• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Berita Wednesday Forum
  • Demokrasi dalam Dunia Islam, Mungkinkah?

Demokrasi dalam Dunia Islam, Mungkinkah?

  • Berita Wednesday Forum
  • 26 October 2010, 00.00
  • Oleh:
  • 0

CRCS Wednesday ForumSetelah terakhir pada tanggal 20 Agustus lalu, CRCS – ICRS UGM kali ini kembali kedatangan profesor Indonesianis dari Monash University Australia, Dr. Greg Barton.  Tokoh yang akrab dengan studi Indonesia dan terkenal dengan buku Biografi Gus Dur ini kembali hadir pada tanggal 13 Oktober lalu untuk menjadi pembicara dalam diskusi mingguan Wednesday Forum CRCS – ICRS UGM.


Baru-baru ini Barton melalui media Biblio (New Delhi) menerbitkan artikel resensi atas buku Islam, Secularism and Liberal Democracy: Towards a Democratic Theory for Muslim Societies (Oxford University Press 2009), karangan Nader Hashemi Ph. D., asisten profesor studi politik Islam dan Timur Tengah di Josef Korbel School of International Studies, University of Denver. Fakta menarik dari buku ini adalah bahwa Hashemi menyertakan Indonesia beserta Turki sebagai model demokratisasi dunia Muslim.


Dalam Wednesday Forum kali ini, Barton memberikan presentasi yang berkaitan dengan resensi tersebut sekaligus memberikan gambaran tentang ide-ide yang ada dalam buku Hashemi. Terkait dengan isu Islam dan politik di Indonesia dan Turki sendiri, Barton memiliki artikel berjudul Progressive Islamic Thought and Civil Society in Turkey and Indonesia, yang sedang dalam proses terbit melalui buku Islam in the Modern World: The Gülen Movement suntingan Dale Eickleman.


Secara panjang lebar Barton menjelaskan bagaimana Turki dan Indonesia dapat melewati proses pembangunan demokrasi selama ini. Melalui diskusi yang dipandu Samsul Ma’arif, M.A. peserta diskusi mendapatkan pemahaman tentang bagaimana Hashemi merumuskan bahwa dunia Muslim semestinya mampu mencapai demokrasi. Ini menunjukkan bahwa apa yang disampaikan Bernard Lewis dan Samuel Huntington tentang ketidakmungkinan demokrasi dalam dunia Muslim tidaklah beralasan.


Proses demokratisasi ini tak bisa mengelakkan pengalaman Barat sebagai referensi yang mesti dirujuk. Merumuskan sekularisme sebagai syarat dalam proses ini bukan berarti meninggalkan keberadaan agama. Yang diperlukan adalah reformasi logika keberagamaan yang selalu berjalan bersama dengan proses sekularisasi itu sendiri. Pemisahan agama dan politik bukan pula berarti ketiadaan peran kelompok beragama, bahkan kelompok fundamental sekalipun. Lebih dari itu, aspirasi dan pemahaman pribumi terhadap konsep sekularisme pun mesti diberi ruang.


Presentasi setengah jam Barton kemudian berakhir pada pukul 13.30 dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan komentar. Sesi ini menjadi makin menarik karena pembahasan mulai mengerucut pada pengalaman demokratisasi di Indonesia. Barton dan beberapa peserta diskusi mendiskusikan perkembangan politik Indonesia dalam beberapa era yang senantiasa diwarnai oleh keberadaan partai Islam. Pemikiran dari beberapa tokoh Indonesia yang menawarkan konsep interaksi Islam dan politik, semisal Nurcholis Majid, juga dielaborasi.


Diskusi yang berakhir pukul 14.30 ini agak berbeda dengan Wednesday Forum biasanya. Kapasitas Barton sebagai pembicara mampu membuat kursi-kursi ruang diskusi penuh terisi. Tak hanya dari ICRS – CRCS, banyak juga peserta diskusi berasal dari jurusan lain di UGM bahkan dari luar UGM. Nampak juga di antara peserta diskusi, Dr. Siti Syamsiyatun dan Dr. Zainal Abidin Bagir, masing-masing adalah direktur ICRS dan CRCS, Sekolah Pascasarjana UGM, dan Mark Woodward, perofesor tamu dari Arizone State University. [MoU]

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

A M P A T Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan A M P A T
Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan aksi simsalabim dengan mencabut empat konsesi tambang di salah satu gugusan Red Line. Aksi "heroik" itu terlihat janggal ketika perusahaan yang paling bermasalah dalam perusakan lingkungan, bahkan yang menjadi pusat viral, justru dilindungi. Tentu bukan karena cocokologi dengan nama Raja Ampat sehingga hanya empat perusahaan yang dicabut konsesinya. Bukan cocokologi juga ketika Raja Ampat akan menjadi lokus tesis yang akan diuji esok di CRCS UGM. Berkebalikan dengan aksi badut jahat di Raja Ampat, @patricia_kabes akan bercerita bagaimana komunitas masyarakat di Aduwei mengelola laut dengan lestari melalui sasi. Berangkat dari negeri timur, peraih beasiswa LPDP ini justru menjadi yang pertama di angkatannya untuk menambahkan dua huruf pada akhir namanya.
For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju