Animisme baru mengkritik paradigma animisme lama yang dilandasi paradigma yang esensialis, evolusionis, dan bisa modern. Akan tetapi, apakah animisme baru bisa seutuhnya lepas dari masalah yang diidap animisme lama ini?
Class Journal
Melalui karyanya 'The Meaning and End of Religion', Smith tidak luput dari sejumlah kritik, tetapi ia menjadi pelopor kajian studi agama yang dapat mengakomodasi ekspresi keyakinan di luar-luar agama-agama dunia.
Agama dunia yang kuat elemen teologisnya dan hierarkis dalam memandang hubungan manusia-alam akan menganggap relasi antara penganut agama leluhur dengan pohon, batu, gunung, dst, sebagai relasi penyembahan. Paradigma semacam ini perlu digeser.
As part of the World Religions class, CRCS students went to the Santo Antonius Catholic church in Kotabaru; the Hindu Pura Vaikuntha Vyomantara in Adisutjipto Air Force military base; and the Buddhist Vihara Karangdjati on Jl Monjali.
Premis dasar pascakolonialisme: produksi pengetahuan tidak bisa dilepaskan dari kepentingan produsennya. Catatan dari kelas 'Religion, Gender, and Postcolonialism' di CRCS semester ganjil 2019.
Teori animisme bermula dari konstruksi kesarjanaan di Barat abad 19, yang kemudian dibawa ke “Timur” seiring kolonialisme. Teori ini belakangan mendapat kritik karena sifatnya yang evolusionis-esensialis dan bias paradigma modern.