• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Berita Wednesday Forum
  • Memori Otak dalam Mentransformasi Kekerasan

Memori Otak dalam Mentransformasi Kekerasan

  • Berita Wednesday Forum
  • 4 June 2010, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Presentasi forum yang disampaikan oleh Prof Dr Carolina Lopez C. dalam Wednesday Forum yang diadakan pada April 21, 2010 mengusung judul “Pergerakan Melampaui Kekerasan: Potensi Aplikasi dari Teori Restrukturisasi Kognitif untuk Transformasi Konflik.” Bertindak sebagai moderator adalah Faqiudin A Qodir.

Untuk pembukaan, Prof Lopez memperkenalkan Pusat Dialog & Kesejahteraan Manusia (CDBH) dan keterlibatan mereka dalam berbagai jenis pekerjaan dialog, seperti pendidikan perdamaian, transformasi konflik kerja, penyembuhan memori sejarah dan beberapa lainnya. Setelah itu, Lopez menjelaskan bahwa dalam melakukan pekerjaan mereka, alat analisis yang digunakan untuk seluruh proses kerja dikenal sebagai teori mikro analisis struktural-ideologis yang mengeksplorasi format memori di otak, dan bagaimana pengaktivasian ini menyebabkan kebiasaaan kekerasan dan pola respon terhadap input tertentu. Menurut Lopez, dalam situasi-situasi konflik di mana kekerasan dinormatifkan, lokakarya berbasis ISA menawarkan kepada peserta kemungkinan terhadap kesadaran dalam memilih respon alternatif untuk damai terhadap rangsangan yang menyulut kekerasan di bagian output perilaku mereka.

Diskusi juga mengeksplorasi literatur tentang restrukturisasi teori kognitif, dengan mempertanyakan apa pandangan yang mungkin berguna untuk menawarkan bantuan dalam proses pemindahan masyarakat dari pola-pola kekerasan sebagai kebiasaan ke normativisasi kolaborasi antara masyarakat yang sebelumnya terlibat dalam konflik. Lopez membahas otak neuroplasticity dan potensi aplikasi restrukturisasi teori kognitif untuk denormativisasi kekerasan.

Lopez juga mengungkapkan bahwa tanggapan terprogram dapat direstrukturisasi. Ini berarti bahwa neuroplasticity memungkinkan untuk aktivitas yang dirancang dengan penuh hati-hati untuk merestrukturisasi otak, mengubah perilaku kita melalui ‘belajar,’ menciptakan jejak baru, memodifikasi penyimpanan memori, menggeserkan harapan dan melakukan penafsiran. Semua perubahan dapat diamati dalam mekanisme penyimpanan otak (Gage, 2004).

Karena kendala waktu, Prof Lopez memotong waktunya dan melanjutkan forum ke diskusi terbuka. Banyak tanggapan dan pertanyaan menarik yang dilemparkan ke pembicara yang kemudian ditanggapi dengan sangat terbuka.

Prof Dr Carolina Lopez C. adalah direktur Pusat Dialog dan Kesejahteraan Manusia, ia adalah profesor Hubungan Internasional di Universitas Tecnologico de Monterrey, Chihuahua di Mexico, dan ia juga menjadi peneliti senior di Pusat Dialog Peradaban di University of Malaya.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

L A B E L Seberapa penting sebuah label? Bagi makh L A B E L
Seberapa penting sebuah label? Bagi makhluk modern, label itu penting walau bukan yang paling penting. Ia menjadi jendela informasi sekaligus penanda diri. Dalam kacamata masyarakat legalis, label juga berarti penerimaan dan perlindungan. Namun, seringkali label itu disematkan oleh entitas di luar diri, terlepas ada persetujuan atau tidak. Karenanya, tak jarang label juga menjadi penghakiman. Dalam silang sengkarut semacam ini, perebutan kuasa bahasa atas label menjadi vital, terutama bagi kelompok rentan yang dimarjinalkan. Kalau kata teman yang alumni dusun Inggris , "label is rebel!"

Simak bincang @astridsyifa bersama @dedeoetomo tentang lokalitas dan ekspresi identitas gender di situs web crcs
Waktu Hampir Habis 😱 HARI INI TERAKHIR PENDAFTA Waktu Hampir Habis 😱
HARI INI TERAKHIR PENDAFTARAN MASUK CRCS UGM 🫣

Jangan sampai lewatin kesempatan terakhir ini !! 
#crcs #ugm #s2 #sekolahpascasarjanaugm
Kupas Tuntas masuk CRCS UGM (Live Recap) #crcsugm Kupas Tuntas masuk CRCS UGM
(Live Recap)

#crcsugm #pendaftarancrcsugm #sekolahpascasarjanaugm #s2 #ugm #live
Beli kerupuk di pasar baru Nih loh ada info terbar Beli kerupuk di pasar baru
Nih loh ada info terbaruuu

Penasaran gimana rasanya jadi bagian dari CRCS UGM? 🧐 Yuk, intip live streaming kita hari Senin, 30 Juni jam 15.00-17.00 WIB yang akan mengupas tuntas seputar pendaftaran, kehidupan kampus CRCS UGM dan banyak lagi!
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY