CRCS| Fardan Mahmudatul Imamah
Demografi kependudukan merupakan data pokok dalam perencanaan kebijakan. Termasuk kebijakan terkait bidang keagamaan dan pengakuan kepercayaan di Indonesia. Selama sepuluh tahun terakhir pasca reformasi, tercatat peningkatan konflik komunal maupun tekanan kekerasan terhadap kelompok minoritas. Hal itu disebabkan arus utama kelompok mayoritas memaksakan kehendak tentang syarat-syarat tertentu untuk menjadi Indonesia. Aksi anti-keragaman pun tidak hanya berhenti sampai pada propoganda ‘ancaman’ terkait berkembangnya jumlah kelompok minoritas, tetapi juga tindakan anarkis yang sering kali memaksakan pemerintah tidak mampu bertindak tegas. Dalam konteks demikian, demografi kependudukan menjadi informasi yang berpotensi misinterpretasi, sehingga berakibat ketidakadilan dalam penetapan kebijakan maupun disinformasi secara politis sebagai bentuk propoganda anti-keragaman.
Oleh karena itu, buku Agama di Indonesia dalam Angka Dinamika Demografis Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 2000-2010 yang diluncurkan oleh CRCS UGM, menemukan signifikansinya. Buku yang ditulis oleh Agus Indiyanto ini menyajikan peta empirik persebaran agama-agama di Indonesia. Selama ini, isu persebaran agama sangat sensitif dan rentang konflik. Hal itu dilakukan melalui penjelasan perkembangan jumlah penganut agama secara nasional di Indonesia sesuai dengan definisi agama yang diberikan oleh negara. Selain itu, pembacaan angka juga dilengkapi dengan faktor-faktor dinamika kehidupan sosial yang menyebabkan perbedaan angka dari tahun ke tahun.
Sebagai abstraksi, pada bagian kedua buku ini, juga dijelaskan lebih terperinci tentang demografi agama di enam provinsi, yakni Bali, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Maluku, dan Yogyakarta. Pertimbangan pemilihan lokasi contoh demografi agama tersebut berdasarkan pada karakter masing-masing provinsi yang memiliki pengalaman keragaman sebagai representasi Indonesia. Setidaknya untuk model kajian awal penelitian.
Perlu diperhatikan dalam kata pengantar buku ini, disebutkan bahwa isu laju pertumbuhan penduduk berdasarkan agama yang biasanya dikaitkan dengan mayoritas dan minoritas sangat berpotensi untuk dipolitisir. Oleh karena itu, cara membaca angka khususnya terkait demografi agama seharusnya tidak berhenti pada proporsi (jumlah) dan prosentase penduduk berdasarkan agama. Dua hal tersebut dapat menjebak, karena cara membaca yang demikian akan mengabaikan elemen ‘distribusi’ dan ‘konsentrasi’ yang bersamaan ditemukan dalam proses penyebaran penduduk (hal XV).
Buku ini menggunakan satu sumber angka yakni Sensus Penduduk 2000 dan Sensus Penduduk 2010 yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik. Hal itu tentu akan berakibat perbedaan hasil penelitian jika dibandingkan dengan angka-angka yang disajikan oleh sumber lain. Namun demikian, penggunaan satu sumber angka diharapkan tidak hanya menghindari kebingungan pembacaan angka dan tetapi juga dalam bersamaan laju pertumbuhan rata-rata penduduk menurut agama selama sepuluh tahun terakhir.
Diharapkan, buku yang ditulis dengan gaya ringkas namun tajam tersebut menjadi acuan kerangka berpikir berdasarkan kenyataan keragaman tidak hanya dalam angka, tetapi akan lebih banyak ditemukan lagi kekayaan keragaman di Indonesia dalam realitas berbangsa dan bernegara. Satu arah baru dalam menentukan kebijakan dan sumbangan dalam mempertahakan kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Info Buku
Judul | : | Agama di Indonesia dalam Angka, Dinamika Demografis Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2000 dan 2010 |
Pengarang | : | Agus Indiyanto |
Penerbit | : | Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS ) UGM |
Halaman | : | XXII x 136 halaman |
Untuk pemesanan buku ini bisa menghubungi:
Program Studi Agama dan Lintas Budaya/CRCS
Gedung Sekolah Pascasarjana, UGM
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta
Telp. 0274 544 976