• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Academic Documents
    • Student Satisfaction Survey
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Bedah Buku
  • Perjumpaan Sains Dan Agama. Dari Konflik Ke Dialog

Perjumpaan Sains Dan Agama. Dari Konflik Ke Dialog

  • Bedah Buku
  • 1 January 2004, 00.00
  • Oleh:
  • 1

161PERJUMPAAN-SAINS-DAN-AGAMABagi agama, keberhasilan gilang-gemilang sains di berbagai aspek kehidupan manusia, terutama sejak Renaisans, sekurang-kurangnya menimbulkan tanggapan yang mendua: harapan baru dan juga khawatiran baru.

Agama mungkin bisa mengharapkan sains membersihkan unsur-unsur takhayuli yang menyusup, disadari atau tidak, ke dalam ajaran-ajarannya. Tetapi, agama juga khawatir, kalau-kalau sains akan menyisihkannya, atau malah meniadakannya. Meskipun harapan ini tampaknya tidak terpenuhinya, kecemasannya pun untungnya tidak terlalu mengkhawatirkan.

Pada kenyataannya, agama menjalin hubungan dangan sains dalam pola yag tidak sederhana. Ada spektrum yang cukup luas dalam pandangan tentang hubungan agama-sains: dari ekstrem konflik hingga peleburan total. Dalam Perjumpaan Sains dan Agama , sang pengarang menampilkan empat kubu yang berbeda “konflik, kontras, kontak, konfirmasi” di panggung perdebatan.

  • Kubu konflik memandang agama dan sains secara intrinsik berlawanan. Keduanya bertarung untuk saling menyalahkan, bahkan saling meniadakan, dan karena itu tidak mungkin bisa dipertemukan.
  • Lebih lunak dari itu, kubu kontras memandang agama dan sains masing-masing memiliki wilayah kerja sendiri yang otonom, terpisah, dan absah. Meskipun tidak perlu bertemu, keduanya harus saling menghormati integritas masing-masing.
  • Alih-alih menghindarkan pertemuan, kubu kontrak menyarankan agama saling bertukar pandangan dengan sains untuk memperkaya perspektif tentang kenyataan. Akan tetapi, keduanya tidak mesti bermufakan, apalagi meleburkan diri.
  • Bergerak lebih dari itu, kubu konfirmasi menyarankan agama dan sains agar saling mengukuhkan, terutama dalam berbagai pandangan tentang anggapan-anggapan dasar tentang realitas, tanpa harus kehilangan identitas masing-masing.

Dalam menunjukkan perdebatan yang seru dan hidup di antara kubu-kubu yang berbeda, Haught menampilkan masing-masing kubu untuk memaparkan argumantasinya dan kritiknya kepada kubu-kubu lain. Dengan cara ini, dia mengajak pembaca untuk melihat lanskap persoalan hubungan sains-agama dalam dimensi-dimensi kemanusiaan yang kaya dan menyeluruh.

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Comment (1)

  1. Joko Nurkamto 6 years ago

    Saya tertarik membaca buku ini. Bagaimana saya dspat mendapatkan atau membeli buku tsb?

    Reply

Instagram

On social media, mental health is often presented On social media, mental health is often presented as a form of entertainment. 🎥 Take Purnomo Belajar Baik, a popular YouTube channel with over 2 million subscribers, which posts videos about the so-called ‘insane’ to entertain its audience. What’s the catch? While these videos claim to promote care for those with mental health struggles, they also turn ‘madness’ into something to laugh at.

This study dives deep into how ‘madness’ is sensationalised on Indonesian social media. It explores how a mix of religion, law enforcement, medical practices, and digital media all play a role in this spectacle. Is it really care, or are we watching the exploitation of those who need help, disguised as entertainment?

Come and join #wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
S U B J E K Jika laut, gunung, batu, dan angin ial S U B J E K
Jika laut, gunung, batu, dan angin ialah subjek nonmanusia, bagaimana cara kita menghadirkannya di ranah legak formal manusia? Beberapa akademisi mengajukan konsep tentang hak-hak alam sebagai justifikasi hukum. Namun, pengejawantahan konsep ini tidak semudah cuap manis para penyair paradigma tersebut. Tănăsescu mengingatkan kita jebakan universalisasi hak-hak alam yang pada akhirnya menjadi kolonialisme pengetahuan baru
H O R E G Doa itu senjata mereka yang lemah. Ia me H O R E G
Doa itu senjata mereka yang lemah. Ia menjelma menjadi kekuatan yang tak hanya menyentuh langit, tetapi juga menggerakkan bumi. Doa bukan sekadar rapalan mantra, melainkan aksi yang menyatukan hati untuk membawa harapan yang lebih baik.

Simak laporan aksi doa bersama lintas iman selepas tragedi represi aparat belakangan ini di situs web crcs
When faith meets extraction, what or whose priorit When faith meets extraction, what or whose priority comes first: local communities, organizations, or the environment?

Both Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah have voiced their acceptance of mining concessions, each with their own set of carefully considered perspectives. But what lies beneath their words?  In this upcoming #wednesdayforum, @chitchatsalad will dive deep using critical discourse analysis to unravel the layers of these powerful statements. We'll explore how these two of the world’s largest Islamic mass organizations justify their positions and what it reveals about their goals, values, and the bigger narratives in play.

This is more than just a conversation about mining. Come and join #wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY