• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Berita Wednesday Forum
  • Tradisi Perkawinan dalam Kultur Yahudi

Tradisi Perkawinan dalam Kultur Yahudi

  • Berita Wednesday Forum
  • 9 April 2010, 00.00
  • Oleh:
  • 0

Tema diskusi yang diadakan oleh CRCS-ICRS dalalm Wednesday Forum pada 24 Maret 2010 adalah “Pengkultusan atau Subordinasi? Tradisi Perkawinan Yahudi dan Alternatifnya dalam Sastra Rabinik” dipresentasikan oleh Melanie Landau dari Centre for Jewish Civilisation di Monash University. Dr Siti Syamsiatun bertindak sebagai moderator. Pada forum kali ini lain dari biasanya karena menggunakan video conference yang dilakukan di Ruang Konferensi Fakultas Hukum, UGM.

Landau membahas unsur-unsur tradisional perkawinan Yahudi, yakni dua institusi penegak hukum untuk memodifikasi perkawinan Yahudi dan penafsiran terhadap untuk pernikahan tradisional. Ia juga memasukkan aspek untuk mendapatkan perempuan oleh laki-laki, seperti yang dijabarkan dalam teks-teks kuno para rabi di abad pertengahan.

Dalam sesi tanya jawab, ada pertanyaan yang menarik dan praktis yang diajukan oleh para audiens, namun mampu dijawab oleh pembicara dengan lancar karena sangat menguasai topiknya. Tiga pertanyaan datang dari Nene, seorang mahasiswa ICRS, yang bertanya tentang isu perjodohan dalam komunitas Yahudi, peran wanita Yahudi di rumah dan nilai anak-anak dalam kacamata agama Yahudi, apakah ada perbedaan antara nilai untuk anak laki-laki dan perempuan. Pertanyaan lain datang dari Maufur, seorang staf ICRS, yang menanyakan seberapa jauh penafsiran baru dari teks Alkitab dapat mempengaruhi perkawinan Yahudi. Dan pertanyaan terakhir datang dari seorang mahasiswa Hukum yang bertanya tentang bagaimana kondisi seorang wanita Yahudi yang kawin dengan orang non-Yahudi.

Forum berakhir tepat pukul 2:30 di sore hari sesuai jadwal. Ms Landau menerima tepuk tangan hangat dari para penonton yang karena presentasinya yang menarik. Topik ini memberikan audiens sebuah pengetahuan baru tentang masyarakat Yahudi.

Ms Melanie Landau adalah seorang dosen di Monash University yang memfokuskan studinya pada Sastra Yahudi dan Pemikiran Yahudi, dan Hubungan Gender dan Perkawinan dalam umat Yahudi. Dia adalah mantan direktur Australian Centre for Jewish Civilisation di Universitas Monash.

(HAK)

 

 

Leave A Comment Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Instagram

A M P A T Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan A M P A T
Baru kemarin, pemerintah YTTA melakukan aksi simsalabim dengan mencabut empat konsesi tambang di salah satu gugusan Red Line. Aksi "heroik" itu terlihat janggal ketika perusahaan yang paling bermasalah dalam perusakan lingkungan, bahkan yang menjadi pusat viral, justru dilindungi. Tentu bukan karena cocokologi dengan nama Raja Ampat sehingga hanya empat perusahaan yang dicabut konsesinya. Bukan cocokologi juga ketika Raja Ampat akan menjadi lokus tesis yang akan diuji esok di CRCS UGM. Berkebalikan dengan aksi badut jahat di Raja Ampat, @patricia_kabes akan bercerita bagaimana komunitas masyarakat di Aduwei mengelola laut dengan lestari melalui sasi. Berangkat dari negeri timur, peraih beasiswa LPDP ini justru menjadi yang pertama di angkatannya untuk menambahkan dua huruf pada akhir namanya.
For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju