• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • News
  • Pekan Budaya Tionghoa di Yogyakarta

Pekan Budaya Tionghoa di Yogyakarta

  • News
  • 11 March 2019, 17.10
  • Oleh: ardhy_setyo
  • 0

Pekan Budaya Tionghoa di Yogyakarta

CRCS UGM – 11 Maret 2019

Tahun baru orang Tioghoa atau Imlek baru saja berlalu, dan beberapa kota besar di Indonesia turut merayakannya. Di Yogyakarta, Imlek antara lain dirayakan di kampung pecinan Ketandan, di kawasan Malioboro. Perayaan ini dilangsukan dalam tajuk Pekan Budaya Tioghoa Yogyakarta (PBTY) yang berlangsung pada 13-19 Februari. Pada pekan acara ini, jalan Malioboro dihiasi lampion dan banyak pernak-pernik Tionghoa lain. PBTY tahun ini menghadirkan beragam hal antara lain festival budaya, wisata kuliner baik yang halal maupun haram, panggung hiburan, pameran budaya, dan pemilihan Koko-Cici Jogja 2019, dan berbagai pertunjukan atraksi, termasuk lomba-lomba seperti lomba karaoke, melukis kepala, kaligrafi Cina, mendongeng dalam bahasa Mandarin, dan lain-lain.

Kaum Tionghoa mulai mendapat pengakuan keseteraan sejak era Reformasi, setelah mereka mendapat diskriminasi di era otoritarianisme Orde Baru. Terutama sejak masa Abdurrahman Wahid (Gus Dur), presiden keempat, kaum Tionghoa kembali mendapat kebebasannya untuk menampilkan identitas dan perayaan budaya Tionghoa di ruang publik.

Berikut ini adalah foto-foto dari PBTY yang diambil oleh mahasiswa CRCS, Chusnul Chotimah.

Tags: Tionghoa

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY