• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Berita Wednesday Forum
  • Perbedaan dan Dialog dalam Kekristenan

Perbedaan dan Dialog dalam Kekristenan

  • Berita Wednesday Forum
  • 29 June 2009, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Umat Kristen harus menjalin hubungan dengan umat non-Kristen, dengan cinta dan sikap menghargai, terlibat dalam dialog dengan kerendahan hati, mengakui kebenaran dan kekudusan yang disampaikan oleh Roh Kudus terhadap agama-agama lainnya. Demikian salah satu pandangan Mega Hidayati pada Wednesday Forum, 3 Juni 2009, dengan mengangkat topik diskusi ?Sebuah Pandangan Muslim terhadap Dialog Inter-Kristian.?

Berdasarkan pengalaman mengikuti sandwich program di Union Theological Seminary, New York, 2008, Mega melihat bahwa didalam kekristenan terdapat berbagai pandangan yang berbeda. Sebagai contoh, dalam perdebatan evangelikal, terdapat dua pandangan yang dianggap dominan dan berbeda satu sama lainnya, yakni ekslusivisme dan inklusivisme. Orang-orang yang dianggap eksklusif lebih menempatkan Yesus di atas kepercayaan lainnya. Sedangkan Inklusif, termasuk didalamnya pluralis, menyangkal adanya otoritas yang unik dan menguasai segalanya.

Disamping berbicara mengenai pandangan ekslusif dan inklusif, bagi Mega terdapat pula perspektif dari pihak progresif, partikuralisme radikal dan pentakostal. Masing-masing memiliki perspektif dan atau klaim yang cukup berbeda satu sama lainnya, terutama terkait dengan kehidupan umat Kristen dengan komunitas atau umat lainnya.

Dengan perspektif dan atau klaim yang berbeda-beda tersebut Mega mempertanyakan setiap pihak terkait dengan dialog yang perlu dibangun didalamnya. Contohnya, untuk perspektif evangelikal, siapa yang bisa menentukan siapa yang benar dan siapa yang salah? Apa ukurannya? Terhadap progresif perspektif, apakah metafora yang dipakai dalam menggambarkan tentang Yesus menunjukkan bahwa Kristen seutuhnya tidak lebih dari metafora kehidupan moral? Bisakah mencapai kebenaran universal?

Berdasarkan pengalaman diatas Mega melihat adanya kecenderungan sikap tidak toleran terhadap perspektif yang berbeda di internal kita daripada pada agama lainnya. Untuk itu, dialog intra-Kristian dibutuhkan untuk membawa damai dan rekonsiliasi diantara umat Kristen dan orang-orang beriman lainnya. Terkait dengan itu pula, merujuk pendapat Mahmoud Ayoub, salah satu persoalan dalam dialog umat Kristen-Muslim adalah ketidakmampuan menerima iman orang lain disamping istilah-istilah mereka sendiri.

Dari beberapa tanggapan peserta terhadap pandangan Mega, terdapat salah satu tanggapan yang menarik. Tanggapan ini menunjukkan kesalahan dalam melihat kehidupan umat Kristen dalam kacamata kategori atau pengelompokan diatas. Tidak ada evangelis, pluralis, inklusifis, ekslusifis, progresifis, dsb. yang secara melulu diaplikasikan oleh umat Kristen. Seseorang pada saat yang sama bisa menjadi ekslusifis, inklusifis, progresifis, dsb. karena berbagai ajaran atau pengalaman yang dipahaminya.

Konteks dari kehidupan atau keberadaan umat Kristen perlu dipertimbangkan pula, karena melahirkan atmosfer dialog atau hubungan yang berbeda, terutama ketika terdapat kelas dan berbagai perbedaan mendasar lainnya. Hubungan atau dialog dalam komunitas umat Kristen yang akademis, contohnya, mempengaruhi wacana dan sikap yang dibangun didalamnya, dan hal ini akan berbeda dengan mereka yang berdialog dalam kehidupan sehari-hari baik dengan sesama Kristen maupun umat lainnya.

[MEGA HIDAYATI is an ICRS student who earned her master?s degree from CRCS UGM. Her research (thesis) was on Human Finitude and Interreligious Dialogue: A Discussion on Hans-Georg Gadamer?s Thoughts. Mega just finished her Sandwich Program, a semester studied at Union Theological Seminary, New York City, New York. She was involved with the conference on Gender, Post-Colonialism and Interfaith Movements, New York, October, 24-25, 2009. She also spoke on several workshop and group discussion on interfaith dialogue.]

Abstrak presentasi dapat dilihat pada link berikut:

https://crcs.ugm.ac.id/news.php?news_id=180

(JMI)

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

L A B E L Seberapa penting sebuah label? Bagi makh L A B E L
Seberapa penting sebuah label? Bagi makhluk modern, label itu penting walau bukan yang paling penting. Ia menjadi jendela informasi sekaligus penanda diri. Dalam kacamata masyarakat legalis, label juga berarti penerimaan dan perlindungan. Namun, seringkali label itu disematkan oleh entitas di luar diri, terlepas ada persetujuan atau tidak. Karenanya, tak jarang label juga menjadi penghakiman. Dalam silang sengkarut semacam ini, perebutan kuasa bahasa atas label menjadi vital, terutama bagi kelompok rentan yang dimarjinalkan. Kalau kata teman yang alumni dusun Inggris , "label is rebel!"

Simak bincang @astridsyifa bersama @dedeoetomo tentang lokalitas dan ekspresi identitas gender di situs web crcs
Waktu Hampir Habis 😱 HARI INI TERAKHIR PENDAFTA Waktu Hampir Habis 😱
HARI INI TERAKHIR PENDAFTARAN MASUK CRCS UGM 🫣

Jangan sampai lewatin kesempatan terakhir ini !! 
#crcs #ugm #s2 #sekolahpascasarjanaugm
Kupas Tuntas masuk CRCS UGM (Live Recap) #crcsugm Kupas Tuntas masuk CRCS UGM
(Live Recap)

#crcsugm #pendaftarancrcsugm #sekolahpascasarjanaugm #s2 #ugm #live
Beli kerupuk di pasar baru Nih loh ada info terbar Beli kerupuk di pasar baru
Nih loh ada info terbaruuu

Penasaran gimana rasanya jadi bagian dari CRCS UGM? 🧐 Yuk, intip live streaming kita hari Senin, 30 Juni jam 15.00-17.00 WIB yang akan mengupas tuntas seputar pendaftaran, kehidupan kampus CRCS UGM dan banyak lagi!
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY