• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Academic Documents
    • Student Satisfaction Survey
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • Pos oleh
  • page. 25
Pos oleh :

ardhy_setyo

Waisak dalam Bingkai Keindonesiaan

HeadlineNewsPerspective Wednesday, 10 May 2017

Yulianti | CRCS | Perspektif

Perayaan Waisak adalah salah satu hari besar umat Buddha untuk memperingati tiga peristiwa: hari lahir Sidharta Gotama (calon Buddha Gautama), momen Sidharta mendapatkan pencerahan ilmu, dan hari mangkatnya Buddha. Ketiga peristiwa ini terjadi pada bulan Waisak saat purnama.

Waisak dirayakan dalam berbagai bentuk dengan skala yang beragam. Denyut perayaan Waisak tidak hanya terasa di negara-negara berpenduduk mayoritas Buddha seperti Sri Lanka, Thailand, Myanmar, atau wilayah mainland Asia Tenggara lain. Negara-negara di mana agama Buddha tidak dipeluk mayoritas penduduknya seperti Indonesia pun menggemakan Waisak melalui acara-acara besar.

Islam dan Demokrasi Indonesia Setelah Pilkada DKI

Perspective Sunday, 30 April 2017

Sebagian dampak Pilkada DKI tak berhenti setelah pilkada usai. Meski berjalan sukses tanpa gugatan kecurangan, dan hasilnya diterima semua pihak, sulit merayakan keberhasilan itu dengan suka cita. Ia memang demokrasi, tapi dengan kualitas rendah, yang meninggalkan luka-luka serius.

Emplacement and displacement in the Banda Islands

HeadlineNewsWednesday Forum Report Wednesday, 12 April 2017

Anthon Jason | CRCS | Wednesday Forum Report

The Kora-Kora race in Banda Neira. Photo by Kelli Swazey

In Indonesia, people can be called by their homeland’s name, such as orang Batak, orang Sunda, orang Manado and so on. The Indonesian concepts that are tied tightly to ideas of land, community, and cosmology referred to as adat have a dynamic and complex relationship to people’s religious identification and how they understand their identities. People can be emplaced or displaced in regard to how their religious identity relates to their cultural identification with particular places. While emplacement is the process by which people identify themselves with a place, displacement is a dislocation, removal, expropriation, takeover, or ideological process to refute claims of rights over land, the use of cultural symbols, or the ability of people and groups to self-identify.

Showing off piety: between wefies and riya’

HeadlineNewsWednesday Forum Report Thursday, 6 April 2017

Anang G Alfian | CRCS | Wednesday Forum Report

As a product of the globalized world, social media have created a virtual space of communication and interaction. Many people use it with enthusiasm as it helps humans build communication and connectivity much faster than ever before. On the other hand, many consider this phenomenon a challenge for living ethically and productively.

Dealing with this topic, Wednesday Forum on February 9th 2017 held a discussion on “wefies” (group self-portraits posted on social media) in relation to the Islamic concept of riya’ (showing off piety). The two speakers, Fatimah Husein, currently teaching at CRCS/ICRS as well as UIN Sunan Kalijaga, and Martin Slama of the Institute for Social Anthropology at the Austrian Academy of Sciences, presented the emerging phenomenon of online piety in Indonesia, especially on how Muslims rethink riya’ in today’s popular “wefie” culture. The presentation was based on Husein’s article titled “The Revival of Riya’: Displaying Muslim Piety Online in Indonesia” which has been submitted for a virtual issue of American Ethnologist and Slama’s research project on “Islamic (Inter)Faces of the Internet: Emerging Socialities and Forms of Piety in Indonesia” funded by the Austrian Science Fund.

Setelah Kunjungan Raja Saudi: Melawan Ekstremisme?

Perspective Tuesday, 7 March 2017

Setelah Kunjungan Raja Saudi: Melawan Ekstremisme?

Azis Anwar Fachrudin – 7 Maret 2017

Di mata banyak orang, kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud boleh jadi menampakkan gestur yang positif. Namun satu hal yang tetap tak boleh terlupa ialah bahwa beberapa janji menunggu untuk segera dipenuhi. Satu pernyataan juga penting mendapat respons serius.

Setidaknya dua janji layak disebut di sini. Pertama, kompensasi terhadap korban cedera (42 orang) dan kelurga korban yang meninggal (12 orang) dari jamaah haji Indonesia dalam tragedi jatuhnya derek (crane) di Masjidil Haram pada 2015. Kedua, jaminan perlindungan terhadap Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi, khususnya yang bekerja di sektor informal, serta penyelesaian dialogis dua negara untuk kasus 25 WNI yang terjerat pidana dengan ancaman hukuman mati.

CRCS dan Ilalang Menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Komunitas di Papua

News Monday, 27 February 2017

Sebanyak 16 peserta, yakni 8 orang dari Jayapura dan 8 orang dari Merauke, mengikuti pelatihan yang diadakan CRCS dan Ilalang Institute.

1…232425262728

Instagram

Kamu pikir acara akademik gak bisa seru? #crcsugm Kamu pikir acara akademik gak bisa seru? #crcsugm #25thn #adil #setara #selaras
A L U M N I Pengetahuan memang lahir dari ruang ya A L U M N I
Pengetahuan memang lahir dari ruang yang hening, tapi ia menemukan maknanya di jalanan yang bising.

Begitu pula dengan alumni CRCS UGM. Sebutan "alumni" kerap disematkan kepada lulusan atau jebolan suatu perguruan. Asal katanya dari bahasa latin, alere, yang berarti merawat. Maka, sudah selayaknya seorang alumnus senantiasa merawat pengetahuan apa yang ia dapat, merumat relasi yang disemai, dan meruwat ketidakadilan sesuai dengan kemampuan. Maka,  alumni studi agama tak lagi berbicara semata tentang surga dan neraka,  tetapi tentang luka dan harapan manusia.

Pada helatan seperempat abad ini, alumni CRCS datang membawa beragam kisah: tentang bagaimana kerja akademik bertemu aktivisme, bagaimana riset menjelma menjadi keberpihakan. Sebab belajar, pada akhirnya, adalah cara lain untuk mencintai dunia.

Mari ikut berbagi bersama dalam kudapan, pengalaman, dan harapan.
Terbuka untuk umum ya :D
A R S I P Arsip-arsip Tionghoa di Nusantara adala A R S I P 
Arsip-arsip Tionghoa di Nusantara adalah ingatan yang bernafas pelan di antara debu dan waktu. Ia adalah sebuah fragmen tentang perjumpaan budaya, iman, dan keberanian untuk menetap di tanah yang kadang menolak untuk mengingat. Dalam lembar-lembar rapuh itu tersimpan bukan hanya doa dan bahasa, melainkan  juga cara bangsa ini bernegosiasi dengan lupa. 
CRCS UGM meluncurkan sebuah ruang arsip digital terkait agama dan budaya Tionghoa. Mari menyambut bersama ruang jumpa ini agar digitalisasi arsip tidak berhenti di bita-bita dunia maya. Dari kelenteng, rumah ibadah, hingga ruang digital, masa lalu menemukan napas barunya.
Bangsa yang Bergerak Setelah tujuh film panjang d Bangsa yang Bergerak

Setelah tujuh film panjang dan enam film pendek menjelajah layar dan ruang diskusi di berbagai penjuru tanah air dan dunia, kini Indonesian Pluralities hadir dengan kisah di baliknya. Buku ini menyingkap perjalanan riset, proses kreatif, dan refleksi yang tak sempat tertuang dalam medium film, disertai pula wawancara eksklusif, foto-foto, dan dokumentasi pemutaran.
Sebuah persembahan dari CRCS UGM, Pardee School of Global Studies Boston University, dan WatchdoC Documentary, dengan dukungan Henry Luce Foundation. Mari menelusuri bagaimana Indonesian Pluralities bergerak di layar, di lapangan, dan dalam kehidupan kita bersama.
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY