• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Student Satisfaction Survey
    • Academic Documents
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • bibi suprianto
  • bibi suprianto
Arsip:

bibi suprianto

Silek di Rantau: Membela Diri, Merawat Tradisi

PerspectivePerspective Friday, 29 September 2023

Silek di Rantau:
Membela Diri, Merawat Tradisi

Bibi Suprianto – 29 September 2023

Beberapa pekan silam kita dihebohkan dengan bentrok antarperguruan silat Indonesia di Taiwan yang berujung pada korban meninggal dunia. Fakta memalukan sekaligus memilukan ini secara tidak langsung membentuk citra negatif pencak silat sebagai ajang baku hantam. Padahal, bagi beberapa masyarakat adat di Indonesia, pencak silat bukan sekadar seni bela diri, melainkan bagian dari identitas dan tradisi.  

Silat, Rantau, dan Minangkabau

Salah satu kelompok masyarakat yang dekat dengan tradisi silat ialah Minangkabau di Sumatra Barat. Dalam tradisi Minangkabau, silat—yang disebut dengan silek—erat kaitannya dengan tradisi merantau. Silek merupakan bekal wajib bagi para lelaki yang akan meninggalkan kampung halamannya untuk mencari pengalaman hidup. Sebelum merantau, mereka harus belajar silek untuk membela diri dan melatih jasmani. Dalam tradisi Minangkabau, silek berbeda dengan mancak kendati bentuk gerakannya hampir serupa. Gerakan silek cenderung melumpuhkan lawan, sementara gerakan mancak untuk kepentingan hiburan dan pertunjukan seni. Sebagai bagian dari tradisi, silek diajarkan dan diwariskan turun-temurun melalui guru yang disebut tuo silek. Para pemuda Minang ini berlatih silek di surau biasanya saat malam hari sebelum jam 12 malam, ada juga beberapa latihan yang dilakukan di tengah terik siang. Pengajaran silek selalu dibarengi dengan pengajaran agama agar para pesilat tidak menyalahgunakan ilmu yang ia pelajari. Berbekal silek, para pemuda Minang diharapkan punya kemampuan untuk menjaga dirinya (panjago diri) di tanah perantauan. 

Tidak Cuma Saleh, Santri Juga Harus “Salih”

InterviewWawancara Wednesday, 3 May 2023

Tidak Cuma Saleh, Santri Juga Harus “Salih”:
Etika Lingkungan dalam Refleksi
K.H. Habib Abdus Syakur

Bibi Suprianto – 3 Mei 2023

Pada tahun 2021, Indonesia tercatat sebagai negara produsen sampah plastik terbanyak keempat di dunia. Bahkan, menurut salah satu penelitian terkini yang dimuat di IOPscience, Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik yang dibuang ke laut terbesar ke-2 setelah Cina. Data-data tersebut makin menguatkan temuan Kementerian Kesehatan pada 2018 yang mencatat rendahnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebersihan. Tentu saja ini bukanlah prestasi yang patut dibanggakan, apalagi Indonesia dikenal sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Fakta ini membuat kita patut bertanya, apakah Islam tidak mengajarkan soal menjaga lingkungan dan alam? Ataukah kesadaran umat beragamanya yang kurang? Lalu langkah kongkrit apa yang bisa dilakukan?

Menafsir Queer, Membuka Dialog Antaragama

Laporan Wednesday ForumWednesday Forum Report Wednesday, 12 April 2023

Menafsir Queer, Membuka Dialog Antaragama

Bibi Suprianto – 12 April 2023

Identitas queer di masyarakat terus mengalami dinamika sosial. Sebagian besar masyarakat masih menstigma identitas queer sebagai aneh dan tidak normal. Di saat yang sama, kelompok yang mengaku sebagai queer terus mengalami diskriminasi moral, sosial, maupun aktivitas keagamaan. Dinamika sosial ini telah terjadi di berbagai belahan dunia, tak terkecuali Indonesia. Di Aceh, Indonesia, misalnya. Pada 2017, pasangan queer di Kota Banda Aceh menjalani eksekusi berupa hukuman cambuk karena dianggap tidak bermoral dan hina. Kejadian ini membuat saya bertanya, apakah identitas queer tidak memiliki kebebasan dalam hak kehidupan sosial dan agama?

Ekopesantren: Menjadi Muslim, Menjadi Ekologis

Thesis Review Tuesday, 20 September 2022

Mengapa negeri dengan jumlah penduduk muslim terbesar ini, dengan puluhan ribu pesantren dan jutaan santri, yang ajarannya mengamanahkan manusia untuk menjaga bumi, malah membuat kerusakan lingkungan semakin menjadi-jadi? Apakah bagi umat Islam di Indonesia, ajaran mencintai lingkungan sebatas pengetahuan semata?

Instagram

For people who learn religious studies, it is comm For people who learn religious studies, it is common to say that "religion", as a concept and category, is Western modern invention. It is European origin, exported globally through colonialism and Christian mission. Despite its noble intention to decolonize modern social categories, it suffers from historical inaccuracy. Precolonial Islamic Malay and Javanese texts in the 16th and 17th century reflect a strong sense of reified religion, one whose meaning closely resembles the modern concept.

Come and join @wednesdayforum discussion at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
I N S P I R A S I Secara satir, penyandang disabil I N S P I R A S I
Secara satir, penyandang disabilitas baru mendapatkan sorotan ketika dia mampu berprestasi, mampu mengatasi segala rintangan dan kekurangan. Singkat kata, penyandang disabilitas kemudian menjadi sumber inspirasi bagi nondisabilitas. Budi Irawanto menyebutnya sebagai "inspirational porn". Simak ulasan lengkapnya di situs web crcs ugm.
Human are the creature who live between the mounta Human are the creature who live between the mountain and the sea. Yet, human are not the only one who live between the mountain and the sea. Human are the one who lives by absorbing what above and beneath the mountain and the sea. Yet, human are the same creature who disrupt and destroy the mountain, the sea, and everything between. Not all human, but always human. By exploring what/who/why/and how the life between the mountain and the sea is changing, we learn to collaborate and work together, human and non-human, for future generation—no matter what you belief, your cultural background.

Come and join @wednesdayforum with Arahmaiani at UGM Graduate School building, 3rd floor. We provide snacks and drinks, don't forget to bring your tumbler. This event is free and open to public.
R A G A Ada beberapa definisi menarik tentang raga R A G A
Ada beberapa definisi menarik tentang raga di KBBI. Raga tidak hanya berarti tubuh seperti yang biasa kita pahami dalam olah raga dan jiwa raga. Raga juga dapat berarti keranjang buah dari rotan, bola sepak takraw, atau dalam bahasa Dayak raga berarti satuan potongan daging yang agak besar. Kesemua  pengertian itu menyiratkan raga sebagai upaya aktif berdaya cipta yang melibatkan alam. Nyatanya memang keberadaan dan keberlangsungan raga itu tak bisa lepas dari alam. Bagi masyarakat Dondong, Gunungkidul, raga mereka mengada dan bergantung pada keberadaan telaga. Sebaliknya, keberlangsungan telaga membutuhkan juga campur tangan raga warga. 

Simak pandangan batin @yohanes_leo27  dalam festival telaga Gunungkidul di web crcs ugm
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju