment where he grew up, close to Taman Budaya Surakarta (now Taman Budaya Jawa Tengah) and Lemah Putih. In those places, he came to know Mbah Prapto (Suprapto Suryodarmo) from an early age. He can no longer recall the first time he saw Amerta Movement, but remembers being deeply immersed every time he saw Mbah Prapto perform it.

Djarot Budi Darsono was born in 1961, lives and works in Solo, as dancer, actor, and theatre director. His works are based on his continuously research on the sociopolitical phenomenon and humanity issues in his country. Djarot has been collaborating with other artists and has presented his works in Indonesia as well as abroad. He is one of the founder of Studi Taksu, a community based artists group in Solo.

 

Panji Satrio adalah akademisi Kajian Budaya yang berasal dari Kota Solo. Pengalaman saya dengan Amerta Movement berawal dari lingkungan tempat saya tumbuh yang dekat dengan Taman Budaya Surakarta (kini Taman Budaya Jawa Tengah) dan Lemah Putih. Di dua tempat tersebut, saya mengenal Mbah Prapto, panggilan saya kepada Suprapto Suryodarmo, sejak kecil. Saya sudah tidak dapat mengingat kapan kali pertama menyaksikan Gerak Amerta, namun yang pasti saya selalu dapat hanyut suasana setiap kali melihat Mbah Prapto melakukan Gerak Amerta..

Djarot Budi Darsono lahir pada tahun 1961, tinggal dan bekerja di Solo, sebagai penari, aktor, dan sutradara teater. Karya-karyanya didasarkan pada penelitiannya yang berkelanjutan tentang fenomena sosial-politik dan isu-isu kemanusiaan di Indonesia. Djarot telah berkolaborasi dengan banyak seniman dan telah menampilkan karyanya di Indonesia maupun di luar negeri. Ia adalah salah satu pendiri Studi Taksu, sebuah kelompok seniman berbasis komunitas di Solo.

Tags: panji satrio Video Amerta

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

L A B E L Seberapa penting sebuah label? Bagi makh L A B E L
Seberapa penting sebuah label? Bagi makhluk modern, label itu penting walau bukan yang paling penting. Ia menjadi jendela informasi sekaligus penanda diri. Dalam kacamata masyarakat legalis, label juga berarti penerimaan dan perlindungan. Namun, seringkali label itu disematkan oleh entitas di luar diri, terlepas ada persetujuan atau tidak. Karenanya, tak jarang label juga menjadi penghakiman. Dalam silang sengkarut semacam ini, perebutan kuasa bahasa atas label menjadi vital, terutama bagi kelompok rentan yang dimarjinalkan. Kalau kata teman yang alumni dusun Inggris , "label is rebel!"

Simak bincang @astridsyifa bersama @dedeoetomo tentang lokalitas dan ekspresi identitas gender di situs web crcs
Waktu Hampir Habis 😱 HARI INI TERAKHIR PENDAFTA Waktu Hampir Habis 😱
HARI INI TERAKHIR PENDAFTARAN MASUK CRCS UGM 🫣

Jangan sampai lewatin kesempatan terakhir ini !! 
#crcs #ugm #s2 #sekolahpascasarjanaugm
Kupas Tuntas masuk CRCS UGM (Live Recap) #crcsugm Kupas Tuntas masuk CRCS UGM
(Live Recap)

#crcsugm #pendaftarancrcsugm #sekolahpascasarjanaugm #s2 #ugm #live
Beli kerupuk di pasar baru Nih loh ada info terbar Beli kerupuk di pasar baru
Nih loh ada info terbaruuu

Penasaran gimana rasanya jadi bagian dari CRCS UGM? 🧐 Yuk, intip live streaming kita hari Senin, 30 Juni jam 15.00-17.00 WIB yang akan mengupas tuntas seputar pendaftaran, kehidupan kampus CRCS UGM dan banyak lagi!
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY