• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • News
  • Belajar Mengalami Perbedaan Agama

Belajar Mengalami Perbedaan Agama

  • News
  • 28 August 2021, 07.36
  • Oleh: crcs ugm
  • 8

Belajar Mengalami Perbedaan Agama:

Panduan Praktik Kunjungan Lapangan Dialog Antaragama untuk Mahasiswa

CRCS UGM – 28 Agustus 2021

Indonesia memang sangat plural, tetapi tidak sedikit mahasiswa yang sejak masa kecilnya hanya tinggal dalam ghetto komunitas keagamaannya sendiri. Di samping unsur politik-ekonomi, kesalahpahaman (misunderstanding) antarindividu maupun antarkelompok agama yang berbeda menyumbang ketegangan, konflik, dan kekerasan antaragama. Sehingga, proses saling memahami (understanding) menjadi penting untuk diupayakan. Sebagai bagian dari upaya saling memahami dan menghargai perbedaan agama-agama di kalangan mahasiswa, mengajak mahasiswa untuk mencicipi pengalaman perbedaan agama secara langsung menjadi strategi yang jitu. Meskipun sebentar, kunjungan lapangan mampu membongkar prasangka yang lama tertanam dalam pikiran mahasiswa.

Dari waktu ke waktu, kunjungan lapangan (fieldtrip) ke berbagai tempat dan komunitas yang multikultur semakin populer dipakai di kelas-kelas pendidikan formal di kampus. Sayangnya, belum ada panduan akademik yang memadai. Panduan ini berusaha mengisi kekosongan itu.

Buku kolaborasi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga; Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) UGM; dan Pusat Pengkajian Islam, Demokrasi dan Perdamaian (PusPIDeP) Yogyakarta ini terdiri dari tiga bagian utama, yakni uraian tentang dasar-dasar dialog antaragama (Bagian 1), perihal bagaimana menyelenggarakan kunjungan lapangan untuk dialog (Bagian 2), dan panduan praktik kunjungan lapangan (Bagian 3).

Program penulisan buku panduan ini mendapatkan dukungan dari KAICIID, sebuah organisasi intergovernmental berbasis di Vienna, Austria yang turut mempromosikan dialog antargama dan antarbudaya.

__________________

Penulis            : Suhadi
Penerbit          : PusPIDep Yogyakarta
Cetakan           : September 2021
Tebal buku      : xii + 38 hlm

__________________

Klik “download” dalam kotak biru

[wpdm_package id=’17403′]

Tags: dialog antaragama Suhadi Cholil

Leave a Reply to Suhadi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

Comment (8)

  1. SITI KHUZAIMAH 4 years ago

    Maturnuwun Pak..

    Reply
    • Suhadi 4 years ago

      Sama2 mbak Khuzaimah, boleh juga dishare ke yg lain jika dirasa bermanfaat

      Reply
  2. Husnul Qodim 4 years ago

    Buku keren dan inspiratif pak, di samping dapat memberikan panduan lapangan, juga menginspirasi perlunya kuliah lapangan untuk MK dialog antar agama, Hubungan antar Agama dan yang sejenis..

    Reply
    • Suhadi 4 years ago

      Makasih Kang Qodim, belakangan ini saya semakin tertarik membumikan teori/konsep yang rumit ke dalam pengetahuan2 praktis yang dengan mudah dibaca audien dan diterapkan. Saya juga mendpt inspirasi dari Njenengan dalam diskusi buku kemarin, komentarnya santai tapi mengena. Nuwun

      Reply
  3. Aditya Warman 4 years ago

    Saling memahami adalah power bagi bangsa kita

    Reply
    • Suhadi 4 years ago

      Betul sekali Mas Aditya, mari menebar power itu semakin luas. Makasih ya komennya, salam kenal.

      Reply
  4. Hidayatut Thoyyibah 4 years ago

    Makasih

    Reply
  5. Khofifah Izza Afrida 3 years ago

    Mantab.. Sangat mengembangkan wawasan sekali.. goodjob lh pokoknya

    Reply

Instagram

When faith meets extraction, what or whose priorit When faith meets extraction, what or whose priority comes first: local communities, organizations, or the environment?

Both Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah have voiced their acceptance of mining concessions, each with their own set of carefully considered perspectives. But what lies beneath their words?  In this upcoming #wednesdayforum, @chitchatsalad will dive deep using critical discourse analysis to unravel the layers of these powerful statements. We'll explore how these two of the world’s largest Islamic mass organizations justify their positions and what it reveals about their goals, values, and the bigger narratives in play.

This is more than just a conversation about mining. Come and join #wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
J O G E D Kapan terakhir kali kamu menyapa teman d J O G E D
Kapan terakhir kali kamu menyapa teman dengan sebuah gestur tubuh, alih-alih meminjam seperangkat huruf dan emoji  dari balik layar? Tubuh kita menyimpan potensi ruang untuk berbicara satu sama lain, menggunakan perangkat bahasa yang sama-sama kita punya, saling menyelaraskan frekuensi melalui gerak. 

Simak artikel dari alexander GB pada seri amerta di web crcs ugm.
L I B A T Berbicara tentang kebebasan beragama ata L I B A T
Berbicara tentang kebebasan beragama atau berkeyakinan itu tidak cukup hanya di kelas; ataupun sebaliknya, bertungkus lumus penuh di lapangan. Keduanya saling melengkapi. Mengalami sendiri membuat pengetahuan kita lebih masuk dan berkembang. Menarik diri dan berefleksi membuat pengetahuan itu mengendap dan matang. Melibatkan diri adalah kunci.

Simak laporan lengkap Fellowship KBB 2025 hanya di situs web crcs ugm.
The Ecumenical Patriarchate has quietly built a mi The Ecumenical Patriarchate has quietly built a mission in Indonesia, nurturing faith while navigating a tough reality. Inside, the community faces its own struggles. Outside, it confronts Indonesia’s rigid rules on “legal religions,” leaving them without full recognition. This research uncovers their journey. This is a story of resilience, challenge, and the ongoing question of what religious freedom really means in Indonesia.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY