• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 150
Pos oleh :

Maesur Zaky: Working Together with Marginalized Communities

Alumni News Tuesday, 3 November 2009

This is not a new thing for Maesur Zaky, a CRCS 2002 alumnus, to struggle with marginalized community for their rights. He works as program manager of Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) for youth center. He is well-known throughout the Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender communities in Yogyakarta and in other places including in HIV/AIDS communities. These all started from his struggle with them.

His work at PKBI now is prioritized to be done in the communities. “The process in PKBI is to strengthen the communities, for them who are marginalized such as transgender/transsexual, sex workers, young people without home and job, and for them who do marginalization like the mainstream youths. So, both are intervened. For them who are marginalized, they would be strengthened to be able to advocate for themselves, and for the people who marginalize those people would be able to reduce the stigmas and discrimination to the marginalized people.”

Maesur Zaky: Berkarya pada Komunitas-Komunitas yang Dimarginalkan

Berita Alumni Tuesday, 3 November 2009

Bukan hal yang baru bagi seorang Zaky, alumni CRCS angkatan 2002, berjuang bersama komunitas yang dimarginalkan untuk hak-hak kemanusiaan yang sudah seharusnya mereka dapatkan. Laki-laki yang menjabat sebagai program manager untuk youth center pada Persatuan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) ini telah dikenal baik oleh rekan-rekan komunitas Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender and Queer (LGBTQ) di yogyakarta maupun di daerah lain, termasuk pada beberapa komunitas HIV/AIDS. Ini semua karena perjuangannya bersama mereka tersebut.

Paradigma yang 'Open Minded' dan Sebuah Dialog Kehidupan

Berita Alumni Monday, 2 November 2009

“Paradigma yang open-minded. Mungkin CRCS tidak memberikan semua ilmu, tapi CRCS memberikan paradigma tentang ke mana harus melangkah.” Demikian jawaban dari Izak Y. M. Lattu, alumni CRCS angkatan 2000, ketika ditanyakan mengenai kontribusi CRCS terhadap pekerjaannya saat ini. Laki-laki yang kerap disapa dengan nama “Chaken” ini bekerja sebagai staf pengajar di Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, serta menjabat sebagai Ketua Program Studi (Kaprogdi).

An Open Minded Paradigm and a Dialogue of Life

Alumni News Monday, 2 November 2009

For Izak Y.M. Lattu, CRCS 2000 alumnus, CRCS has significantly contributed to his work now. “An open minded paradigm; CRCS does not give all knowledge, CRCS gives paradigm on how to stride.” That was his answer when asked what contribution CRCS has given to his life. This man, known as “Chaken” to many, is a lecturer at the Faculty of Theology where he heads one of its programs at Satya Wacana Christian University in Salatiga

 

When he studied at CRCS, Izak experienced many things that benefited his life personally and also for other students. For him, the gaps of religions became fluid when he studied Religions together with other CRCS students, and it helped them learn other religions easily. The skill improvement in English is one of the benefits that he never forgets, including the national and international networking that he built.

Tuhan dalam Pandangan Anak-Anak

Berita Wednesday Forum Monday, 26 October 2009

Pembicara pada ?Wednesday Forum? Oktober 14, 2009 adalah Melanie Nyhof, kandidat doctor dari Pittsburgh University. Sedangkan moderator kali ini adalah Roy Alan Brango Tolentino. Melanie mempresentasikan artikel penelitiannya berjudul ?Allah Shape is like the sky, children understanding of God?. Dalam diskusi ini, ia melihat bahwa konsep-konsep agama tentang hal yang bersifat supernatural bukanlah sesuatu yang terberi demikian saja, melainkan terorganisir melaui pemikiran. Fokus penelitian Melanie adalah pada anak-anak Indonesia yang baru berkembang dalam memahami makna Tuhan. Mereka mempunyai perbedaan latar belakang berdasarkan agama, usia, kultural dan psikologis.

Politik Identitas Mayoritas-Minoritas Di India

Wawancara Monday, 26 October 2009

Politik Identitas Mayoritas-Minoritas Di India Wawancara dengan Ram Kakarala

Ram adalah sarjana India yang berasal dari bagian selatan India. Dia tinggal di sebuah kota yang bernama Banghalore, dan bagian dari perjalanan CSCS (Pusat Studi Budaya dan Masyarakat). Dalam wawancara ini, Ram menguraikan bagaimana hubungan mayoritas Hindu dan minoritas Islam maupun Kristen menjadi permasalahan penting dalam hubungan antar agama di India sejak tahun 1980an. Selain permasalahan radikalisme umat Hindu, India juga menghadapi permasalahan perbatasan dengan Pakistan dan munculnya beberapa gerakan separatisme, karena itu Ram menegaskan bahwa permasalahan India sesungguhnya mirip dengan apa yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia.

1…148149150151152…190

Instagram

A M P A T Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan A M P A T
Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan aksi simsalabim dengan mencabut empat konsesi tambang di salah satu gugusan Red Line. Aksi "heroik" itu terlihat janggal ketika perusahaan yang paling bermasalah dalam perusakan lingkungan, bahkan yang menjadi pusat viral, justru dilindungi. Tentu bukan karena cocokologi dengan nama Raja Ampat sehingga hanya empat perusahaan yang dicabut konsesinya. Bukan cocokologi juga ketika Raja Ampat akan menjadi lokus tesis yang akan diuji esok di CRCS UGM. Berkebalikan dengan aksi badut jahat di Raja Ampat, @patricia_kabes akan bercerita bagaimana komunitas masyarakat di Aduwei mengelola laut dengan lestari melalui sasi. Berangkat dari negeri timur, peraih beasiswa LPDP ini justru menjadi yang pertama di angkatannya untuk menambahkan dua huruf pada akhir namanya.
For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju