• Tentang UGM
  • Portal Akademik
  • Pusat TI
  • Perpustakaan
  • Penelitian
Universitas Gadjah Mada
  • About Us
    • About CRCS
    • Vision & Mission
    • People
      • Faculty Members and Lecturers
      • Staff Members
      • Students
      • Alumni
    • Facilities
    • Library
  • Master’s Program
    • Overview
    • Curriculum
    • Courses
    • Schedule
    • Admission
    • Scholarship
    • Accreditation and Certification
    • Academic Collaborations
      • Crossculture Religious Studies Summer School
      • Florida International University
    • Academic Documents
    • Student Satisfaction Survey
  • Article
    • Perspective
    • Book Review
    • Event Report
    • Class Journal
    • Interview
    • Wed Forum Report
    • Thesis Review
    • News
  • Publication
    • Reports
    • Books
    • Newsletter
    • Monthly Update
    • Infographic
  • Research
    • CRCS Researchs
    • Resource Center
  • Community Engagement
    • Film
      • Indonesian Pluralities
      • Our Land is the Sea
    • Wednesday Forum
    • ICIR
    • Amerta Movement
  • Beranda
  • 2019

2019

  • 29 January 2019, 12.08
  • Oleh:
  • 0
No.DatePresenterTopic
16 December 2017 Rudolf DethuVive le Rock: Give Pop Culture a Chance!
229 November 2017 Farsijana Adeney RisakottaConstructing Ideas and Practices on Womanhood in Post-New Order Indonesia
322 November 2017 Wening UdasmoroMasculinities and Peacebuilding Process: The Role of Religious and Cultural Leaders in Aceh and Ambon
415 November 2017 Mark WoodwardMuhammadiyah in Singapore: Modernity and Muslim Purity Outside Indonesia
58 November 2017 Hans-Peter GrosshansPreparing the Modern World: The Historical and Cultural Significance of the Reformation
61 November 2017 Evi SutrisnoRitual in Disputes: Invention, Authority and Legitimacy in Indonesian Confucianism
725 October 2017 Bernard Adeney-RisakottaLiving in a Sacred Cosmos: Indonesia and the Future of Islam
818 October 2017 Gerrit SinggihWhy Do People Attack Stones?:
On Jan Assmann and Mnemohistory
911 October 2017 Maria (Deng) GiguientoHuman Centered Security: Reimagining Conflict Stakeholder Relationships
104 October 2017 Linda Yanti SulistiawatiLegal Pluralism in Adat Land Conflict Resolution
1127 September 2017 Mun'im SirryIslamic Christology:
A Starting Point for Interreligious Dialogue?
1220 September 2017 Arif Sugeng WidodoParticipation of Women in Villages to Change Patriarchal Culture
1313 September 2017 Haidar BagirReligion of Love: The Need for a Paradigm Shift in Islam
146 September 2017 Iqbal AhnafCan Weak States Be Complicit in Extremism?: Lessons from Yogyakarta
1530 August 2017Hew Wai WengSocial Media, Visual Dakwah and Islamist Persuasion in Indonesia Today
1623 August 2017Gde Dwitya MeteraDemocracy and Political Legal Secularism in Indonesia
1710 May 2017Edith DunnSacred Architecture and the Evolution of Symbols
183 May 2017Lisa StenmarkCan "Religion and Science" Be Postcolonial?
1926 April 2017Katrin BandelFrom a Convert's Perspective
2019 April 2017Anna M. MaćkowiakPerceiving Islam and Muslims in Poland
2112 April 2017Sawyer Martin FrenchIslamic Education in Yogyakarta's Public High Schools
225 April 2017Kelli SwazeyRe-membering the minority in Maluku’s Spice Islands
2329 March 2017Leonard C Epafras Religion and imagined micro-cosmopolitanism in Tantraz comic series
2422 March 2017Fatimah Husein & Martin Slama Between Wefies and Riya’: Online Piety in Indonesia Today
2515 March 2017Jonathan SmithFaith Communities Supporting Syrian Refugees in Jordan
268 March 2017Rachma IdaUnderstanding the Sunni-Shia conflict in Madura
271 March 2017Maria IngridDutch Missionary Wives in Indonesian Colonial Period
2822 February 2017Jeanny DhewayaniVoice vs Noise: Technology-Mediated Sound in Interfaith Dialogue
298 February 2017Nacim Pak-ShirazThe Qur'anic Epic in Iranian Cinema
301 February 2017Jonathan ZilbergThe Plural Imperative: How Can Indonesian Museums Advance Pluralism
3125 January 2017Wardah AlkatiriGreen Santri Network: An Indonesian Muslim Movement for Living Eco-Sustainability

Instagram

A R S I P Arsip-arsip Tionghoa di Nusantara adala A R S I P 
Arsip-arsip Tionghoa di Nusantara adalah ingatan yang bernafas pelan di antara debu dan waktu. Ia adalah sebuah fragmen tentang perjumpaan budaya, iman, dan keberanian untuk menetap di tanah yang kadang menolak untuk mengingat. Dalam lembar-lembar rapuh itu tersimpan bukan hanya doa dan bahasa, melainkan  juga cara bangsa ini bernegosiasi dengan lupa. 
CRCS UGM meluncurkan sebuah ruang arsip digital terkait agama dan budaya Tionghoa. Mari menyambut bersama ruang jumpa ini agar digitalisasi arsip tidak berhenti di bita-bita dunia maya. Dari kelenteng, rumah ibadah, hingga ruang digital, masa lalu menemukan napas barunya.
Bangsa yang Bergerak Setelah tujuh film panjang d Bangsa yang Bergerak

Setelah tujuh film panjang dan enam film pendek menjelajah layar dan ruang diskusi di berbagai penjuru tanah air dan dunia, kini Indonesian Pluralities hadir dengan kisah di baliknya. Buku ini menyingkap perjalanan riset, proses kreatif, dan refleksi yang tak sempat tertuang dalam medium film, disertai pula wawancara eksklusif, foto-foto, dan dokumentasi pemutaran.
Sebuah persembahan dari CRCS UGM, Pardee School of Global Studies Boston University, dan WatchdoC Documentary, dengan dukungan Henry Luce Foundation. Mari menelusuri bagaimana Indonesian Pluralities bergerak di layar, di lapangan, dan dalam kehidupan kita bersama.
K I S A H Sejarah perjuangan gender di Indonesia a K I S A H
Sejarah perjuangan gender di Indonesia adalah kisah panjang tentang tubuh, ingatan, dan perlawanan.
Kini, perjuangan itu hadir dalam banyak wajah: perempuan adat, gerakan queer, hingga ulama perempuan. Kesemuanya itu menantang warisan kolonialitas, patriarki, dan kapitalisme, sambil merumuskan ulang masa depan yang lebih adil bagi semua. 
Mari bergabung dalam ruang bincang lintas gerakan ini untuk menapaktilasi jejak perjuangan  dan menenun kembali makna kebebasan dan keadilan gender hari ini.

Selasa, 21 Oktober 2025, Pukul 15:15 WIB
di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM
B E R S I H “Bersih” tidak cukup berarti hanya B E R S I H
“Bersih” tidak cukup berarti hanya ramah lingkungan.
Energi yang benar-benar berkelanjutan juga harus adil bagi manusia dan semesta. Upaya penghadiran energi bersih sudah selayaknya menyatu dengan kearifan lokal, relasi sosial, dan spiritualitas yang hidup di dalamnya.
Mari bergabung dalam sesi ini untuk menimbang ulang makna “energi bersih” yang sejati:
energi yang tidak hanya mengalirkan listrik, tetapi juga kehidupan. ⚡️

Selasa, 21 Oktober 2025, Pukul 13:30 WIB
di Auditorium Sekolah Pascasarjana UGM
Follow on Instagram

Twitter

Tweets by crcsugm

Universitas Gadjah Mada

Gedung Sekolah Pascasarjana UGM, 3rd Floor
Jl. Teknika Utara, Pogung, Yogyakarta, 55284
Email address: crcs@ugm.ac.id

 

© CRCS - Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY