The course will combine lectures from multidisciplinary professors of Universitas Gadjah Mada, cultural practices and exchanges between Japanese and Indonesian university students using both English and Japanese. The short course is a collaboration between Tsukuba University, CRCS, Graduate School-UGM, and the Faculty of Cultural Science, UGM.
Meski sudah ratusan tahun hidup bersama, Tionghoa Kristen merupakan salah satu identitas masyarakat yang paling sering disalahpahami di Indonesia. Stereotip yang paling melekat—bahkan hingga hari ini—di antaranya eksklusif, punya hak istimewa dalam perekonomian, agen kristenisasi, bahkan diragukan nasionalismenya.
Gagasan pluralisme merupakan ruang fleksibel bagi keberagaman untuk saling berinteraksi. Namun di sisi lain, pluralisme juga memberi keleluasaan lebih bagi mayoritas untuk mengatur keberagaman tersebut.
Pohon kerap menjadi simbol yang mampu mencairkan dan menjembatani relasi antaragama.Tak jarang, simbol pohon yang sama digunakan bersama oleh beberapa agama. Salah satunya Batang Garing. Pohon kehidupan masyarakat Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah ini tidak hanya dapat ditemui di balai Kaharingan tetapi juga bertengger di puncak masjid dan menjadi ornamen sakral di altar gereja.
Mengapa orang-orang “rasional” terbelah soal politik dan agama? Benarkah mereka rasional?
Madura merupakan mikrokosmos bagaimana Islam dan politik berbaur, berbentur, sekaligus berusaha membentuk hubungan yang saling menguntungkan.