Pengalaman transendental nun di atas langit seringkali tidak bisa kita gapai dengan intelektual. Di sinilah humor bekerja. Dengan humor, agama yang adiluhung nan surgawi bisa menjadi sangat manusiawi dan membumi.
Wednesday Forum Report
Membingkai Peristiwa, Menggali Imaji
Hanny Nadhirah – 17 November 2023
Bagaimana sebuah foto dapat memiliki pengaruh besar dalam membentuk pemahaman kita tentang suatu peristiwa?
Foto atau gambar yang sering kita lihat rupanya bukanlah sesuatu yang netral. Di dalamnya mengandung konstruksi makna dan kepentingan tersembunyi. Sebagai sebuah visualisasi atas peristiwa, foto berpengaruh besar pada cara kita memahami, merasakan, dan mengambil tindakan terkait peristiwa tersebut. Fenomena inilah yang Elis Zulianti Anis, dosen Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, diskusikan pada Wednesday Forum (27/09) “Picturing Power: State Media, and Religious Representation in the 2015 Sumatra Forest Fires.” Elis memaparkan temuan penelitiannya terkait publikasi foto-foto media lokal saat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Sumatra tahun 2015.
Berebut Wacana Otoritas atas Tubuh Perempuan
Nanda Tsani – 17 November 2023
Bagaimana jika kelompok perempuan yang menyuarakan hak “tubuhku otoritasku” dibalas dengan “tubuhku otoritas tuhanku” oleh kelompok perempuan yang lain?
“The personal is political”. Slogan politis yang mencuat pada gerakan feminisme pada tahun 1960-an di Amerika Serikat ini sangat pas untuk menggambarkan dinamika pertarungan wacana atas tubuh dan otoritas perempuan. Pandangan perempuan mengenai otoritas tubuhnya tidak semata hal personal tetapi juga bagian dari gerakan politik yang terus dimobilisasi. Salah satu bentuknya ialah desakan kepada pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan preventif maupun kuratif terkait kekerasan seksual yang banyak dialami oleh kaum perempuan.
Menggali Gaia
Hanny Nadhirah – 30 Oktober 2023
Bagaimana jika bumi yang kita sebut sebagai rumah, pada kenyataannya, adalah entitas hidup?
Pertanyaan di atas menjadi titik perbincangan pada peluncuran buku God and Gaia: Science, Religion, and Ethics on a Living Planet pada Wednesday Forum edisi spesial yang berlangsung di auditorium Sekolah Pascasarjana UGM (11/10). Peluncuran buku tersebut dihadiri oleh sang penulis, Michael S. Northcott yang kini menjadi adjunct professor di Universitas Gadjah Mada. Ia berbagi temuannya dalam mengonfigurasi ulang hubungan antara sains, agama, dan etika pada kehidupan di bumi ini.
Mewujudkan Hak Pendidikan Agama untuk Semua Siswa
Hanny Nadhirah – 24 Oktober 2023
“Setiap peserta didik pada sekolah berhak memperoleh pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.”
Amanat ini tercantum dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No. 16 Tahun 2010 mengenai pengelolaan pendidikan agama di sekolah. Namun, dalam kenyataannya, apakah pendidikan agama telah diberikan kepada semua siswa dengan setara tanpa memandang latar belakang identitas mereka?
Pertanyaan ini menjadi pemantik diskusi Wednesday Forum (20/9) bertajuk “Fulfillment of Religious Education Rights for Minority Students” dengan narasumber Dody Wibowo dari Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik UGM. Melalui studi kasus empat cabang Sekolah Sukma Bangsa, dosen yang akrab dipanggil Dody ini mengangkat dinamika implementasi pendidikan agama pada siswa nonmuslim di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Sulawesi Tengah.
Yang Terpenting Apa yang Ada di dalam Jiwaku:
Waria dalam Himpitan Normativitas Agama
Nanda Tsani – 04 Oktober 2023
Mungkin kita cukup familiar dengan dokumentasi keseharian religiusitas waria di Pulau Jawa, misal dari buku-buku Masthuriyah Sa’dan dan liputan dokumenter beberapa media yang berlatar Pesantren Alfatah Yogyakarta. Namun, tidak banyak yang mengulas dinamika pengalaman keagamaan waria di luar Jawa, utamanya di Indonesia bagian timur. Khanis Suvianita, alumnus program doktoral Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS) UGM, meneliti pengalaman keagamaan dari 57 waria di Gorontalo dan Maumere. Temuan tersebut ia diskusikan dalam Wednesday Forum, 13 September 2023, bertajuk “Lived Religion and Waria Religious Experiences in Eastern Indonesia”.