• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Tesis
  • Sultan HB IX : Pandangan dan Sikapnya Terhadap Agama dan Hubungan Antar Agama

Sultan HB IX : Pandangan dan Sikapnya Terhadap Agama dan Hubungan Antar Agama

  • Tesis
  • 20 May 2010, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Judul: Sultan HB IX (Pandangan dan Sikapnya terhadap Agama dan Hubungan Antar Agama)

Penulis: Cut Mita (CRCS, 2004)

Kata-kata Kunci: Sultan HB IX; Agama; Hubungan Antar Agama; Toleransi Agama.

Abstrak:

 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pandangan dan sikap Sultan HB IX terhadap agama dan hubungan antar agama, serta faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam membentuk pandangan dan sikap beliau tersebut. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari pandangan dan sikap Sultan HB IX tersebut terhadap religious tolerance di Yogyakarta.

 

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka, yang bahan primernya adalah otobiografi Sultan HB IX, juga didukung oleh berbagai buku, surat kabar, arsip dan klipping. Untuk mendukung data-data yang diperoleh dari perpustakaan, peneliti juga melakukan wawancara dengan orang-orang yang kiranya mengetahui tentang kehidupan Sultan HB IX. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologis, yang hasilnya disajikan dalam pemaparan deskriptif dan content analitis.

 

Akhirnya dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa: Sultan HB IX sebagai seorang raja yang beragama Islam selalu berusaha untuk mempertahankan tradisi demi menjaga ketentraman di wilayah kekuasaannya. Namun di sisi lain, agama tetap terintegrasi dalam kehidupan Sultan HB IX dan pelaksanaannya terkadang menyatu dengan berbagai upacara kerajaan sebagai manifestasi kebudayaannya. Beberapa diantara upacara tersebut adalah Garebeg, Labuhan, dan Ruwatan.

 

Sultan HB IX juga dikenal sebagai raja yang demokrat dan toleran. Ini dapat dilihat dari sikap beliau yang tidak membedakan suku, agama dan golongan. Beliau juga selalu berusaha untuk mendengarkan aspirasi dari berbagai pihak yang terkait dengan melakukan dialog-dialog. Dengan demikian, Sultan HB IX dapat digolongkan sebagai figur yang menganut paham ‘inclusive-transformation’.

 

Sikap inklusif ini tidak berarti bahwa Sultan HB IX telah bersikap intoleran terhadap agama lain. Sebaliknya bersikap tetap toleran tanpa harus kehilangan substansi dasar keislamannya. Disisi lain dilabeli sebagai transformatif, karena interaksi yang dilakukan antara Sultan HB IX (sebagai individu) dan rakyatnya (masyarakat) melahirkan sikap untuk saling menghargai hubungan antar agama dan sikap saling bantu membantu antar umat beragama.

 

Ada beberapa faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan sikap Sultan HB IX terhadap agama dan hubungan antar agama, diantaranya adalah: latar belakang kehidupan pribadi beliau dari masa kecilnya hingga ke masa dewasa, ajaran-ajaran leluhur, faktor sejarah, faktor budaya/tradisi, falsafah wayang dan etika Jawa.

 

Singkatnya dapat dinyatakan bahwa: pertama, Sultan HB IX adalah figur yang berusaha untuk memelihara suasana yang damai dan tentram di Yogyakarta dengan mengembangkan sikap toleransi terhadap kelompok lain, terutama sikap toleransi dalam beragama. Kedua Sultan HB IX sangat menyadari tentang adanya pluralisme dalam beragama. Kesadaran itu ditunjukkan melalui pandangan dan sikap peduli untuk menangani perbedaan-perbedaan yang ada melalui berbagai kebijakan yang pernah dibuatnya baik dalam kedudukan beliau sebagai raja, maupun gubernur kepala daerah D.I. Yogyakarta.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

A M P A T Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan A M P A T
Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan aksi simsalabim dengan mencabut empat konsesi tambang di salah satu gugusan Red Line. Aksi "heroik" itu terlihat janggal ketika perusahaan yang paling bermasalah dalam perusakan lingkungan, bahkan yang menjadi pusat viral, justru dilindungi. Tentu bukan karena cocokologi dengan nama Raja Ampat sehingga hanya empat perusahaan yang dicabut konsesinya. Bukan cocokologi juga ketika Raja Ampat akan menjadi lokus tesis yang akan diuji esok di CRCS UGM. Berkebalikan dengan aksi badut jahat di Raja Ampat, @patricia_kabes akan bercerita bagaimana komunitas masyarakat di Aduwei mengelola laut dengan lestari melalui sasi. Berangkat dari negeri timur, peraih beasiswa LPDP ini justru menjadi yang pertama di angkatannya untuk menambahkan dua huruf pada akhir namanya.
For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju