• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Berita Wednesday Forum
  • Kata Bersama antara Kami dan Anda: Apakah Kasih Tuhan dan Kasih Sesama Cukup untuk Dasar Hubungan Muslim-Kristen

Kata Bersama antara Kami dan Anda: Apakah Kasih Tuhan dan Kasih Sesama Cukup untuk Dasar Hubungan Muslim-Kristen

  • Berita Wednesday Forum
  • 10 June 2010, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Jay Rock menjadi tamu pembicara untuk Wednesday Forum tanggal 17 Februari, 2010. Jay Rock adalah koordinator hubungan antar agama untuk gereja Presbyterian, USA. Jay membahas “Kata Bersama Antara Kami dan Anda: Apakah kasih Tuhan dan cinta kepada tetangga cukup menjadi dasar untuk hubungan Muslim-Kristen?” Dalam forum ini, Bernard T. Adeney-Risakotta, Direktur ICRS-Yogya menjadi moderator. Kata pengantarnya dalam forum ini membuat suasana dalam diskusi menjadi lebih menarik. Jay Rock mempertanyakan bagaimana orang-orang Kristen menanggapi konsep “Kata Bersama”? yang terkandung dalam makna kitab suci dan dalam hubungannya dengan Islam? Apakah makna kalimat yang sama dalam kitab suci ini dapat menjadi dasar dalam hubungan dan juga menjadi jembatan dalam melihat perbedaan-perbedaan di antara kita?

Dokumen asli dari “Kata Bersama” adalah sebuah isu yang ditandatangani pada tahun 2007. Dokumen ini merupakan undangan dari para pemimpin agama Kristen yang ditandatangani oleh para 138 pemimpin dan cendekiawan Muslim dari seluruh dunia. Dokumen tersebut berjudul “Sebuah Kata bersama antara Kami dan Anda” yang sebenarnya merujuk pada Surah ketiga Al-Quran, ayat 64, yang mengatakan bahwa semua ahli kitab datang ke dunia secara bersama-sama untuk membangun dunia yang adil antara kami dan kamu. Hal ini menarik karena konsep ini adalah undangan untuk datang bersama, membangun perdamaian dan keadilan. Berakar pada prinsip-prinsip tersebut, maka yang kita butuhkan untuk berbagi adalah yang adalah kasih Tuhan dan kasih sesama.

Jay Rock berpendapat bahwa kalimat yang mengandung makna sama dalam kitab suci sangat signifikan untuk perkembangan dunia, karena berbagai macam orang yang menandatangani konsep “kata bersama” datang dari Asia, Amerika, Timur Tengah dan Eropa akan menyebarkan gagasan ini ke tetangga mereka sendiri satu sama lain. Kedua, gagasan “kata bersama” telah berakar dalam Kitab Suci, seperti Al Quran dan di dalam Alkitab. Kedua kitab suci ini benar-benar mewakili kebaikan hidup bersama secara damai di antara orang yang berbeda. Ketiga, membangun saling akuntabilitas di kalangan umat Islam dan Kristen untuk kehidupan komunal, damai dan hidup bersama. Akuntabilitas secara timbal balik jika dianggap serius cukup penting bagi masyarakat. Keempat, seruan aksi damai. Ini didasarkan pada pemikiran bahwa hubungan masa depan kita bersama akan didasarkan pada hubungan sosial. Kelima, konsep “dunia bersama” cukup penting karena menegaskan keadilan dan kebebasan agama sebagai alat untuk mencintai sesama kita.

Dalam sesi tanya jawab, banyak pertanyaan, masukan dan kritik datang dari sarjanawan yang berkonsentrasi dalam hubungan antaragama, seperti Fatimah Hussein dan Suhadi Cholil. Suhadi melihat bahwa permasalahn di Indonesia sebenarnya tidak hanya masalah eksternal antara Muslim dan Kristen, tetapi juga lebih kepada masalah internal. Sebagai contoh, permusuhan dan perselisihan di kalangan umat Islam dalam menafsirkan sebuah masalah menciptakan konflik, karena itu banyak aliran dalam Islam, seperti Islam radikal, Islam moderat, dan Islam lokal dan lain-lain yang masing-masing dari mereka tidak hidup secara berdampingan. Perselisihan ini tidak hanya terjadi dalam Islam, tetapi juga di Kristen. Selain itu, Suhadi bertanya seberapa jauh bahwa pengertian “dunia bersama” ini telah diadaptasi dengan baik oleh lembaga-lembaga keagamaan, karena ia sendiri cukup ragu melihat gagasan ini dapat juga diimplementasikan di Indonesia.

Akhir dari forum ini disimpulkan dengan baik oleh moderator dengan memberikan penjelasan pada beberapa poin-poin penting, antara lain makna “Kata Bersama“ seharusnya tidak hanya bersifat eksternal, namun juga internal intra agama masing-masing. yang telah dikemukakan oleh pembicara. Forum ditutup pada pukul 14.30 ditandai dengan aplaus panjang yang diberikan kepada pembicara, Jay T. Rock.

(TIB)

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

A M P A T Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan A M P A T
Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan aksi simsalabim dengan mencabut empat konsesi tambang di salah satu gugusan Red Line. Aksi "heroik" itu terlihat janggal ketika perusahaan yang paling bermasalah dalam perusakan lingkungan, bahkan yang menjadi pusat viral, justru dilindungi. Tentu bukan karena cocokologi dengan nama Raja Ampat sehingga hanya empat perusahaan yang dicabut konsesinya. Bukan cocokologi juga ketika Raja Ampat akan menjadi lokus tesis yang akan diuji esok di CRCS UGM. Berkebalikan dengan aksi badut jahat di Raja Ampat, @patricia_kabes akan bercerita bagaimana komunitas masyarakat di Aduwei mengelola laut dengan lestari melalui sasi. Berangkat dari negeri timur, peraih beasiswa LPDP ini justru menjadi yang pertama di angkatannya untuk menambahkan dua huruf pada akhir namanya.
For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju