Dalam kajian Filsafat Islam, nama Shihabuddin Suhrawardi masyhur dengan konsep filsafat iluminasinya. Ia adalah tokoh kontroversial di masanya. Ia berusaha menggabungkan konsep filsafat dengan mistisisme. Tokoh inilah yang dalam Wednesday Forum CRCS-ICRS tanggal 01 Desember 2010 lalu dikupas oleh John Compaglia, mahasiswa Graduate Theological Union, Berkeley yang mengikuti program Luce Fellowship di UGM, dalam presentasinya “The Context and Content of Suhrawardi’s Use of Cosmogonic and Cosmological Doctrines in His Philosophical Allegories”.
Since long ago gender relations have been problematized by many scholars in the global north as well as the global south seen from many fields of study such as sociology, anthropology, philosophy, political science, and so on. The concept of masculinities is inside this debate. Along with the debates about gender relations and the form of masculinities, the relations of the global south and the global north have shaped various practices and forms.
The forms of relations occur as results of the various relations of both the global south and the global north. To say one of the examples is colonial encounter between the occupier and the occupied as said by Franz Fanon, an Algerian-birth France philosopher: “Every contact between the occupied and the occupier is falsehood”. This falsehood emerged in the form of articulating the concept of masculinities. Beyond that, the theorists that engage with the issues are merely dominated by the theorists from the global north using their own resources even in analyzing those issues in the global south. This fact creates the epistemic imbalance toward the studies aimed at concerning the issues of gender relations in the global south.
Pada bulan Juli lalu, beberapa mahasiswa, staf, dan dosen CRCS UGM terlibat dalam agenda “Vienna International Christian-Islamic Summer University” (VICISU) 2010. Tepatnya mulai tanggal 5 hingga 23, Dian Maya Safitri, Yuyun Sri Wahjuni, Sholahudin, Mohammad Rokib, juga Maria Inggrid Nabuboga, dan Dr. Fatimah Husein mengikuti agenda yang diadakan di Austria ini.
Dalam Wednesday Forum, 3 November lalu, dua di antara beberapa nama di atas yaitu Yuyun Sri Wahyuni dan Mohammad Rokib mendapat kesempatan berbagi pengalaman mengikuti acara yang diadakan oleh University of Vienna bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Sains Austria tersebut.
Last July 5-23, 2010, a few students, a staff, and a lecturer of CRCS UGM were invited to participate in the “Vienna International Christian-Islamic Summer University” (VICISU) 2010 in the University of Vienna, Austria, in cooperation with the Austrian Ministry of Research and Science. The CRCS was represented by Dian Maya Safitri, Yuyun Sri Wahjuni, Sholahudin, Mohammad Rokib, Maria Ingrid Nabuboga, and Dr. Fatimah Husein.
For the November 3, 2010 edition of Wednesday Forum, two of them, Yuyun Sri Wahyu and Mohammad Rokib had the opportunity to share their experience.
Salah satu fenomena masyarakat yang masih layak dikaji secara komprehensif adalah persoalan bunuh diri. Frekuensi kasus bunuh diri relatif tinggi dan berkait erat dengan berbagai aspek kehidupan manusia. Mengatasi persoalan ini, dengan demikian, harus diawali dengan kajian menyeluruh yang melibatkan metodologi interdisipliner. Demikianlah yang disampaikan Dicky Sofjan, Ph.D. dalam presentasinya di Wednesday Forum CRCS-ICRS pada Rabu 27 oktober 2010 lalu.
Mengangkat judul “Suicide and Social Disintegration: Where’s the (Dis)-Connection?” Sofjan, Regional Project Manager di lembaga Asian Public Intellectuals (API), mengawali presentasinya dengan deskripsi intensitas bunuh diri di seluruh penjuru dunia. Motif serta tipe bunuh diri yang sedemikian beragam juga ia paparkan. Secara khusus ia kemudian membahas seputar angka bunuh diri yang cukup tinggi di wilayah Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Untuk kedua kalinya utusan dari Universitas Malaya Kuala Lumpur ambil bagian dalam presentasi diskusi diskusi khas CRCS/ICRS “Wednesday Forum”. Jika sebelumnya tema yang diangkat oleh utusan universitas tersebut adalah seputar permasalahan tidur, kali ini tema yang diangkat dalam Wednesday Forum edisi 20 oktober 2010 adalah seputar permasalahan konsep ganjaran dan hukuman dalam sistem pendidikan.
Mohamad Khairudin Bajuri, mahasiswa Filsafat Pascasarjana Universitas Malaya, mengetengahkan judul “Use of Reinforcement in Learning: Content Analysis from Behavioral Science and Islamic Perspectives.” Melalui presentasi ini Bajuri menyampaikan hasil riset yang ia lakukan di beberapa lembaga pendidikan Islam di Malaysia. Riset ini telah diawali sebelumnya dengan kajian pustaka baik dari literatur sains utamanya psikologi maupun dari literatur Islam.