• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Academic Documents
    • Student Satisfaction Survey
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Berita Wednesday Forum
  • Hubungan Malaysia-Thailand di Thailand Selatan: Konflik Narative

Hubungan Malaysia-Thailand di Thailand Selatan: Konflik Narative

  • Berita Wednesday Forum
  • 4 October 2007, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Edisi ketiga FJSC (Forum Jumat Sore CRCS) akan diselenggarakan pada hari Jumat, 5 Oktober 2007, jam 15:00-16:30, di Gedung Sekolah Pascasarjana, Lantai 3, Ruang 306, Unversitas Gadjah Mada. Pembicara yang akan hadir dalam diskusi ini adalah Philip, King PhD. Tema yang akan diangkat dalam diskusi tentang ??Thai-Malay Relations in Southern Thailand: Beyond the Conflict Narrative?.

Laporan berita dari keempat profinsi di Thailand Selatan terlihat sebagai suatu peringatan serius dari negara yang suram dalam hal hubungan antar agama dan hubungan antar etnik. Setelah dekade 1990 an, konflik terkini telah membangkitkan kecurigaan arus utama Buddha-Thai terhadap Selatan Malay, suatu perasaan yang dibalas oleh sebagian besar Malay Selatan yang hidup dalam peperang selama beberapa tahun.

Konflik, secara khusus konflik antar agama dan antar etnik, telah lama mendominasi sejarah Thailand Selatan. Tujuan dari diskusi dalam paper ini adalah untuk mendorong dan mengingatkan pihak luar akan contoh-contoh kontra tentang toleransi beragama, dialog, serta memperkaya pluralitas budaya.

Tema-tema kunci yang harus dipertimbangkan dalam diskusi ini termasuk:

  • Sejarah sebagai konflik naratif atau penulisan sejarah sebagai ideology
  • Hakikat vs. budaya instrumentalis dari identitas etnik-budaya di Thailand Selatan
  • Masyarakat sebagai suatu wilayah netral atau tempat untuk dialog antar agama

Dibawah ini merupakan penjelasan singkat tentang pembicara.

Sejak tahun 2005 Phil menjabat sebagai Direktur Konsersium Australia untuk Studi Indonesia di Yogyakarta. Sebelumnya beliau mengajar Sejarah Asia Tenggara dan Politik di Universitas Sydney dan Universitas Wollongong. Pada tahun 2005 Phil merampungkan PhD-nya tentang Sejarah Asia Tenggara. Beliau merupakan penulis sejumlah artikel tentang Politik dan Sejarah Thailand Selatan dan Malaysia Utara.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

Clicks are shaping conflicts. In Indonesia’s digit Clicks are shaping conflicts.
In Indonesia’s digital sphere, algorithms now fuel intolerance, speed up radical shifts, and collapse the distance between online anger and real-world violence. “From Clicks to Conflict” reframes radicalism and extremism through Indonesia’s own data, cases, and digital behavior. Understanding how hate evolves online isn’t optional anymore. It’s the frontline of preventing the next wave of violence. 

Come and join  #wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor.  We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
H I L A N G Dalam sejarah perjuangan peradaban, pe H I L A N G
Dalam sejarah perjuangan peradaban, perempuan kerap ditulis sebagai jeda, bukan kalimat utama. Ia seolah hilang tak terdengar meski perannya selalu bingar. Seperti yang ditunjukkan oleh keempat pembicara ini, perempuan kerap menjadi dasar atas sebuah pergerakan, selalu menemukan celah dan mengubahnya menjadi kehidupan. Dari keempatnya kita belajar bahwa perempuan punya hak dan kemampuan untuk menafsir ulang hidup tanpa harus menunggu restu siapa pun.

Simak kembali percakapan di sesi ini dan menapaktilasi ragam perjuangan perempuan seluas mungkin di YouTube CRCS UGM.
L A M P I O N Memori laiknya lampion. Terkadang ia L A M P I O N
Memori laiknya lampion. Terkadang ia redup dan rawan, tetapi terus menggantung di langit halaman. Arsip ialah bahan bakar yang terus menghidupi ingatan. Ia menjadi sumbu bagi suluh yang berpijar. Pun dengan arsip-arsip budaya dan agama Tionghoa di Indonesia. Keberadaannya menjadi pembuka jalan untuk menata kembali peta bangsa dari serpihan gelap yang sengaja dilupakan. 

Simak kembali perbincangan bernas peluang dan tantangan digitalisasi arsip-arsip budaya dan agama Tionghoa di Indonesia hanya di YouTube CRCS UGM
Faith could be cruel. It can be used to wound thos Faith could be cruel. It can be used to wound those we might consider "the other". Yet, rather than abandoning their belief, young queer Indonesians choose to heal by re-imagining it. The Rainbow Pilgrimage is a journey through pain and prayer, where love becomes resistance and spirituality turns into shelter. Amidst the violence, they walk not away from faith, but towards a kinder, more human divine. 

Come and join #wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY