• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Berita Wednesday Forum
  • Konsep Proses Belajar Dalam Timbangan Sains Dan Islam

Konsep Proses Belajar Dalam Timbangan Sains Dan Islam

  • Berita Wednesday Forum
  • 2 November 2010, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Untuk kedua kalinya utusan dari Universitas Malaya Kuala Lumpur ambil bagian dalam presentasi diskusi diskusi khas CRCS/ICRS “Wednesday Forum”. Jika sebelumnya tema yang diangkat oleh utusan universitas tersebut adalah seputar permasalahan tidur, kali ini tema yang diangkat dalam Wednesday Forum edisi 20 oktober 2010 adalah seputar permasalahan konsep ganjaran dan hukuman dalam sistem pendidikan.

Mohamad Khairudin Bajuri, mahasiswa Filsafat Pascasarjana Universitas Malaya, mengetengahkan judul “Use of Reinforcement in Learning: Content Analysis from Behavioral Science and Islamic Perspectives.” Melalui presentasi ini Bajuri menyampaikan hasil riset yang ia lakukan di beberapa lembaga pendidikan Islam di Malaysia. Riset ini telah diawali sebelumnya dengan kajian pustaka baik dari literatur sains utamanya psikologi maupun dari literatur Islam.

Menurut Bajuri, proses belajar adalah elemen inheren dalam ajaran Islam. Ia menukil beberapa ayat Al Quran dan narasi Hadits yang menjelaskan tentang proses belajar. Kemudian ia menunjukkan konsep pembelajaran aplikatif yang digunakan oleh Nabi Muhammad juga beberapa sarjana Muslim. Di sisi lain, ia memilih konsep proses belajar yang dirumuskan oleh beberapa sarjana psikologi aliran Behaviorisme.

Apa yang lalu didapat Bajuri adalah adanya konsep ganjaran dan hukuman yang menduduki posisi penting dalam proses belajar baik menurut perspektif sains maupun perspektif Islam. Kecocokan dalam tataran konsep ini kemudian dipadukan dengan analisa terhadap hasil riset lapangan. Ia pun berlanjut pada kesimpulan tentang adanya kesamaan antara konsep Islam dan konsep sains yang mendukung pengembangan proses belajar.

Dalam sesi tanya-jawab, Dr. Mark Woodward, pengajar tamu di ICRS dan CRCS, mengkritisi penggunaan istilah perspektif Islam dalam presentasi tersebut. Baginya, isu proses belajar dalam Islam memiliki spektrum sangat luas yang tak bisa direduksi begitu saja menjadi sebuah perspektif yang homogen.

Beberapa peserta diskusi turut mengkritisi metodologi yang digunakan dalam riset. Pemilihan paradigma Behaviorisme yang digunakan dalam riset dipertanyakan karena Behaviorisme sendiri bukan lagi menjadi tren utama dalam Psikologi. Sementara itu para peserta yang lain menyarankan agar deskripsi riset dikerucutkan kembali dengan menyertakan data lokasi riset secara spesifik, jika perlu, disebutkan dalam judul presentasi.

Dalam penutup sesi yang berlangsung selama satu jam ini penyaji presentasi mengucapkan terima kasih atas segenap kritik yang diajukan peserta diskusi. Menurutnya kritik tersebut akan dijadikan sebagai pertimbangan atas revisi hasil riset sebelum dipublikasikan. Dan karena waktu singgah di Indonesia bagi dua utusan Universitas Malaya ini tinggal sebentar, mereka berdua mengucapkan selamat tinggal dan menyampaikan terimakasih kepada pihak CRCS dan ICRS atas bantuan dan kerja sama selama ini. Moderator Nyong Eka Teguh Imam Santoso dari ICRS pun menutup Wednesday Forum edisi ini. [MoU]

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

A M P A T Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan A M P A T
Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan aksi simsalabim dengan mencabut empat konsesi tambang di salah satu gugusan Red Line. Aksi "heroik" itu terlihat janggal ketika perusahaan yang paling bermasalah dalam perusakan lingkungan, bahkan yang menjadi pusat viral, justru dilindungi. Tentu bukan karena cocokologi dengan nama Raja Ampat sehingga hanya empat perusahaan yang dicabut konsesinya. Bukan cocokologi juga ketika Raja Ampat akan menjadi lokus tesis yang akan diuji esok di CRCS UGM. Berkebalikan dengan aksi badut jahat di Raja Ampat, @patricia_kabes akan bercerita bagaimana komunitas masyarakat di Aduwei mengelola laut dengan lestari melalui sasi. Berangkat dari negeri timur, peraih beasiswa LPDP ini justru menjadi yang pertama di angkatannya untuk menambahkan dua huruf pada akhir namanya.
For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju