• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Berita Wednesday Forum
  • Hasil Riset: Academic Writing di CRCS

Hasil Riset: Academic Writing di CRCS

  • Berita Wednesday Forum
  • 14 September 2007, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Pada akhir Agustus 2007, CRCS menyelenggarakan diskusi tentang Academic Writing di CRCS. Hadir sebagai pembicara dalam diskusi ini adalah Niswatin Faoziah, mahasiswa pascasarjana universitas Sanatha Dharma yang melakukan penelitian tentang CRCS Students Responses to Teacher Written Feedback on Their Academic Writing. Data penelitian dikumpulkan dengan menginterview mahasiswa dan English instructor, serta meneliti paper mahasiswa yang telah diperiksa oleh English instructor.

Menurut pembicara, menulis secara akademik dalam bahasa Inggris merupakan pekerjaan yang sulit. Alasannya adalah jika anda ingin menulis secara akademik, maka anda harus mempersiapkan diri dengan kecakapan bahasa Inggris yang baik, memiliki kosakata yang cukup, pengetahuan lingustik, serta mampu untuk mengorganisasikan ide-ide secara jelas dan lain-lain. Walaupun terdapat banyak kesulitan untuk menjadi penulis yang handal, akan tetapi, terdapat banyak cara untuk mencapai hal tersebut. Salah satu diantaranya adalah teacher feedback. Feed back adalah suatu interaksi antara seseorang yang memberi respon dan penerima respon tersebut melalui komentar tulisan. Suatu aktivitas yang sangat kompleks Freedman (1985:32).

Niswatin Faoziah memaparkan bahwa terdapat beberapa masalah yang dihadapi mahasiswa CRCS dalam academic writing mereka. Permasalahan tersebut adalah:

  • Pengaruh bahasa ibu. Permasalahan ini muncul ketika mahasiswa menulis paper, mereka cenderung untuk menterjemahkan bahasa Indonesia ke dalam bahasa Inggris secara literleks.
  • Pihan kata. Mahasiswa biasanya mengalami kesulitan untuk membedakan antara kata kerja, kata sifat dan lain-lain.
  • Kesulitan untuk mengorganisasikan ide-ide kedalam bentuk yang koheren and kohesif.
  • Kesulitan untuk fokus terhadap tujuan.
  • Kesulitan dalam Syntax (subjek-penggunaan artikel, tensis, word order, kata kerja).

Untuk mengatasi masalah tersebut, teacher feedback sangat berguna untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa dalam menulis. Akan tetapi menurut pembicara, kenyataannya adalah walaupun mahasiswa telah mendapat feedback dari English instructor, akan tetapi mereka masih menghadapi masalah. Permasalahan tersebut adalah:

  • Beberapa mahasiswa membaca feedback dari English instructor, akan tetapi mereka jarang menggunakan feedback tersebut ketika melakukan revisi. Berdasarkan interview antara pembicara dan seorang mahasiswa, terdapat mahasiswa yang menerima feedback akan tetapi tidak merefisi final papernya berdasarkan teacher feedback (TFB). Mahasiswa tersebut berargumentasi bahwa English instructor tidak mengerti apa yang dia inginkan sehingga revisi paper tidak dilakukannya.
  • Mahasiswa tidak setuju dengan TFB. Beberapa mahasiswa berfikir bahwa English instructor kurang mengerti apa yang mereka tulis.
  • Mahasiswa tidak mengerti TFB. Mereka berfikir bahwa TFB terlalu umum, kurang berisi penjelasan.
  • Mahasiswa tidak mengerti kode symbol/koreksi gramatikal yang digunakan English instructor.
  • Beberapa mahasiswa minder terhadap kemampuan bahasa Inggrisnya ketika akan mengkalirifikasi TFB.
  • Mahasiswa kurang strategi dalam memanfaatkan TFB.

Dalam diskusi, peneliti juga mengungkapkan respon mahasiswa CRCS terhadap TFB. Beberapa respon mereka adalah:

  • Mahasiswa kurang mengerti TFB yang menggunakan symbol dalam koreksi grammatical secara jelas. Hal ini biasanya terjadi pada mahasiswa yang memiliki pengetahuan bahasa yang rendah.
  • Mahasiswa dengan kemampuan bahasa Inggris yang tinggi sangat memperhatikan isi, gaya bahasa serta pilihan kata.
  • Sementara mahasiswa yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang rendah senang menerima TFB dalam bentuk form.
  • Mahasiswa kurang menyukai komentar positif, karena komentar tersebut kurang memotivasi mereka. Kritik sangat disukai karena kritik dapat meningkatkan kemampuan mereka.

Dalam menjawab pertanyaan Guy Brown, instruktur bahasa Inggris di CRCS, tetang bagaimana membangun hubungan yang baik dengan mahasiswa. Pembicara mengatakan bahwa mahasiswa Indonesia kadang-kadang tidak percaya diri ketika berkomunikasi dengan native speaker. Persoalannya bukan hanya pada permasalahan bahasa, tetapi juga tentang posisi. Mahasiswa Indonesia berfikir bahwa terdapat kesenjangan hubungan antara mereka dengan English instructor. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalah ini, English instructor perlu untuk memposisikan diri mereka sebagai teman serta perlu mengetahui kemampuan mahasiswa. Selain itu, English instructor sebaiknya bersifat fleksibel dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk berbicara dengan menggunakan bahasa ibu ketika mereka mendapat kesulitan dalam menjelaskan apa yang mereka maksud.

Pada sesi terakhir, pembicara memberikan beberapa saran kepada English instructor CRCS untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa. Saran-saran tersebut adalah: Mendorong mahasiswa untuk mengunakan strategi cognitive dan meta-cognitive; Mengajarkan mahasiswa utuk mengedit sendiri tulisan mereka; Mempromosikan diskusi kelas serta mendorong mereka untuk membaca dan menjawab pertanyaan tentang feedback.

Menurut Niswatin Faoziah, mahasiswa CRCS sangat beruntung karena mereka memiliki English Instructor yang menolong mereka dalam mengoreksi makalah dan thesis serta menjadi konsultan dalam bahasa Inggris. Mahasiswa pada beberapa program akademik tidak memiliki English instructor sebagaimana yang dimiliki CRCS.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
R A G A Ada beberapa definisi menarik tentang raga R A G A
Ada beberapa definisi menarik tentang raga di KBBI. Raga tidak hanya berarti tubuh seperti yang biasa kita pahami dalam olah raga dan jiwa raga. Raga juga dapat berarti keranjang buah dari rotan, bola sepak takraw, atau dalam bahasa Dayak raga berarti satuan potongan daging yang agak besar. Kesemua  pengertian itu menyiratkan raga sebagai upaya aktif berdaya cipta yang melibatkan alam. Nyatanya memang keberadaan dan keberlangsungan raga itu tak bisa lepas dari alam. Bagi masyarakat Dondong, Gunungkidul, raga mereka mengada dan bergantung pada keberadaan telaga. Sebaliknya, keberlangsungan telaga membutuhkan juga campur tangan raga warga. 

Simak pandangan batin @yohanes_leo27  dalam festival telaga Gunungkidul di web crcs ugm
K O S M O P O L I S Kosmo bermakna semesta, sement K O S M O P O L I S
Kosmo bermakna semesta, sementara polis itu mengacu pada kota yang seupil. Sungguh istilah oksimoron dengan daya khayal maksimal. Namun, nyatanya, yang kosmopolis itu sudah hadir sejak dulu dan Nusantara adalah salah satu persimpangan kosmopolis paling ramai sejagad. Salah satu jejaknya ialah keberadaan Makco di tanah air. Ia bukan sekadar dewa samudra, melainkan kakak perempuan yang mengayomi saudara-saudara jauhnya. Tak heran, ketika sang kakak berpesta, saudara-saudara jauh itu ikut melebur dan berdendang dalam irama kosmopolis. Seperti di Lasem beberapa waktu silam, Yalal Wathon dinyanyikan secara koor oleh masyarakat keturunan tionghoa dan para santri dengan iringan musik barongsai. Klop!

Simak ulasan @seratrefan tentang makco di situs web crcs!
At first glance, religious conversion seems like a At first glance, religious conversion seems like a one-way process: a person converts to a new religion, leaving his old religion. In fact, what changes is not only the person, but also the religion itself. The wider the spread of religion from its place of origin, the more diverse the face of religion becomes. In fact, it often gives birth to variants of local religious expressions or even "new" religions. On the other hand, the Puritan movement emerged that wanted to curb and eradicate this phenomenon. But everywhere there has been a reflux, when people became disaffected with Puritan preachers and tried to return to what they believed their religion was before.

Come and join the #wednesdayforum discussion  at the UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju