• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Academic Documents
    • Student Satisfaction Survey
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Wednesday Forum News
  • Artificial Intelligence and the Frontiers of Religiosity

Artificial Intelligence and the Frontiers of Religiosity

  • Wednesday Forum News
  • 6 February 2019, 12.02
  • Oleh: CRCS UGM
  • 0

While Artificial General Intelligence (AGI) capable of the same intellectual activity as humans is likely many years away, Artificial Narrow Intelligence (ANI) projects have already proven they can both exceed humans in some aspects of human intelligence and perform tasks needed by society, such as caring for the elderly. Will AI change human self-perception and even religiosity? How will different religious traditions respond to the coming of AI? Can AI itself be religious? Although we tend to regard AI as something new, the ancient Greeks and Chinese were already speculating about humanoid technologies now becoming real. In this talk, I examine several important questions for religious studies regarding human-AI relations.

Takeshi Kimura is Professor of Religious Studies in the Faculty of Humanities and Social Sciences at the University of Tsukuba, Japan. He received his Ph.D. from the Divinity School of the University of Chicago in 1998. His recent works are on Sustainability and A.I. while his study of Native American religions continues, as well.

Look at the full poster of this event here.

Tags: artificial intelligence takeshi kimura

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

#25 Dua puluh lima tahun meniti makna Merajut kol #25

Dua puluh lima tahun meniti makna
Merajut kolaborasi lintas agama dan budaya.
CRCS UGM terus berkarya
Dari ruang akademia untuk sesama dan semesta

Seperempat abad perjalanan CRCS UGM menjadi saksi tumbuhnya dialog lintas iman, riset lintas budaya, dan kolaborasi lintas batas. Kini, saatnya merayakan perjalanan itu bersama. Melalui tema “Adil, Setara, dan Selaras”, kami ingin merefleksikan kembali berbagai capaian yang telah diraih bersama sahabat, mitra, dan keluarga besar yang telah berkontribusi dalam perjuangan mewujudkan agenda kesetaraan, keadilan, dan keselarasan.

Kosongkan jadwalmu pada 21-22 Oktober 2025.
Mari kita rayakan perjalanan ini bersama!
🔥
What if healing isn’t about fixing the self, but What if healing isn’t about fixing the self, but remembering we were never alone?
Stories of students, suffering, and spiritual friendship might unfold into a quiet revolution: from therapy rooms to circles of compassion. Drawing on Buddhist psychology — Karuna, Anatta, Kalyanamitta — this talk reimagines mental health not as survival, but as shared awakening. A vision of care rooted in community, tenderness, and courage to belong again.

Come and join #wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
S E L E P AS Tubuh adalah teks yang tak selesai d S E L E P AS

Tubuh adalah teks yang tak selesai dibaca. Di dalamnya, sejarah bergetar dan menggema. Bukan di kepala, melainkan otot, sendi, dan mata. Kadang tubuh mengingat sesuatu yang tak pernah diucapnya. Gerak yang lahir dari diam, dari ingatan yang lebih tua dari bahasa. Poshumanisme ingin mengingatkan kita, bahwa manusia perlu belajar berhenti menjadi pusat dari segalanya. Saat tubuh tak lagi berkuasa, ia pun pulang pada semesta, yang diam-diam menari bersama.

Simak artikel dan video dari Yuliana Meneses Orduño pada seri amerta di situs web CRCS UGM.

Jangan lupa akan ada lokakarya Amerta Movement di perayaan 25 Tahun CRCS, 21-22 Oktober 2025 🍀
🎉🎁 Kado Istimewa untuk 25 Tahun CRCS UGM! 🎁🎉

Beberapa pekan ke depan CRCS UGM akan merayakan perjalanan 25 tahunnya yang penuh makna. Akreditasi FIBAA Premium Seal, penghargaan internasional bergengsi yang hanya diberikan kepada program studi yang melampaui standar kualitas di 25++ kategori ini, menjadi kado awal yang manis.
Ini bukan sekadar cap prestasi; ini adalah titik tengaran CRCS UGM untuk terus membangun jembatan keilmuan, kemanusiaan, dan keadilan yang melintas sekat.

Terima kasih kepada semua yang telah menjadi bagian dari perjalanan luar biasa ini: mahasiswa, dosen, staf, alumni, mitra, juga kalian semua yang setia di mayantara. Mari kita lanjutkan langkah bersama menuju masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Adil, Setara, Selaras!

Jangan lupa, rayakan bersama Anniversary ke-25 CRCS UGM, 21-22 Oktober 2025, di kampus kita!
Tanpamu kurang satu.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY