Mengapa orang-orang “rasional” terbelah soal politik dan agama? Benarkah mereka rasional?
Madura merupakan mikrokosmos bagaimana Islam dan politik berbaur, berbentur, sekaligus berusaha membentuk hubungan yang saling menguntungkan.
Ketika Samuel Huntington memublikasikan Clash of Civilization? (1993), banyak akademisi dan publik internasional yang menarik kesimpulan bahwa karakter Islam tidak cocok dengan demokrasi liberal. Melalui investigasi terhadap “gerakan politik yang terinspirasi Islam” dalam konteks politik domestik Turki, Yavuz menunjukkan bahwa gerakan Islam politik juga kompatibel dengan demokrasi liberal.
Wednesday Forum, 17 November 2021, Speaker: Jesada Buaban (Ph.D. Student, ICRS )
Tidak mudah menjadi individu tak beragama di negara yang menjunjung ketuhanan sebagai salah satu dasarnya. Stigmatisasi dan diskriminasi terus membayangi. Lalu, bagaimana umat tak beragama di Indonesia menegosiasikan identitas tersebut?
This literature review is written within the context on how religion and interreligious dialogue in Indonesia respond to the ecological crisis. It also look for the possibilities of ecology becoming the main issue in interreligious dialogue and practice in Indonesia.