• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • News
  • Unduh Buku – Jalan Dialog Hans Küng

Unduh Buku – Jalan Dialog Hans Küng

  • News
  • 11 April 2021, 01.42
  • Oleh: CRCS UGM
  • 0

Unduh Buku – Jalan Dialog Hans Küng

CRCS UGM – 11 April 2021

Berkebalikan dengan ramalan tesis sekularisasi yang menyatakan bahwa agama pada abad 21 akan semakin terpinggirkan, kenyataan yang terjadi menunjukkan bahwa agama(-agama) malah semakin tampak kentara di ruang publik dan senantiasa memengaruhi gerak masyarakat. Dari kenyataan yang demikian inilah para sosiolog pada periode akhir abad 20 mulai merevisi tesis klasik itu dan menawarkan pembacaan baru seperti ‘kebangkitan kembali (resurgence) agama’ (Peter Berger) atau ‘deprivatisasi agama’ (Jose Casanova).

Melihat kenyataan yang demikian itu, sejumlah pihak kemudian mengajukan pandangan tentang apa yang telah dan akan terjadi. Satu pihak membacanya sebagai suatu ‘benturan peradaban’ yang tidak terhindarkan. Pihak lain memprakarsai ‘dialog peradaban’. Salah satu nama terkenal yang berada dalam jalur kedua ini ialah Hans Küng—seorang Katolik berkebangsaan Swiss, profesor emeritus dalam teologi di Universitas Tübingen Jerman, dan pendiri Global Ethic Foundation—yang meninggal dunia pekan lalu pada 6 April 2021.

Hans Küng terlibat sebagai salah satu penasihat dalam Konsili Vatikan II (1962-1965), satu peristiwa monumental dalam sejarah Gereja Katolik yang membuka jalan bagi paradigma tentang gereja yang ekumenis: keselamatan  yang menginklusi semua umat Kristen dan para “Kristen anonim”. Di antara karya besar Küng ialah Christianity and the World Religions: Paths of Dialogue with Islam, Hinduism, and Buddhism (1986). Para mahasiswa studi agama akan mudah menjumpai ucapan Küng yang sering terkutip dalam buku-buku tentang dialog antaragama: “Tiada perdamaian antarbangsa tanpa perdamaian antaragama; tiada perdamaian antaragama tanpa dialog antaragama.”

Kung juga menggagas ‘etika global’ agama-agama. Pada 1993 ia menginisiasi suatu deklarasi tentang etika global yang ditandatangani dalam Parlemen Agama-Agama Dunia tahun itu. Prakarsa Kung tentang etika global ini juga pernah disambut oleh PBB pada 2001, tahun yang kemudian dideklarasikan PBB sebagai Tahun Dialog Antar-Peradaban.

Dialog sebagai modus perjumpaan antargama dan etika global sebagai tanggung jawab agama-agama dalam merambah dan terlibat penuh dalam masalah sosial, ekonomi, dan politik inilah dua dari sekian buah pikiran yang ditinggalkan Hans Küng—dua gagasan yang juga menjadi perhatian CRCS UGM.

Dalam acara yang menjadi bagian dari ulang tahun CRCS ke-10 dahulu, Hans Küng datang ke Yogyakarta dan memberikan kuliah umum di UGM pada 29 April 2010 dengan tajuk Finding New Paths to Dialogue. Acara ini diselenggarakan atas kerja sama CRCS dengan International Center for Islam dan Pluralism (ICIP) Jakarta dan Kedutaan Besar Swiss. Simak video dokumentasi kunjungan Hans Kung ke Indonesia di bawah ini:

Bersamaan dengan acara ini, CRCS bekerja sama dengan Penerbit Mizan menerbitkan buku 80 halaman berjudul Jalan Dialog Hans Küng dan Perspektif Muslim.

Untuk mengenang Hans Küng, buku itu kami muat ke unggahan ini dan dapat diunduh dengan menekan ‘download’ dalam kotak biru di bawah ini.

Icon

Jalan Dialog Hans Küng dan Perspektif Muslim

1 file(s) 692.05 KB
Download

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
R A G A Ada beberapa definisi menarik tentang raga R A G A
Ada beberapa definisi menarik tentang raga di KBBI. Raga tidak hanya berarti tubuh seperti yang biasa kita pahami dalam olah raga dan jiwa raga. Raga juga dapat berarti keranjang buah dari rotan, bola sepak takraw, atau dalam bahasa Dayak raga berarti satuan potongan daging yang agak besar. Kesemua  pengertian itu menyiratkan raga sebagai upaya aktif berdaya cipta yang melibatkan alam. Nyatanya memang keberadaan dan keberlangsungan raga itu tak bisa lepas dari alam. Bagi masyarakat Dondong, Gunungkidul, raga mereka mengada dan bergantung pada keberadaan telaga. Sebaliknya, keberlangsungan telaga membutuhkan juga campur tangan raga warga. 

Simak pandangan batin @yohanes_leo27  dalam festival telaga Gunungkidul di web crcs ugm
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju