Pembicara untuk acara Forum Rabu CRCS & ICRS adalah Phil Enns
Phil Enns memperoleh gelar Master dari Conrad Grebel College di Kanada (1992-1224) dan gelar doctoral dari University of St. Michael’s College, University of Toronto (1997-2006). Ia pernah menjadi staf pengajar pada university Gindiri College of Theology of Nigeria (1994-1997) and in Brock University of Canada (1990-1991). Artikelnya tersebar di beberapa jurnal internasional, diantaranya: The Rule of Theology: Kierkegaard and Wittgenstein on Theology and Truthfulness. ” Conrad Grebel Review, Vol. 21, No. 2, Spring 2003; “Habermas, Reason, and the Problem of Religion: The Role of Religion in the Public Sphere.”Heythrop Journal, early 2008.
Abstrak
Saya melihat bahwa peran agama dalam ruang politik sudah cukup lama menjadi isu yang controversial. Peran agama, khususnya dalam demokrasi modern telah menjadi persoalan, karena dalam demokarasi, ia mensyaratkan bahwa pengambilan keputusan diperoleh berdasarkan nalar, dimana tiap individu yang terlibat dalam pengambilan keputusan haruslah rasional, bukan sebaliknya berdasarkan keyakinan. Pertanyaan selanjutnya adalah, apakah nalar agama dapat disatukan dengan nalar politik? Dalam kesempatan ini saya akan menguji pertanyaan di atas dengan menggunakan aspek mendasar dalam sebuah demokrasi yang efektif, yaitu prinsip timbal balik (reciprocity). Prinsip ini berkayakinan bahwa demokrasi menyetujui untuk menerima keputusan-keputusan politik, meskipun keputusan-keputusan tersebut berdampak pada kepentingan personal , dalam artian bahwa proses pengambilan keputusan secara fundamental tidaklah bias dan juga, pada saat yang bersamaan akan sesuai dengan kepentingan perorangan. Saya akan menguji apakah penggunaan nalar agama dalam realitas politik bersandingan dengan prinsip reciprocity yang saya usung. Saya akan menyimpulkan bahwa bagaimana seseorang memaknai agama, disanalah terletak peran nalar agama dalam realitas politik.