Wednesday Forum pada tanggal 16 December 2009 mengundang Uma atau Subhani Kusma Dewi. Uma menyelesaikan Masternya dari CRCS UGM dan ia mendapatkan gelar B.A dari kajian Filsafat Islam University Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Dalam presentasinya, Uma melihat bahwa kedatangan Islam di Nusa Tenggara Timur adalah sekitar abad 15 and dan pada bada 18 kedatangannya telah melibatkan banyak elemen yang bukan hanya diliputi misi-misi perdagangan, tapi juga aktivitas nelayan di wilayah perairan, hal ini pula menunjukkan bahwa peranana ulama sebagai agen persebaran agama kembali teruji. Beberapa kelompok Islam ini terpinggirkan dalam laporan sejarah, meskipun mereka mempunyai pengaruh penting yang tidak dapat diabaikan.
Uma juga berargumen bahwa studi kritis tentang kebangkitan Islam di wilayah kepulauan dibuat sebagai sebuah langkah kritis dalam melihat peranan dakwah secarah teliti dan hati-hati. Karena itu studi kritis keislaman juga perlu melihat pada aktivitas, strategi dan efek dari dakwah Islam didalam konteks terbaru sistem nelayan yang memainkan sebuah peranan paling mendasar dalam sebuah sistem sosial dalam masyarakat.
Diskusi tentang Islam seharusnya berbicara tentang strategi, aktivitas dan efek-efeknya terhadap masyarakat Muslim kekinian. Diskusi tentang Islam lebih penting lagi jika membicarakan tentang dinamisasi hubungan antara Islam dan Non Islam di wilayah timur Indonesia.
Dalam sesi tanya jawab, beberapa pertanyaan diajukan kepadanya, seperti dari Pak Joko, seorang mahasiswa doktoral dari ICRS yang bertanya tentang asumsi dasar dari sebuah sistem sosial yang paling kecil, yakni keluarga untuk membangun kekayaan mereka, apakah hal tersebut bena-benar didasarkan etik dan anjuran agama dan bertujuan untuk kegiatan dakwah semata, atau adakah peranan-peranan penting lainnya dalam mendorong munculnya kemakmuran di masyarakat perairan tersebut. Saber, seorang siswa doktoral dari ICRS juga mencoba mengkritisi sistem kekerabatan Muslim di Solor seperti yang digambarkan Uma, khususnya dalam sistem pernikahan silang antar sepupu Muslim, Saber membandingkannya dengan tradisi pernikahan di Arab. Uma mempresentasikan penemuan-penemuan risetnya yang menarik selama hampir selama satu jam, dan Wednesday Forum kali ini berakhir pada jam 14.30.
Uma berasal dari Blitar, Jawa Timur. Beberapa penelitiannya termasuk antara lain “Perlindungan Islam atas Perdagangan Anak di Daerah Pasca Bencana”? (Studi Kasus Bencana Tsunami di Aceh tahun 2004-2006); Lannggar Etan Community and Their Cultural Attempt Against Modernity (The Case of Leran Village, East Java) (2006); Pendidikan Agama di SMU-se Yogyakarta (Research Assistant) (2007); Pernikahan Beda Agama antara Santri dan Abangan di Kota Solo dan Yogyakarta (Research Assistant) (2007); The Role of Dakwah on Economic Activity: The Muslim Fishermen in Kupang Gulf East Nusa Tenggara, AMAN (2008-2009).
Selain itu, dia juga penah melakukan penelitian gabungan bersama the American Friends Service Committee Indonesia dengan tema Analisis Situasi Sosial di Timor Barat (Analysis on Social Situation at West Timor). Uma juga pernah menjadi seorang produser film sebauh produksi film berjudul “Menikahi Agama” (Interaith Marriage Case in Yogya and Solo).
(HAK)